tinggi jatuh bandul hingga benda uji patah. Energi yang dapat diserap suatu benda uji akan bertambah seiring dengan kenaikan suhu pada saat pengujian dilakukan.
2.1.2.2 Tegangan Multiaksial
Untuk tiap kondisi tegangan multiaksial, diperlukan definisi leleh yang jelas, definisi ini dinamakan kondisi leleh yang merupakan suatu persamaan interaksi
antara tegangan-regangan yang bekerja. Kriteria leleh untuk kondisi tegangan triaksial menurut Huber
– von Mises – Hencky adalah: e
2
= [
1 – 2
2
+
2 – 3
2
+
3 – 1
2
] ≤ fy
2
2.1 Modulus Geser G, dirumuskan sebagai G =
2.2 dengan E adalah modulus elastis bahan, u adalah angka Poisson u = 0.3
2.2 Komponen Struktur 2.2.1 Batang Tarik
Batang tarik sangat efektif dalam memikul beban. Batang ini dapat terdiri dari profil tunggal ataupun profil-profil tersusun. Contoh-contoh penampang batang tarik
adalah profil bulat, pelat, siku, siku ganda, siku bintang, kanal, WF, dan lain-lain dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Beberapa penampang batang tarik
2.2.1.1 Tahanan Nominal
Menurut SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 dinyatakan bahwa semua komponen struktur yang memiliki gaya tarik aksial terfaktor sebesar Tu, maka harus memenuhi:
Tu ≤ ϕ Tn
2.3 Bila kondisi leleh yang menentukan, maka tahanan nominal, Tn, dari batang
tarik memenuhi persamaan: Tn = A
g
f
y
2.4 Bila kondisi fraktur pada sambungan yang menentukan, maka tahanan
nominal Tn, dari batang tersebut memenuhi persamaan : Tn = A
e
f
u
2.5 Dengan ϕ adalah faktor tahanan, yang besarnya adalah:
Φ = 0,90 untuk kondisi leleh
Φ = 0,75 untuk kondisi fraktur
Faktor tahanan untuk kondisi fraktur diambil lebih kecil daripada untuk kondisi leleh, sebab kondisi fraktur lebih getasberbahaya, dan sebaiknya tipe
keruntuhan jenis ini dihindari.
2.2.1.2 Geser Blok Block Shear
Sebuah elemen pelat tipis menerima beban tarik yang disambungkan dengan alat pengencang. Tahanan dari komponen tarik tersebut ditentukan oleh kondisi batas
sobek, atau sering disebut geser blok lihat gambar 2.5. Pada tahanan nominal tarik dalam keruntuhan geser blok berlaku persamaan:
1. Geser Leleh - Tarik Fraktur fu . Ant ≥ 0,6.fu.Anv
Tn = 0,6.fy.Agv = fu.Ant 2.6
2. Geser Fraktur – Tarik Leleh fu.Ant 0,6.fu.Anv
Tn = 0,6.fu.Anv + fy.Agt 2.7
dengan: Agv = luas kotor akibat geser Agt = luas kotor akibat tarik
Anv = luas netto akibat geser