Beban Terpusat pada Balok

Gambar 2.8 Balok dengan beban terpusat N = pa njang dukung ≥ k k = jarak dari muka sayap terluar ke kaki lengkungan badan yang diberikan dalam AISC Manual dengan dimensi penampang R = beban terpusat yang disalurkan ke gelegar 3. Lipat pada web 4. Tekuk web bergoyang Dalam perhitungan tekuk web bergoyang, gambar diasumsikan seperti tampak pada gambar 2.9. 2.17 Gambar 2.9 Tekuk web bergoyang Ada dua kasus pada tekuk web bergoyang: a. Bila sisi tekan flens dikekang terhadap rotasi pada posisi kerja Ru : untuk ≤ 2,3 b. Jika sisi tekan flens tak dikekang terhadap rotasi Untuk ≤ 1,7 2.18 2.19 5. Lentur pada pelat web

2.4 Sambungan Baut

Baut mutu normal dipasang kencang tangan. Baut mutu tinggi mula-mula dipasang kencang tangan, kemudian diikuti ½ putaran lagi turn-of- the-nut method. Dalam tabel 2.2 ditampilkan tipe-tipe baut dengan diameter, proof load, dan kuat tarik minimumnya. Tabel 2.2 Tipe-tipe Baut Tipe Baut Diameter mm Proof Stress MPa Kuat Tarik Min. MPa A307 A325 28.6 – 38.1 A490 6,35 – 104 12,7 – 25,4 510 12,7 – 38,1 - 585 725 825 60 825 - 1035 Sambungan baut mutu tinggi dapat didesain sebagai sambungan tipe friksi jika dikehendaki tak ada slip atau juga sebagai sambungan tipe tumpu.

2.4.1 Tahanan Nominal Baut

Suatu baut yang memikul beban terfaktor, Ru, sesuai persyaratan LRFD harus memenuhi: Ru ≤ ϕ. Rn 2.21 dengan Rn adalah tahanan nom inal baut sedangkan ϕ adalah faktor reduksi yang diambil sebesar 0,75. Besarnya Rn berbeda-beda untuk masing-masing tipe sambungan. 2.20

2.4.2 Tahanan Geser Baut

Tahanan nominal satu buah baut yang memikul gaya geser memenuhi persamaan: Rn = m. r 1. f u b . A b 2.22 Dengan: r1 = 0,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser r1 = 0,4 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser f u b = kuat tarik baut MPa A b = luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir m = adalah jumlah bidang geser

2.4.3 Tahanan Tarik Baut

Baut yang memikul gaya tarik tahanan nominalnya dihitung seperti persamaan 2.23. Rn = 0,75 f u b . A b 2.23 Dengan: f u b = kuat tarik baut MPa A b = luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir

2.4.4 Tahanan Tumpu Baut

Tahanan tumpu nominal tergantung kondisi yang terlemah dari baut atau komponen pelat yang disambung. Besarnya ditentukan seperti persamaan 2.24. Rn =2,4. d b. t p . f u 2.24 Dengan: d b = diameter baut pada daerah tak berulir t p = tebal pelat f u = kuat tarik putus terendah dari baut atau pelat

2.5 Balok Kolom

Pada suatu komponen struktur terkadang efek gaya aksial maupun momen lentur tidak dapat diabaikan salah satunya. Kombinasi dari gaya aksial dan momen lentur tersebut dipertimbangkan dalam proses desain komponen struktur yang sering