Ant = 37.tp
= 37.9 = 333 mm2 Ubs ditentukan dengan nilai 1
Sehingga, Rn
= 0.6.Fu.Anv + Ubs.Fu.Ant ≤
0.6.fy.Agv + Ubs.Fu.Ant = 0,6.370.999 + 1.370.333
≤ 0.6.240.200.10 + 1.370.333
Rn = 344988 N
≤ 382410 N
34,49 ton ≤
38,24 ton Kuat geser didasarkan pada kuat nominal sambungan terhadap keruntuhan
geser blok dengan nilai terkecil, sehingga : Rn = 34,49 ton
Terdapat tiga kondisi batas untuk menghitung kuat sambungan, yaitu 1.
Kuat tumpu profil :
35,165 ton 2.
Kuat geser baut :
25,076 ton menentukan
3. Kuat geser blok
: 34,499 ton
Dari tiga kondisi batas tersebut, dipilih kuat nominal terkecil , yaitu dari kondisi batas kuat geser baut 25,076 ton. Jadi dapat ditentukan untuk kuat sambungan
sebesar Pu = ΦRn = 18,807 ton.
4.3.4.4 Tinjau kapasitas batang tarik profil siku L 90.90.9
An = Ag-luas lubangtebal pelat
= 1316 mm2 Ae
= UAn U = 1-xL = 0,63
= 0,631316 mm2 = 829,08 mm2 Kapasitas tarik dari kriteria leleh penampang utuh :
Φ Pn = 0.9.fy.Ag = 334.800 N = 33,48 ton
Kapasitas tarik dari kriteria fraktur penampang berlubang : Φ Pn = 0.75.fu.Ae
= 230.069,7 N = 23 ton Kesimpulan :
1. Kuat batang tarik
= 37,957 ton
2. Kuat sambungan
= 18,807 ton
Kuat batang tarik kuat sambungan, sehingga dapat disimpulkan bahwa sambungan tidak mencukupi untuk mendukung kinerja batang tarik, maka harus
didesain ulang.
4.3.4.5 Tinjau End-Plate
Untuk melakukan perhitungan kapasitas end-plate, terlebih dahulu mengasumsikan bahwa sambungan mempunyai kuat minimal sama dengan kuat
balok. Mu = Φ.Mp =
Φ.Zx.fy =
0,9493314240106 =
106555824 Nmm
= 106,55
kNm Digunakan
ϕ baut ASTM A325 : Tu
= Mud-tf = 106,55300-9 = 366,17 kN 4 baut = 36,62 ton 4 baut
Pt Tu4 91,54 kN baut Kuat sambungan :
Mnp = 2Pt. d
Pt = Ab.Fub = 2313451228,5
= 379,94825 = 313451 MPa
=
143246879 Nmm d = 165+68-4,5 = 228,5 mm
ΦMnp = 0,75143246879 = 107435159 Nmm
= 107,435 kNm = 10,74 tonm Syarat
ΦMnp Mu
107435159 106555824
OK Untuk deskripsi detail dari perhitungan di atas, lihat gambar 4.13.
4.4 Pondasi
4.4.1 Data Tanah
Pada struktur frame yang terdapat di laboratorium struktur teknik sipil Universitas Jember diletakkan begitu saja di atas lantai. Tidak ada landasan guna
menanggulangi terjadinya settlement dikemudian hari. Karena jika dianalisa lebih lanjut, luas penampang frame yang menapak pada lantai tidaklah luas, hal ini karena
landasan yang digunakan adalah bagian penampang melintang dari profil WF tersebut. Untuk mengatasi terjadinya settlement dikemudian hari serta memperkuat
frame dari pengaruh pengujian yang overload, maka direncankanlah pondasi. Dalam perencanaan pondasi, diperlukan data tanah lingkungan sekitar ditentukannya pondasi
Gambar 4.13 Detail End Plate