62
5.2.3 Informan III
Nama : AP
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 18 Tahun
Pendidikan : Tamat SMA
Alamat : Jalan Sisingamangaraja
Informan ketiga dalam penelitian ini adalah seorang laki-laki berusia 18 tahun. Ia berinisial AP dan sudah menyelesaikan pendidikannya di bangku SMA
tahun lalu. AP mengenal aktivitas seksual sejak ia kelas 6 SD. Saat itu ada tetangga rumahnya, seorang laki-laki yang berusia 20 tahunan menawarkan permen
kepadanya. Ia diajak ke rumah laki-laki tersebut dan memutarkan video porno. Seperti yang dijanjikan, si laki-laki tersebut akan memberikan AP permen apabila ia
mengoral kemaluannya. Akhirnya dengan iming-iming permen tadi, AP mau melakukannya. AP juga mendapatkan permen yang dijanjikan di awal. Dari sana
awalnya AP mulai menyukai sesama laki-laki. Setelah tamat SD, AP melanjutkan pendidikannya ke salah satu SMP negeri
di Kota Medan. AP memang hobby bermain futsal. Ia biasa bermain futsal dengan teman-temannya. Di salah satu lapangan futsal di daerah Sisingamangaraja, ia
bermain futsal dengan teman-temannya. Disana, ia dikenalkan dengan seorang laki- laki dewasa berusia 56 tahun yang sering mereka panggil Om Bobby oleh seorang
kakak kelasnya. Ternyata, kakak kelasnya tersebut dulu juga seperti dirinya, dikenalkan oleh kakak kelasnya yang lain sehingga cara ini menjadi tradisi turun
temurun bagi mereka yang sering bermain futsal di sana.
63
“Waktu itu dikenalkan kami bang sama kakak kelas sama Om Bobby. Waktu itu kami ada bertiga. Setelah kenalan kami dibawa naik mobilnya ke
rumahnya di Setia Budi. Disana dia mengoral kemaluan kami satu per satu. Setelah ‘nembak’ dia ngasih kami uang 300 ribu per orang. Siap itu kami
diantar pulang ngambil angkot.”
Setelah kejadian hari itu, AP sering dihubungi Om Bobby untuk melakukan hal serupa. Setiap mereka melakukannya, AP selalu diberi uang jajan. AP
berhubungan dengan Om Bobby sampai sekitar tiga bulan. Ia selalu dijemput Om Bobby di lapangan futsal, tempat mereka pertama kali bertemu. Begitu juga teman-
teman AP yang lainnya. Dengan Om Bobby AP mengaku hanya di oral oleh Om Bobby tanpa melakukan hubungan seksual lainnya.
Terbiasa dengan uang jajan berlebih dan kenikmatan yang AP dapatkan, AP mulai mencari-cari tamu untuk dilayaninya. Ia membuat akun Facebook yang berisi
foto-foto dirinya dengan tanpa busana dan seksi. Saat SMP, ia bisa melayani hingga tiga tamu dalam sehari. Biasanya, AP akan mendatangi rumah tamu yang
membutuhkan pelayannya atau ia di jemput di rumahnya. Hal inilah yang membuat orang tuanya tidak curiga. Sebab, ia selalu diijinkan untuk keluar rumah apabila
dijemput temannya ke rumah. AP tinggal bersama orang tuanya di Jalan Sisingamangaraja. Ayah dan
Ibunya sehari-hari berdagang bandrek tak jauh dari rumah mereka tinggal. Apabila AP pulang sekolah, ia sering membantu orang tuanya berjualan. Ia juga tidak
mengikuti les tambahan selain jam sekolah. Setiap hari, ia pulang sekolah tepat waktu, tidak pergi bersama teman-temannya sepulang sekolah. Namun, karena hanya
dia yang berada dirumah dan orang tuanya berjualan, ia sering merasa bosan di
64
rumah. Ia pergi keluar rumah dengan tidak berpamitan kepada orang tuanya. AP mengaku orang tuanya sudah maklum kalau anaknya bosan berada di rumah dan
pergi bermain keluar rumah ketika siang hari. AP menjadi PSK hanya dengan laki-laki saja. Ia tidak hanya berperan sebagai
perempuan saat melakukan hubungan seks, namun bisa juga sebagai laki-laki. Menurut penuturan AP, tergantung tamu yang memesannya, lebih sissy atau tidak
darinya. Beberapa syarat yang ia buat menjadi tamu yang dilayaninya adalah tidak tua, ganteng, dan tidak gendut. Berhubung ia memang menyukai laki-laki daripada
perempuan, ia selektif memilih tamu. Terkhusus untuk yang dia sukai, ia tak pernah menerima imbalan atas pelayanan yang ia berikan.
AP pernah berpacaran dengan mahasiswa salah satu universitas di Kota Medan. Biasanya mereka berpacaran di warnet dekat SMA-nya. Selama berpacaran,
AP selalu di biayai oleh pacarnya tersebut. Dengan pacarnya, AP juga sering melakukan hubungan seksual. Orang tuanya tidak mengetahui apa yang ia lakukan di
luar, namun teman-temannya tahu apa yang ia lakukan. Tidak ada aturan jam malam yang diberlakukan oleh orang tuanya yang penting AP selalu berpamitan kepada
orang tuanya meskipun harus menginap di tempat temannya. Teman-teman yang dekat dengan AP sebagian besar berusia lebih tua
darinya. Menurut AP berteman dengan teman-teman yang berusia lebih tua darinya lebih nyaman dan nyambung untuk bercerita. Mereka berasal dari tempat ia tinggal.
Teman-teman seumurannya juga banyak, namun tidak selalu ada menurut AP. “Kalau kawan untuk senang-senang kan banyak bang. Mereka tau aku
banyak uang pasti mendekat. Apalagi aku orangnya royal sama kawan bang.”
65
Menurut hasil wawancara peneliti dengan AP, dengan kemajuan teknologi sekarang prostitusi semakin banyak terjadi. Semakin banyak anak-anak seperti dia
yang menjajakan diri di media-media sosial. Namun dengan maraknya razia prostitusi online saat ini, AP bilang PSK-PSK online sepertinya semakin berhati-hati
menerima tamu. Selain itu, tarif yang biasa ia dapatkan tidak sebesar pertama kali ia menjadi PSK. Sekarang, 200 ribu rupiah sudah menjadi tarif tertinggi yang di
dapatkannya dari pelanggan. “Sekarang kita bersaing bang. Udah makin banyak yang ngasih dirinya
gratis. Apalagilah yang bayar kayak kita ini. Cuma dibayar cepek aja pun udah lumayan bang.”
Selain menjadi PSK, kini AP pun mulai menjaring anak-anak yang lebih muda darinya menjadi PSK. Ada tiga orang anak yang masih duduk di bangku SMP
yang kini ditawarkannya kepada tamu. JS ada salah satu anak yang ditawarkan AP. Namun, anak-anak yang ditawarkannya ini hanya berperan sebagai laki-laki. Karena
menurutnya anak-anak tersebut hanya mau enaknya aja dan dapat uang jajan. AP bukanlah PSK yang nongkrong di tempat-tempat hiburan malam. Ia lebih
senang online di warnet atau melalui handphone-nya di rumah, sebab ia harus sambil membantu orang tuanya. Selain itu, ia memanfaatkan beberapa aplikasi chatting
khusus sesama laki-laki seperti Grindr. Karena ia telah tamat SMA, sehabis lebaran tahun ini ia akan pergi ke Batam untuk mencari pekerjaan.
66
5.2.4 Informan IV