24
Baik anak perempuan maupun anak laki-laki dapat menjadi korban kekerasan seksual dan eksploitasi seksual walaupun sifat resiko dan jenis kekerasannya
berbeda. Bagi anak perempuan, kekerasan seksual merupakan sebuah bentuk kekerasan berbasis gender dan sering terkait erat dengan posisi lemah mereka dalam
masyarakat. Sedangkan bagi anak laki-laki, kekerasan seksual dipergunakan secara khusus terkait dengan isu-isu kejantanan dan seksualitas, juga turut memberikan
kontribusi terhadap sulitnya bagi anak laki-laki untuk mengungkapkan tentang pengalaman-pengalaman mereka dan bagi orang-orang dewasa untuk menyadari
bahwa anak laki-laki juga membutuhkan perlindungan.
2.2.1 Pelacuran Anak
Pelacuran anak terjadi ketika seseorang mengambil keuntungan dari sebuah transaksi komersial dimana seorang anak disediakan untuk tujuan-tujuan seksual.
Anak-anak tersebut dikendalikan oleh seorang perantara yang mengatur atau mengawasi transaksi tersebut atau oleh seorang pelaku eksploitasi yang bernegosiasi
langsung dengan anak tersebut. Anak-anak tersebut juga dilibatkan dalam pelacuran ketika mereka
melakukan hubungan seks dengan imbalan kebutuhan-kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal atau keamanan atau bantuan untuk mendapatkan nilai yang
tinggi di sekolah atau uang saku ekstra untuk membeli barang-barang konsumtif. Semua perbuatan ini dapat terjadi diberbagai tempat yang berbeda seperti lokalisasi,
bar, klub malam, rumah, hotel, atau di jalanan. Pelacuran anak kadang-kadang bukan sebuah aktivitas yang terorganisir tetapi biasanya memang sebuah aktivitas yang
terorganisir baik dalam skala kecil melalui germo perorangan atau dalam skala besar melalui jaringan kriminal.
25
Komite Hak Anak telah menemukan bahwa banyak negara yang belum memiliki ketentuan-ketentuan hukum yang layak untuk mendefenisikan dan
mengkriminalkan pelacuran anak sesuai dengan defenisi yang ada dalam Protokol Operasional KHA tentang Penjualan Anak, Pelacuran Anak, dan Pornografi Anak.
Ketika istilah ‘pelacur anak’ atau ‘pekerja seks anak’ dipergunakan, kesannya adalah bahwa seorang anak seolah-olah telah memilih pelacuran sebagai sebuah
pekerjaan atau profesi. Garis pemikiran ini menutupi kenyataan bahwa orang-orang dewasalah yang sebenarnya menciptakan permintaan atas anak-anak sebagai objek
seks dan mereka siap untuk menyalahgunakan kekuasaan dan keinginan mereka untuk mengambil keuntungan. Setiap negara yang telah meratifikasi KHA harus
menyadari bahwa anak-anak yang terlibat dalam pelacuran merupakan korban kejahatan eksploitasi seksual.
Perbedaan ini harus tercermin dalam hukum nasional. Di negara-negara dimana pelacuran dilegalkan atau tidak dianggap sebagai sebuah kejahatan, hukum
nasional harus berisi ketentuan-ketentuan yang berbeda yang melarang pelacuran anak dan memberikan hukuman terhadap orang-orang yang melakukan eksploitasi
terhadap anak-anak. Pelacuran anak dan perdagangan anak sangat erat kaitannya. Anak-anak bisa
berakhir dengan dilacurkan karena proses trafficking jika mereka di angkut di dalam atau melintasi batas negara untuk tujuan eksploitasi seksual. Pelacuran anak juga bisa
menjadi tujuan sebuah proses trafficking.
26
Anak-anak yang dieksploitasi dalam pelacuran juga bisa dimanfaatkan dalam pembuatan bahan-bahan pornografi atau semakin dieksploitasi dengan dimandaatkan
dalam pertunjukan-pertunjukan pornografi KONAS PESKA, 2010:58.
Tindakan yang ada dalam Protokol Opsional KHA tentang penjualan
anak, pelacuran anak dan pornografi anak
Penafsiran
Menawarkan Menanyakan kepada seseorang apakah
dia ingin melakukan hubungan seks dengan seseorang anak; mengiklankan
ketersediaan anak-anak sebagai mitra seks. Sebuah tawaran bisa terjadi dengan
berbagai cara, termasuk secara verbal atau melalui surat kabar, internet,
handphone atau bentuk komunikasi lain. Mendapatkan
Larangan untuk mendapatkan seorang anak untuk pelacuran ditujukan bagi
klien atau pelanggan seorang anak yang dilacurkan. Hal ini merujuk pada
transaksi dimana seseorang mendapatkan layanan seksual dari seorang anak.
Membeli Mengatur seorang korban anak agar
tersedia bagi seorang pelanggan,
27
misalnya dengan ‘membeli’ seorang anak untuk seseorang, atau mengatur seorang
anak untuk di bawa ke sebuah tempat khusus untuk mereka. Aktivitas ini
merujuk pada ‘penggermoan’. Memberi
Untuk membuat seorang anak tersedia bagi seseorang yang meminta. Itu dapat
digambarkan dengan orang tua atau sanak keluarga yang menjual seorang
anak untuk tujuan pelacuran atau kepada seorang pemilik lokalisasi yang
memberikan akses kepada seorang pelanggan untuk mendapatkan seorang
anak.
2.3 Faktor-faktor yang Menyebabkan Anak Menjadi Pekerja Seks Komersial