Amphetamine Amfetamin TINJAUAN PUSTAKA

2.2.2. Psikotropika

Dalam United Nation Conference for Adoption of Protocol on Psychotropic Substance disebutkan batasan-batasan zat psikotropika yaitu bahan yang dapat mengakibatkan keadaan ketergantungan, depresi dan stimulant SSP, menyebabkan halusinasi, menyebabkan gangguan fungsi motorik atau persepsi. 13 Dari ketentuan di atas maka pembagian psikotropika adalah :

1. Stimulansia

Yang digolongkan stimulansia adalah obat-obat yang mengandung zat-zat yang merangsang terhadap otak dan saraf. Obat-obat tersebut digunakan untuk meningkatkan daya konsentrasi dan aktivitas mental serta fisik. 13 Obat-obat yang digolongkan dalam stimulansia antara lain :

a. Amphetamine Amfetamin

Amfetamin adalah stimulansia susunan saraf pusat seperti kokain, kafein, dan nikotin. Pada waktu perang dunia ke II, senyawa ini banyak digunakan untuk efek stimulansnya yaitu meningkatkan daya tahan prajurit dan penerbang, menghilangkan rasa letih, kantuk dan lapar, serta meningkatkan kewaspadaan. Disamping itu, zazt ini juga meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung yang dapat mengakibatkan stroke maupun sderangan jantung. Seusai perang zat-zat ini seringkali disalahgunakan mahasiswa dan pengemudi mobil truk untuk memberikan perasaan nyaman euphoria serta menghilangkan rasa kantuk dan letih. 16 Dalam bidang pengobatan, dulu amfetamin dipakai untuk mengobati banyak macam penyakit antara lain depresi ringan, parkinsonisme, skizofrenia, penyakit meniere, buta malam, dan hipotensi, sedangkan pada masa sekarang hanya ada 3 Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif NAPZA Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009 indikasi medis penggunaan amfetamin yaitu pengobatan narkolepsi, gangguan hiperkinetik pada anak, dan obesitas. 15 Amfetamin dapat dipakai secara oral atau parenteral dan dimetabolisir di dalam hati. Sebagian kecil diekskresi melalui urine dan bertambah dalam keadaan asidosis. Dosis oral sebanyak 10-30 mg dapat meningkatkan kesiagaan seseorang, euphoria, meingkatkan rasa percaya diri, meningkatkan konsentrasi pikiran, banyak bicara, anoreksia, pernafasan bertambah cepat, dan nyeri kepala. Overdosis dapat menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan aritmia jantung. Ketergantungan fisik maupun psikis dan toleransi dapat terjadi dengan cepat pada pengguna kronis. Bila penggunaan dihentikan dengan mendadak, timbul gejala putus obat withdrawal symptooms dan jika digunakan pada saat mengalami depresi, setelah menghentikan pemakaian maka depresinya akan semakin berat sampai menjurus pada percobaan bunuh diri. 13

b. Ecstasy