Populasi dan Pengambilan Sampel 1. Populasi dan sampel Validitas, Reabilitas, dan Uji Daya Beda Alat Ukur

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan belajar yang dikehendaki yaitu prestasi yang tinggi. Data mengenai motivasi belajar ini diperoleh dari skala psikologis yang disusun sendiri oleh peneliti. Skor total merupakan petuntuk tinggi rendahnya tingkat motivasi belajar. Semakin tinggi skor skala motivasi belajar maka semakin tinggi pula motivasi belajar siswa. Sebaliknya, semakin rendah skor skala motivasi belajar maka semakin rendah motivasi belajar siswa.

C. Populasi dan Pengambilan Sampel 1. Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 7 tujuh Internasional Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 1 Medan. Alasan peneliti memilih populasi kelas 7 Internasional Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 1 Medan adalah selain karena alasan izin dari pihak sekolah, dikelas 7 Internasional juga terdapat seorang guru bahasa Mandarin yang mengajar di tiga kelas tersebut dan menurut para siswa guru tersebut sering memberikan humor di kelas sehingga siswa senang mengikuti pelajaran bahasa Mandarin. Di sekolah tersebut untuk kelas 7 tujuh terdiri dari 3 kelas dan masing- masing kelas terdiri dari 22 siswa, jadi jumlah seluruh populasi adalah 66 orang. Di kelas Internasional setiap kelas mempunyai nama tersendiri yaitu kelas Pascal, kelas Einsten, dan kelas Celcius. Seluruh anggota populasi diikutsertakan dalam penelitian, karena perneliti mampu menjangkau seluruh populasi. Jadi di dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan tehnik pengambilan sampel.

D. Instrumen yang digunakan

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala untuk mengukur motivasi belajar dan skala persepsi siswa terhadap sense of humor guru yang akan dikenakan kepada siswa.

1. Pengukuran persepsi siswa terhadap

sense of humor guru Persepsi siswa terhadap sense of humor guru adalah tanggapan atau penilaian yang diberikan siswa terhadap kemampuan seorang guru untuk mengapresiasikan, menciptakan, dan mengekspresikan humor dalam menjalankan tugasnya guna mengundang perasaan senang terhadap siswa tanpa mengakibatkan siswa terluka secara fisik maupun psikis. Skala persepsi siswa terhadap sense of humor guru disusun berdasarkan aspek-aspek sense of humor yang dikemukakan oleh Thorson Powell 1997 menyatakan empat aspek penting Sense of humor, yang terdiri dari: a. Humor production Kemampuan untuk menemukan humor pada setiap peristiwa dan berhubungan dengan perasaan diterima oleh lingkungan. b. Coping with humor Bagaimana individu menggunakan humor untuk mengatasi emosional dan situasi yang mengandung stressful pada individu. c. Humor appreciation Kemampuan untuk mengapresiasikan humor yang dihubungkan dengan internal locus of control seseorang, sebuah indikasi dari seberapa banyak individu mempersepsikan setiap peristiwa lucu sebagai bagian dari perilaku orang lain. d. Attitude toward humor Kecenderungan untuk tersenyum atau tertawa pada setiap situasi yang lucu. Skala persepsi terhadap sense of humor guru menggunakan model skala Likert. Peneliti menggunakan 4 pilihan jawaban, yaitu SS sangat setuju, S setuju, TS tidak setuju, dan STS sangat tidak setuju. Penilaian bergerak dari 4 sampai 1 untuk aitem-aitem yang favorable dan 1 sampai 4 untuk aitem-aitem yang unfavorable. Skala persepsi terhadap sense of humor memiliki distribusi aitem-aitem seperti tertera dalam tabel 1 di bawah ini : Tabel 2. Blue Print Skala Persepsi Siswa Terhadap Sense of Humor Guru No Aspek Favorable Unfavorable Total 1 Humor production 1, 9, 17, 25, 33 5, 13, 21, 29, 37 10 2 Coping with humor 2, 10, 18, 26, 34 6, 14, 22, 30, 38 10 3 Humor appreciation 3, 11, 19, 27, 35 7, 15, 23, 31, 39 10 4 Attitude toward humor 4, 12, 20, 28, 36 8, 16, 24, 32, 40 10 Total 20 20 40 Subyek dalam penelitian dikatekorikan berdasarkan mean empirik dengan kategorisasi berdasar model distribusi normal. Subyek digolongkan kedalam dua kategori Sudijono, 1987, yaitu : Persepsi Positif : x ≥ x + 0.25 SD Persepsi Negatif : x x+ 0.25 SD Keterangan : x = Mean Empirik SD = Standar Deviasi Empirik

2. Pengukuran motivasi belajar siswa

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan belajar yang dikehendaki yaitu prestasi yang tinggi. Skala motivasi belajar dibuat berdasarkan aspek motivasi belajar yang dikemukakan oleh Santrock 2004, yaitu : a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik melibatkan motivasi internal untuk melakukan sesuatu karena keinginannya sendiri. Terdapat dua tipe dari motivasi intrinsik yang dikemukakan Santrock 2004, yaitu : 1. Motivasi intrinsik berdasarkan penentuan diri dan pemilihan pribadi. Siswa percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena keinginan mereka sendiri, bukan karena adanya penghargaan dari luar eksternal. 2. Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman optimal melibatkan perasaan senang dan menikmati sesuatu secara mendalam. Csikszentmihalyi dalam Santrock, 2004 menggunakan istilah flow untuk menggambarkan pengalaman optimal dalam hidup, dan menemukan keadaan flow paling sering terjadi ketika seseorang mengembangkan perasaan menguasai mampu melakukan sesuatu dan konsentrasi penuh sementara mereka terlibat dalam suatu kegiatan. Keadaan flow juga terjadi ketika seseorang sedang melakukan sesuatu tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit, tetapi juga tidak terlalu mudah. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk memperoleh sesuatu yang lain suatau alat untuk mencapai tujuan. Motivasi ekstrinsik seringkali dipengaruhi oleh ganjaran eksternal, seperti pemberian hadiah dan hukuman. Skala motivasi belajar menggunakan model skala Likert. Peneliti menggunakan 4 pilihan jawaban, yaitu SS sangat sesuai, S sesuai, TS tidak sesuai, dan STS sangat tidak sesuai. Penilaian bergerak dari 4 sampai 1 untuk aitem-aitem yang favorable dan 1 sampai 4 untuk aitem-aitem yang unfavorable. Skala motivasi belajar memiliki distribusi aitem-aitem seperti tertera dalam tabel di bawah ini : Tabel 3. Blue Print Skala Motivasi Belajar Sebelum Diuji Coba No Aspek Favorable Unfavorable Total 1 Motivasi intrinsik 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22 22 2 Motivasi ekstrinsik 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42 20 Total 22 20 42 Subyek dalam penelitian ini dikategorikan berdasarkan mean empirik dengan kategorisasi berdasar model distribusi normal. Subyek digolongkan kedalam tiga kategori Azwar, 2005, yaitu : Motivasi Rendah : x x– 1.0 SD Motivasi Sedang : x – 1.0 SD ≤ x x + 1.0 SD Motivasi Tinggi : x+ 1.0 SD ≥ x

D. Validitas, Reabilitas, dan Uji Daya Beda Alat Ukur

1. Validitas alat ukur Pengujian validitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji coba alat ukur dalam menjalankan fungsinya. Validitas isi adalah sejauh mana suatu tes yang merupakan seperangkat soal, dilihat dari isinya benar-benar mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur Hadi, 2000. Validitas isi juga merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional dari profesional judgement Azwar, 2005. Dalam penelitian ini, peneliti meminta profesional judgement dari dosen Pembimbing Skripsi. 2. Reliabilitas alat ukur Reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda Hadi, 2000. Reliabilitas alat ukur menunjukkan yang dapat dilihat dari koefisien reabilitas merupakan indikator konsistensi butir-butir pernyataan tes dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama. Reliabilitas alat ukur ini sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 2000. Dalam penelitian ini teknik reabilitas yang digunakan adalah teknik satu kali pengukuran atau disebut juga konsistensin internal. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik koefisien alpha dari Cronbach. 3. Uji Daya beda Setiap aitem pada kedua skala dalam penelitian ini diberi skor pada level interval, oleh karena itu uji daya beda aitem kedua skala pada penelitian ini menggunakan formula koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Sebagai kriteria pemilihan aitem total, biasanya digunakan batasan r ≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Apabila kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi yang rendah Azwar, 2005. Untuk itu peneliti menggunakan r ≥ 0,30 agar aitem yang di gunakan nantinya dalam penelitian memiliki daya beda yang dianggap memuaskan. Jadi aitem yang nilai koefisien korelasi aitem total setelah dikoreksi 0,30, aitem tersebut dianggap gugur dan tidak dimasukkan kedalam skala penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment untuk mengukur daya beda item dengan bantuan program SPSS Statistical Package fos Social Sciences 16.0 for Windows. F. Hasil Uji Coba Alat Ukur Kedua skala yang digunakan dalam penelitian ini diujicobakan pada 123 orang siswa kelas 7 Sekolah Penengah Pertama Negeri 1 Medan, yang berasal dari 3 kelas yaitu 7A sebanyak 42 orang, kelas 7B sebanyak 40 orang, dan 7C siswa yang hadir sebanyak 41 orang. Pemilihan 3 kelas dari 6 kelas yang ada untuk kelas 7 SMP negeri 1 Medan dilakukan peneliti dengan menggunakan tehnik purposive sampling dengan alasan karakteristik dari 3 kelas yang dipilih peneliti sama dengan 3 kelas yang lain yaitu berada pada usia 11-13 tahun dan diajar oleh guru Bahasa Mandarain yang sama. 1. Skala Persepsi Siswa terhadap Sense of Humor Guru Skala ini terdiri dari 40 aitem yang terbagi menjadi 20 aitem yang favourable dan 20 aitem yang unfavourable. Setelah dilakukan analisis pertama diperoleh Nilai Cronbach’s Alpha 0,869. Kemudian peneliti membuang aitem yang nilai koefisien korelasi aitem total setelah dikoreksi 0,30. Terpilihlah 25 aitem, yang kemudian dilakukan analisis kedua diperolehlah nilai Cronbach’s Alpha 0,868 dengan indeks diskriminasi aitem yang berkisar antara Berikut distribusi aitem-aitem Skala Persepsi Siswa terhadap Sense of Humor Guru setelah diujicoba. Tabel 4. Blue Print Skala Persepsi Siswa terhadap Sense of Humor Guru Setelah Uji Coba No Aspek Favorable Unfavorable Total 1 Humor production 6, 11, 26, 36 2, 16, 21, 31, 37 9 2 Coping with humor 12, 27, 32 17, 33, 38 6 3 Humor appreciation 23, 28 14, 24, 29 5 4 Attitude toward humor 15, 34 10, 25, 30 5 Total 12 13 25 2. Skala Motivasi Belajar Skala ini terdiri dari 42 aitem yang terbagi menjadi 22 aitem yang favourable dan 20 aitem yang unfavourable. Pada analisis pertama, dari 42 aitem yang dianalisis diperoleh Nilai Cronbach’s Alpha 0,928. Kemudian peneliti membuang aitem yang nilai koefisien korelasi aitem total setelah dikoreksi 0,30. Terpilihlah 37 aitem, yang kemudian dilakukan analisis kedua diperolehlah nilai Cronbach’s Alpha 0,936 dengan indeks diskriminasi aitem yang berkisar antara 0.306 hingga 0.729. Berikut adalah distribusi aitem-aitem skala motivasi belajar setelah uji coba. Tabel 5. Blue Print Skala Motivasi Belajar Setelah Uji Coba No Aspek Favorable Unfavorable Total 1 Motivasi intrinsik 1, 5, 9, 13, 16, 17, 25, 26, 32, 35, 38, 42 3, 8, 11, 20, 21, 23, 28, 31, 36, 41 22 2 Motivasi ekstrinsik 2, 10, 15, 19, 29, 34, 40 4, 6, 12, 14, 22, 27, 30, 37 15 19 18 37

G. Prosedur Penelitian