dan variabel motivasi belajar juga menunjukkan sebaran normal dengan nilai Z = 0.672 dengan p0.05 lihat lampiran D.
Berdasarkan analisis tersebut, maka variabel persepsi siswa terhadap sense of humor guru dengan motivasi belajar mengikuti sebaran normal.
2. Uji Linearitas Hubungan
Hasil uji liniearitas dengan menggunakan teknik uji F. Dari hasil uji linearitas diperoleh nilai F = 4.756 dengan nilai signifikansinya p = 0.033 lihat
lampiran D. Karena nilai p dari uji F 0.05 maka dapat dikatakan bahwa variabel persepsi siswa terhadap sense of humor guru dengan motivasi mempunyai
hubungan yang linear.
3. Hasil Utama Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk melihat hubungan antara persepsi siswa terhadap sense of humor guru dengan motivasi belajar. Dari
hipotesis penelitian yang diajukan pada BAB II yaitu ” Ada hubungan yang positif antara persepsi siswa terhadap sense of humor guru dengan motivasi belajar”.
Artinya semakin positif tinggi persepsi siswa terhadap sense of humor guru, maka semakin tinggi motivasi belajar siswa ; demikian pula sebaliknya, semakin
rendah negatif persepsi siswa terhadap sense of humor guru, maka semakin rendah motivasi belajarnya.
Untuk pengujian statistik dilakukan perumusan hipotesis statistik, yaitu : a. Ho Hipotesis Nihil : p0 ; artinya tidak ada hubungan antar persepsi
siswa terhadap sense of humor guru dengan motivasi belajar.
b. Ha Hipotesis Alternatif : p0; artinya: ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap sense of humor guru dengan motivasi belajar.
Dari hasil pengujian statistik didapat koefisien korelasi r sebesar 0.265 dengan taraf signifikansi p = 0.033 lihat lampiran D dengan syarat
hubungan linier adalah p0.005. Hal ini menunjukkan hubungan yang signifikan dan menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima; yang
artinya ada hubungan yang positif antara persepsi siswa terhadap sense of humor guru dengan motivasi belajar. Hadi 1989 menyatakan bahwa nilai
r yang terletak diantara 0.2000 sampai dengan 0.4000 tergolong kepada korelasi yang rendah. Jadi dengan nilai r = 0.265 dapat disimpulkan bahwa
hubungan kedua variablel persepsi siswa terhadap sense of humor guru dengan motivasi belajar tergolong rendah.
4. Deskripsi Data Penelitian
Berdasarkan deskripsi data penelitan dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kategorisasi. Azwar 2005 menyatakan bahwa kategorisasi
ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal. a. Skala Persepsi Siswa Terhadap Sense of Humor Guru
Tabel 8 Deskripsi Skor Skala Persepsi Terhadap Sense of Humor Guru
N Min.
Maks. Mean
SD Nilai Empirik
65 61
97 79.48
8.21 Nilai Hipotetik
65 25
100 62.5
12.5
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa mean empirik skala persepsi siswa terhadap sense of humor guru adalah 79.48 dengan SD empirik
8.21 dan mean hipotetik 62.5 dan SD hipotetik 12.5. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dengan mean skor hipotetik menunjukkan bahawa secara rata-
rata sebyek penelitian memiliki persepsi terhadap sense of humor guru yang lebih baik dari populasinya secara umum.
Dari mean empirik sebesar 79.48 dan standar deviasinya sebesar 8.21, maka dapat dibuat kategorisasi persepsi terhadap sense of humor guru seperti
yang tercantunm pada tabel 9 berikut ini. Tabel 9
Variabel Kategorisasi Data Empirik Variabel Persepsi Terhadap Sense of Humor Guru
Kategori Rentang Nilai
Frekuensi Persentase
Persepsi Posistif
X ≥ 82
25 38.46
Negatif X 82
40 61.54
Dari tabel 4 di atas dapat diperoleh bahwa sebagian besar sunyek penelitian memiliki persepsi yang negatif terhadap sense of humor guru yaitu sebanyak 38
orang 61.54.
b. Skala Motivasi Belajar
Tabel 10 Deskripsi Skor Skala Motivasi Belajar
N Min.
Maks. Mean
SD Nilai Empirik
65 67
145 110.74
13.84 Nilai Hipotetik
65 37
148 92.5
18.5
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa mean empirik skala motivasi belajar adalah 110.74 dengan SD empirik 13.84 dan mean hipotetik 92.5
dan SD hipotetik 18.5. Hasil perbandingan antara skor mean empirik dengan mean skor hipotetik menunjukkan bahawa secara rata-rata sebyek penelitian memiliki
motivasi belajar yang lebih baik dari populasinya secara umum. Dari mean empirik sebesar 110.74 dan standar deviasinya sebesar 13.84,
maka dapat dibuat kategorisasi motivasi belajar seperti yang tercantum pada tabel 6 berikut ini.
Tabel 11 Kategorisasi Data Empirik Variabel Motivasi Belaja
Variabel r
Kategori Rentang Nilai
Frekuensi F Persentase
Rendah X 97
7 10.77
Motivasi Sedang
97 ≤ X 125
48 73.85
Tinggi 125
≤ X 10
15.38 Dari tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa sebagaian besar subyek penelitian
termasuk kedalam kategori sedang untuk variabel motivasi belajar, yaitu sebanyak 48 orang 73.85.
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
A. Kesimpulan