Faktor yang mempengaruhi persepsi Pengertian siswa remaja

Lindgren dalam Gufron, 2003 menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi dan pemahaman mereka terhadap situasi yang dikaitkan dengan tujuan. Perilaku seseorang dapat diprediksi apabila diketahui bagaimana individu mempersepsikan situasi dan apa yang diharapkan. Perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi mengenai diri mereka dan lingkungan sekitarnya, sehingga apa yang dilakukan merupakan cerminan dari lingkungan sekitarnya, dan persepsi dapat mempengaruhi perilaku. Persepsi merupakan salah satu prediktor perilaku. Persepsi seseorang bisa positif maupun negatif. Seperti dikemukanan oleh Fiske dalam Hogg, 2002 bahwa informasi negatif mengarah pada persepsi yang negatif, sebaliknya informasi yang positif mengarahkan pada persepsi positif. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan serangkaian proses dalam diri seseorang yang meliputi pengenalan, pemahaman, penafsiran dan menarik kesimpulan atas hasil pengamatan terhadap benda, manusia, serta situasi yang bersifat positif maupun negatif.

2. Faktor yang mempengaruhi persepsi

Gufron 2003 menyatakan faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu : a. Pelaku persepsi Bila seseorang memandang pada suatu objek dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran tersebut sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari pelaku persepsi. Selain itu ada juga sikap yang dapat mempengaruhi tafsiran mengenai apa yang dilihat, motif yang tidak dipuaskan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi, kepentingan atau minat individu yang berbeda, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. b. Objek atau target yang dipersepsi. Karakteristik-karakteristik dari target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Beberapa hal lain yang termasuk dalam target adalah hal baru, gerakan, bunyi, ukuran, latar belakang, dan kedekatan. c. Konteks situasi dimana persepsi itu dilakukan Unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita. Waktu adalah dimana suatu objek atau peristiwa itu dilihat dapat mempengaruhi perhatian, seperti lokasi, cahaya, panas atau setiap jumlah faktor situasional.

2. Pengertian siswa remaja

Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar Sardiman, 2003. Mönks, dkk 1999 membagi masa remaja menjadi tiga tahap. Tahap pertama, masa remaja awal yang berkisar antara usia 12-15 tahun. Tahap kedua, masa remaja pertengahan yang berada antara usia 15-18 tahun, dan tahap ketiga, masa remaja akhir yang berada antara usia 18-21 tahun. Siswa Sekolah Menengah Pertama SMP termasuk kepada remaja awal, yaitu berada pada rentang usia 12-15 tahun. Hurlock 1992 menyatakan bahwa status disekolah membuat remaja sadar akan tanggung jawab yang sebelumnya belum pernah terfikirkan. Kesadaran akan status formal yang baru, baik di rumah maupun di sekolah, mendorong sebagian besar remaja untuk berperilaku lebih matang. Disamping itu, berkaitan dengan minat mereka terhadap pendidikan, pada umumnya remaja muda suka mengeluh tentang sekolah dan larangan-larangan, pekerjaan rumah, dan sebagainya. Mereka bersikap kritis terhadap guru-guru dan cara guru mengajar. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa Sekolah Menengah Pertama termasuk remaja awal yang berada pada rentang usia 12-15 tahun. Pada usia ini remaja sudah sadar akan tanggung jawabnya disekolah dan mulai berfikir kritis terhadap guru dan cara mengajar guru.

C. Sense of Humor Guru