35
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lingkup Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan merupakan perencanaan importif yaitu perencanaan
yang ditujukan
untuk meningkatkan,
memperbaiki dan
menyempurnakan keadaan dengan mencari review dari berbagai sumber yang relevan. Perencanaan ini dilakukan berdasarkan kajian pustaka pada beberapa buku
referensi, jurnal, dan Standard Nasional Indonesia SNI tentang peraturan bangunan baja sebagaimana tertera pada daftar pustaka.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan sebagai pendukung tercapainya perencanaan frame pengujian secara teoritis antara lain :
1. Alat uji tarik baja untuk mengetahui kapasitas kekuatan baut sebagai alat
sambung. 2.
Bahan yang diperlukan dalam perencanaan yaitu gambar rencana dan perhitungan rencana.
3.3 Metodologi Penelitian
Kegiatan dilakukan dengan beberapa tahapan, antara lain perencanaan, perakitan, analisa kapasitas rangka frame, pengujian, dan pembahasan.
3.3.1 Perencanaan
Gambar-gambar yang didapat baik dari pengamatan langsung maupun referensi dari berbagai sumber digunakan sebagai acuan perencanaan. Perencanaan
meliputi desain gambar 2 dimensi dan 3 dimensi dengan menginput data-data dari profil WF 300.150.9.9 yang telah ditentukan sebelumnya. Karena perencanaan ini
merupakan bagian dari redesain dari rangka frame sebelumnya, maka ada sebagian bentang yang disusun dari profil baja frame tersebut untuk melengkapi kekurangan
profil yang ada. Profil yang digunakan pada desain frame sebelumnya yaitu profil Canal 150.75.9.12,5.
3.3.2 Perakitan
Kegiatan perakitan dilakukan sesuai dengan gambar rencana yang ada. Tahap perakitan dimulai dengan memotong profil WF 300.150.9.9 sesuai dimensi rencana.
Kebutuhan profil untuk perancangan adalah 20 meter. Profil WF yang tersedia ada 3 lonjor, dimana untuk setiap lonjornya memiliki panjang 6 meter, maka total panjang
yang bisa terpenuhi hanya 18 meter. Untuk melengkapi kekurangan bentang yang belum tersambung, disusunlah profil kanal yang ada secara kopel. Profil kanal kopel
ini diletakkan dibagian bentang melintang rangka frame bagian atas. Tahap selanjutnya dari kegiatan perakitan adalah melakukan pelubangan pada titik-titik
yang digunakan sebagai lokasi sambungan. Untuk menghindari kesalahan perakitan, dilakukan simulasi penyambungan pada masing-masing profil terpotong yang sudah
berlubang.
3.3.3 Analisa Kapasitas Rangka Frame
Untuk mengetahui kapasitas dari rangka frame yang telah dirakit, maka dilakukanlah
penghitungan dari
masing-masing element
pembentuknya. Penghitungan itu meliputi antara lain kekuatan profil terhadap tekan, kekuatan profil
terhadap tarik, tinjauan kekuatan komponen struktur lentur yang didefinisikan dengan adanya lendutan, serta perencanaan dari kekuatan sambungan. Setelah semua
komponen pendukung tercapainya kapasitas rangka frame diketahui, maka komponen pendukung lainya yang juga diperlukan yaitu desain pondasi. Meskipun dalam hal ini
peran pondasi tidak begitu signifikan, namun ini adalah salah satu alternatif yang sangat mendukung dalam kurun waktu yang lama. Beratnya rangka frame yang ada,
memugkinkan untuk terjadinya settlement pada daerah alasnya. Yang mana jika hal ini sampai terjadi, dikhawatirkan akan menimbulkan efek pembacaan hasil
pengukuran pada benda uji yang dilakukan. Oleh karena itulah untuk perencanaan desain pondasi harus tetap ada.