3 Menambah daya konsentrasi 4 Menyebabkan rasa gembira luar biasa
5 Kemampuan bersosialisasi meningkat 6 Insomnia, mengurangi nafsu makan
7 Penyalahgunaan pada saat hamil bisa menyebabkan komplikasi pralahir, meningkatkan kelahiran premature atau menyebabkan perilaku bayi yang
tidak normal. Dalam pemakaian jangka panjang penggunaan shabu akan menimbulkan
gangguan serius pada kejiwaan dan mental, pembuluh darah rusak, rusaknya ujung saraf dan otot, kehilangan berat badan, tekanan darah sistolik dan diastolik meningkat,
dan terjadi radang hati.
13
2. Depresiva
Depresiva merupakan obat-obat yang bekerja mengurangi kegiatan dari SSP sehingga dipergunakan untuk menenangkan saraf atau membuat seseorang mudah
tidur. Obat ini dapat menimbulkan ketergantungan fisik maupun psikis dan pada umumnya sudah dapat timbul setelah 2 minggu penggunaan secara terus-menerus.
13
Golongan obat-obat depresiva antara lain :
13,15,16
a. Barbiturat dan Turunan-turunannya
Barbiturat digunakan sebagai obat pereda untuk siang hari dalam dosis yang lebih rendah dari dosisnya sebagai obat tidur. Overdosis barbital
dapat menimbulkan depresi sentra dengan penghambatan pernafasan berbahaya, koma, dan kematian.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif NAPZA Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009.
USU Repository © 2009
b. Benzodiazepin dan Turunan-turunannya
Benzodiazepin terutama digunakan sebagai obat tidur, spasmolitikum zat pelepas tegang, dan sebagai premedikasi sebelum pembedahan.
Berdasarkan kecepatan metabolismenya dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yakni zat-zat long acting, zat-zat short acting, dan zat-zat ultra
short acting.
c. Metakualon Methaqualon
Penggunaan Metakualon secara salah populer pada tahun 1970-1985 karena dianggap tidak beracun dan baik sebagai aphrodisial, namun
sebenarnya banyak mengakibatkan keracunan yang serius. Pemakaian secara oral dalam dosis yang besar menyebabkan koma dan kejang
sedangkan penggunaan secara terus menerus menyebabkan toleransi dan ketergantungan.
3. Halusinogen
Halusinogen disebut juga psikodelika. Pada tahun 1954, A. Hoffer dan H. Osmond memperkenalkan istilah halusinogen untuk memberi nama pada zat-zat
tertentu yang dalam jumlah sedikit dapat mengubah persepsi, pikiran dan perasaan seseorang serta menimbulkan halusinasi. Sebagian zat tersebut merupakan senyawa
sintetik, sedangkan selebihnya terdapat secara alamiah dan telah lama digunakan oleh berbagai masyarakat secara tradisional.
16
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif NAPZA Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan struktur kimianya, halusinogen dibagi menjadi beberapa golongan yaitu :
16
a. asam lisergik LSD b. fenetilamin meskalin
c. indolalkil amin psilosibin, dimetriltriptamin d. atropine
e. derivat opioida nalorfin, siklazosin Resiko akan ketergantungan psikis bisa kuat sedangkan ketergantungan fisik
biasanya ringan sekali. Toleransi dapat terjadi tetapi penghentian penggunaannya tidak menyebabkan abstinensia. Zat-zat ini menyebabkan distorsi penglihatan dan
pendengaran antara lain mampu menimbulkan efek khayalan, juga menyebabkan ketegangan dan depresi. Salah satu kekhususan zat-zat ini adalah pengaruhnya
terhadap akal budi dengan menghilangkan daya seleksi dan kemampuan mengkoordinasi persepsi dan rangsangan dari dunia luar. Dalam dosis lebih tinggi
dapat mengakibatkan perasaan ketakutan, kebingungan, dan panik yang biasanya disebut bad tripflip.
15
2.2.3. Zat Adiktif Lainnya 1.
Alkohol
Menurut catatan arkeologik, minuman beralkohol sudah dikenal manusia sejak ± 5000 tahun yang lalu. Alkohol merupakan penekan susunan saraf pusat tertua
dan paling banyak digunakan manusia bersama-sama dengan kafein dan nikotin. Alkohol bersifat bakterisid. fungisid, dan virusid yang banyak digunakan untuk
desinfeksi kulit dan sebagai zat pembantu dalam farmasi. Pada penggunaan oral,
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif NAPZA Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009.
USU Repository © 2009
alkohol mempengaruhi SSP yaitu merangsang dan kemudian menekan fungsi otak serta menyebabkan vasodilatasi. Bila diminum saat perut kosong, alkohol
menstimulasi produksi getah lambung.
16
Minum sedikit alkohol merangsang semangat, semua hambatan terlepas, dan berbicara banyak, sedangkan bila diminum terlampau cepat dan banyak hati tidak
dapat mengolahnya sehingga menyebabkan mabuk dan pingsan. Overdosis dapat langsung mematikan dan pada pemakaian secara teratur dan banyak dapat
mengakibatkan terganggunya fungsi hati dan akhirnya sel-selnya mengeras cirrhosis.
13
Kadar Alkohol Darah KAD yang tinggi mengakibatkan berkurangnya daya prestasi, daya kritik dan efisiensi, letargi, amnesia, supresi medulla dan pernafasan,
hipotermia, hipoglikemia, stupor, dan koma. Penggunaan dalam jangka waktu lama akan meningkatkan kapasitas tubuh untuk metabolisasi alkohol dan menurun kembali
setelah abstinensia berminggu-minggu.
15
Alkohol diserap dengan cepat dari usus halus kedalam darah kemudian disebarkan melalui cairan tubuh. Kadarnya dalam darah meningkat cepat karena
absorpsinya lebih cepat dari pada penguraian dan ekskresinya dari tubuh. Didalam hati sebagian besar zat ini diuraikan oleh alkoholdehidrogenase menjadi asetaldehida.
Penggunaan lama dalam jumlah berlebihan merusak banyak organ terutama hati, otak, jantung, gastritis dan perdarahan lambung.
15
Mengkonsumsi minuman beralkohol seperti bir, anggur, sherry, dan whisky sudah termasuk pada pola hidup dan pergaulan sosial sehingga sudah diterima umum
dan ketagihan biasanya terjadi tanpa disadari. Seseorang yang minum alkohol untuk
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif NAPZA Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009.
USU Repository © 2009
bersantai, dapat berhenti minum tanpa kesulitan, namun apabila mulai tergantung pada alkohol alkoholisme maka tidak dapat lagi berhenti tanpa merasakan akibat
buruk secara fisik maupun psikis.
16
Gejala putus alkohol dapat berupa gemetaran, mual, muntah, lelah, jantung berdebar lebih cepat, tekanan darah tinggi, depresi, halusinasi, dan hipotensi
ortostatik.
13
2. Inhalansia dan Solvent Pelarut
Zat yang digolongkan inhalansia dan solvent adalah gas atau zat pelarut yang mudah menguap. Zat ini banyak terdapat pada alat-alat keperluan rumah tangga
seperti perekat, hair spray, deodorant spray, pelumas mesin, bahan pembersih, dan thinner.
Penyalahgunaan inhalansia dan solvent terutama terdapat pada anak-anak usia 9-14 tahun. Yang banyak digunakan adalah cairan pelarut seperti toluen, etil
asetat, aseton, amiln itrit, metiletilketon, ksilen, gas-gas “tertawa”, butan, propan,
dan fluorokarbon.
15
Gejala pecandu inhalansi antara lain pusing-pusing, perasaan bingung, bicara tidak lancar, berjalan atau berdiri sempoyongan, euphoria, halusinasi, persepsi
terganggu, mudah tersinggung, impulsif, perilaku aneh, ataksia, disartri, tinitus, dan luka-luka atau peradangan disekitar mulut dan hidung. Intoksikasi akut dengan zat ini
bisa berakibat fatal, sedangkan pada pemakaian kronis dapat merusak berbagai organ tubuh misalnya otak, ginjal, paru-paru, jantung, dan sumsum tulang dengan
mengganggu pembentukan sel darah merah.
13
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif NAPZA Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Inhalansia bekerja pada membran sel terutama sel saraf pusat. Absorpsi tercepat melalui paru-paru dan dimetabolisir dalam hati serta diekskresi melalui ginjal
dan paru-paru.
15
3. Kafein
Kafein atau 1,3,7 trimetilsantin adalah alkaloida yang terdapat dalam tanaman Coffea arabica, Coffea canephora,
dan Coffea liberica yang berasal dari Arab, Etiopia, dan Liberia. Kopi mengandung sekitar 24 zat, namun yang terpenting adalah
kafein 1-2,5, hidrat arang 7, zat-zat asam, tannin, zat-zat pahit, lemak , dan zat-zat aroma. Selain kopi minuman lain juga banyak yang mengandung kafein
seperti daun teh teh hitam dan teh hijau, kakao, dan coklat.
16
Minum kopi terlalu banyak lebih dari 3-4 cangkirhari dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung karena memperbesar kadar hemosistein darah
terutama bila bersamaan dengan kebiasaan merokok. Metabolisme kafein sangat kompleks dan berkaitan dengan distribusi, metabolisme, dan ekskresi banyak
metabolit lain.
15
Kafein biasa digunakan sebagai zat penyegar, menghilangkan rasa letih, lapar, dan mengantuk, juga meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan. Zat ini sering
dikombinasikan dengan parasetamol atau asetosal guna memperkuat efek analgetiknya dan dengan ergotamin guna memperlancar absorpsinya.
13
Kafein merangsang otot jantung sehingga kadang-kadang menyebabkan aritmia jantung, menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah otak, meningkatkan
tekanan darah, meningkatkan peredaran darah perifer, mempunyai sifat diuretik,
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif NAPZA Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009.
USU Repository © 2009
melebarkan bronkus, iritasi pada lambung, dan meningkatkan basal metabolisme rate.
15
Toleransi terhadap kafein ada tetapi cepat menghilang dan intoksikasi ditandai dengan tangan gemetar dan perasaan gelisah, tidak tenang, penuh gairah, muka merah,
ingatan berkurang, tidak dapat tidur, poliuria, mual, otot berkedut, banyak bicara, serta denyut jantung cepat dan tidak teratur.
13
4. Nikotin
Nikotin terdapat pada tanaman tembakau atau Nikotiana tabacom yang diduga berasal dari Argentina. Kadar nikotin dalam tembakau berkisar 1-4. Dalam asap
rokok, nikotin tersuspendir pada partikel-partikel ter dan kemudian diserap dari paru- paru kedalam darah dengan cepat sekali. Didalam hati nikotin dioksidasi menjadi
metabolit yaitu kotinin. Setelah diserap , nikotin mencapai otak dalam waktu 8 detik setelah inhalasi.
16
Nikotin yang diabsorpsi dapat menimbulkan tremor tangan dan kenaikan berbagai hormon dan neurohormon dopamin di dalam plasma, disamping itu nikotin
dapat menyebabkan mual dan muntah. Nikotin meningkatkan daya ingat, perhatian dan kewaspadaan, mengurangi sifat mudah tersinggung, dan agresi, serta menurunkan
berat badan. Merokok dikaitkan dengan berbagai penyakit serius mulai dengan gangguan arteri koroner sampai kanker paru. Dosis fatal pada manusia adalah 60
mg.
15
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif NAPZA Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009.
USU Repository © 2009
2.3. Epidemiologi Penyalahgunaan NAPZA 2.3.1. Distribusi dan Frekuensi Penyalahgunaan NAPZA
Prevalensi pengguna NAPZA semakin meningkat dari tahun ke tahun dan menunjukkan fenomena gunung es ice berg fenomena dimana kasus yang tampak
pada permukaan lebih sedikit dibandingkan kasus yang tidak tampak. Berdasarkan perhitungan WHO World Health Organization jumlah penyalahguna yang datang
hanya 10 dari jumlah penyalahguna sebenarnya.
8
Berdasarkan laporan WHO 2001 pada tahun 2000 diketahui bahwa 1 dari 3 orang dewasa di dunia atau 1,2 milyar orang adalah perokok dan pada tahun 2025
angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 1,6 milyar. Tembakau dinyatakan sebagai penyebab lebih dari 3 juta kematian setiap tahun pada tahun 1990,
meningkat menjadi 4 juta kematian pada tahun 1998, diperkirakan 8,4 juta kematian pada tahun 2020 dan mencapai 10 juta kematian pada tahun 2030.
17
Alkohol juga merupakan zat yang sering disalahgunakan disemua negara di dunia. Point prevalence penyalahgunaan alkohol pada orang dewasa berkisar antara
1.7 di dunia berdasarkan analisis GBD Global Burden of Disease 2000. Prevalensi penyalahgunaan alkohol sangat bervariasi diseluruh dunia, mulai dari
sangat rendah di beberapa negara di Asia Tengah sampai lebih dari 5 di Amerika Utara dan beberapa Negara Eropa Timur. Periode prevalensi dari penyalahgunaan dan
ketergantungan zat berkisar antara 0.4 hingga 4, tetapi cara penyalahgunaan zat sangat bervariasi. Diperkirakan 5 juta manusia di dunia menggunakan jarum suntik
dalam menyalahgunakan NAPZA.
17
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif NAPZA Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Penyalahgunaan NAPZA dapat terjadi pada setiap orang dan keluarga dengan latar belakang pendidikan apapun, baik kaya maupun miskin, tua dan muda, dan
dalam kedudukan apapun. Walaupun demikian resiko setiap orang berlainan, pemuda dan laki-laki setengah baya termasuk golongan beresiko tinggi, demikian pula anak
yang orangtuanya menyalahgunakan NAPZA.
18
NAPZA yang masuk ke Indonesia banyak berasal dari Kolombia, China, dan Daerah Segi Tiga Emas Golden Triangle yang meliputi Negara Laos, Birma,dan
Thailand. Berdasarkan data BNN tahun 2003, jumlah tersangka tindak pidana psikotropika yang melibatkan WNA Warga Negara asing dan WNI warga Negara
Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Jumlah tersangka pada tahun 2001 terdiri dari 4.874 orang WNI dan 50 orang WNA. Pada tahun 2002 tersangka WNI
meningkat 7,3 menjadi 4.924 sedangkan tersangka WNA meningkat 64 menjadi 82 orang.
19
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Pusdatin Pusat Data dan Informasi melalui SIP2NAPZA Sistem Informasi Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA,
dari 5.321 responden pada tahun 2001, 51,1 adalah penyalahguna yang berumur 20- 24 tahun, 25,7 adalah penyalahguna yang berumur 25-29 tahun, dan selebihnya
secara berurutan adalah penyalahguna NAPZA yang berumur 15-19 tahun 14,7, 30-34 tahun 5,4, 35 tahun 2,5, dan 0-14 tahun 0,6. Sedangkan pada tahun
2002 dari 3.860 orang jumlah penyalahguna NAPZA, 48,2 adalah kelompok umur 20-24 tahun, diikuti dengan 24,0 dari kelompok umur 25-29 tahun, 17,8 dari
kelompok umur 15-19 tahun, 5,9 dari umur 30-34 tahun, 3,3 dari umur 34 tahun, dan 0,7 dari umur 10-14 tahun.
8
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif NAPZA Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Pada tahun 2003, dari 3.583 orang jumlah penyalahguna NAPZA, 40,0 adalah kelompok umur 20-24 tahun, diikuti dengan 28,3 dari kelompok umur 25-29
tahun, 10,9 dari kelompok umur 15-19 tahun, 10,2 kelompok umur 30-34 tahun, 9,4 kelompok umur 34 tahun, dan 1,3 kelompok umur 10-14 tahun. Tahun 2004,
dari 6.218 orang penyalahguna NAPZA, 34,2 berumur 20-24 tahun, diikuti 28,9 yang berumur 25-29 tahun, 13,3 kelompok umur 30-34 tahun, 12,5 kelompok
umur 34 tahun, 8,7 berumur 15-19 tahun, dan 0,5 kelompok umur 10-14 tahun.
8
Berdasarkan data yang dikumpulkan BNN dari 641 responden tahun 2001, sebagian besar adalah penyalahguna yang menggunakan NAPZA dengan cara hisap
26,7 dan suntik 22,2. Pada tahun 2002, dari 1.936 penyalahguna NAPZA yang mengkonsumsi NAPZA dengan cara hisap adalah 42,3, kemudian
penggunaan NAPZA dengan cara suntik 24,4, sisanya adalah dengan cara oral.
8
Badan Narkotika Nasional BNN mencatat bahwa sejak tahun 2000-2005 peredaran NAPZA meningkat. Selama Januari hingga Juni 2005 disita barang bukti
ganja seberat 18,6 ton, 15.151 gram heroin, 207.713 butir esctasy dan shabu-shabu seberat 82.472 gram, sedangkan sejak tahun 2000 – 2004 Juni, BNN menyita 122,9
ton ganja, 87,7 kg heroin, 78,4 kg kokain, 621.830 tablet ecstasy dan lainnya.
8
2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA
Pada dasarnya terjadinya penyalahgunaan NAPZA hampir sama dengan terjadinya penyakit menular yaitu sebagai hasil interaksi dari tiga faktor, yaitu faktor
zat, individu, dan lingkungan.
16
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif NAPZA Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009.
USU Repository © 2009
1. Faktor Zat
Tidak semua zat dapat menimbulkan gangguan penggunaan zat, hanya zat dengan khasiat farmakologik tertentu dapat menimbulkan ketergantungan. Apabila
disuatu tempat zat yang dapat menimbulkan ketergantungan zat mudah diperoleh, maka di tempat itu akan banyak terdapat kasus gangguan penggunaan zat. Oleh
karena itu, zat yang dapat menimbulkan ketergantungan harus diatur dengan aturan- aturan yang efektif tentang penanamannya, pengolahannya, impornya, distribusinya,
dan pemakaiannya.
12
2. Faktor Individu
Resiko untuk menyalahgunakan zat berbeda-beda untuk semua orang. Faktor kepribadian dan faktor konstitusi seseorang merupakan dua faktor yang ikut
menentukan seseorang tergolong kelompok beresiko tinggi atau tidak. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar gangguan penggunaan zat terdapat pada atau
dimulai pada usia remaja. Ada beberapa ciri perkembangan remaja yang dapat menjuruskan seseorang kepada gangguan penggunaan zat. Masa remaja ditandai
dengan perubahan yang pesat baik jasmani, intelektual, maupun kehidupan sosial. Perubahan yang cepat kadang-kadang menimbulkan ketegangan, keresahan,
kebingungan, perasaan tertekan, rasa tidak aman, bahkan tidak jarang menjadi depresi.
12
Hasil survey BNN pada pelajar dan mahasiswa menunjukkan bahwa sekitar 40 penyalahguna mulai memakai Narkoba pada umur 11 tahun atau lebih muda
9
, selain itu penelitian Fransisca di Rumah Sakit Jiwa Medan pada Juni 2001-Juli 2002,
menyatakan bahwa 50 orang 51,0 penyalahguna yang dirawat jalan merupakan
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif NAPZA Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009.
USU Repository © 2009
anak tengah di dalam keluarga diikuti anak bungsu sebanyak 24 orang 24,7 dan anak sulung sebanyak 19 orang 19,6.
20
Jenis kelamin juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan penggunaan NAPZA. Kebaikan selalu dikaitkan dengan
kewanitaan, ada kecenderungan bahwa laki-laki harus berprestasi dan menerima tanggung jawab dalam keluarga. Tekanan tersebut dapat menimbulkan ketegangan
dan untuk mengatasinya seseorang akan memberontak yang salah satunya dengan menyalahgunakan NAPZA.
12
Berdasarkan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan NAPZA dikalangan siswa SMU diketahui bahwa siswa laki-laki
berpeluang 29,77 kali lebih besar untuk menyalahgunakan NAPZA dibanding siswa perempuan.
21
3. Faktor Lingkungan
Berdasarkan penelitian BNN pada siswa SMU diketahui bahwa sebagian besar responden 89,9 berada dalam keluarga yang komunikasinya buruk dan
sebanyak 49,0 responden mempunyai teman yang menggunakan NAPZA.
21
Faktor lingkungan meliputi :
12
a. Lingkungan Keluarga Hubungan ayah dan ibu yang retak, komunikasi yang kurang efektif antara
orang tua dan anak, dan kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga merupakan faktor yang ikut mendorong seseorang pada gangguan
penggunaan zat.
12
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif NAPZA Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009.
USU Repository © 2009
b. Lingkungan Sekolah Sekolah yang kurang disiplin, terletak dekat tempat hiburan, kurang
memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif, dan adanya murid pengguna NAPZA merupakan faktor
kontributif terjadinya penyalahgunaan NAPZA.
12
c. Lingkungan Teman Sebaya Adanya kebutuhan akan pergaulan teman sebaya mendorong remaja untuk
dapat diterima sepenuhnya dalam kelompoknya. Ada kalanya menggunakan NAPZA merupakan suatu hal yang penting bagi remaja
agar diterima kelompok dan dianggap sebagai orang dewasa.
12
d. Lingkungan Masyarakat Sosial Gangguan penggunaan zat dapat juga timbul sebagai suatu protes terhadap
sistem politik atau norma-norma. Lemahnya penegak hukum, situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung mendorong untuk
mencari kesenangan dengan menyalahgunakan zat.
12
2.4. Penyalahgunaan dan Ketergantungan
Penyalahgunaan zat adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan
gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.
22
Menurut Satya Joewana yang dimaksud penyalahgunaan zat adalah suatu pola penggunaan zat yang
bersifat patologik paling sedikit 1 bulan lamanya sehingga menimbulkan gangguan fungsi sosial atau okupasional.
16
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif NAPZA Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009.
USU Repository © 2009
Pola penggunaan zat yang bersifat patologik dapat berupa intoksikasi sepanjang hari, terus menggunakan zat tersebut walaupun penderita mengetahui
dirinya sedang menderita sakit fisik berat akibat zat tersebut, atau adanya kenyataan bahwa ia tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa menggunakan zat tersebut, atau
tidak dapat menghentikan kebiasaannya menggunakan zat tersebut.
16
Ketergantungan adalah keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah
toleransi, apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus obat withdrawal symptom .
13,23
Ketergantungan juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan fisik atau psikis yang diakibatkan oleh interaksi antara suatu mahkluk
hidup dengan satu atau lebih jenis obat yang ditandai oleh perilaku yang terdorong oleh suatu hasrat kuat untuk terus menerus menggunakan obat tersebut. Hasrat
tersebut menguasai seluruh pikiran dan tingkah laku pecandu dan keinginannya untuk memperoleh obat tersebut sangat kuat sehingga membuatnya bertindak asosial dan
kriminal.
15
2.5. Jenis Ketergantungan Zat 2.5.1. Ketergantungan Fisik