Ecstasy Shabu TINJAUAN PUSTAKA

indikasi medis penggunaan amfetamin yaitu pengobatan narkolepsi, gangguan hiperkinetik pada anak, dan obesitas. 15 Amfetamin dapat dipakai secara oral atau parenteral dan dimetabolisir di dalam hati. Sebagian kecil diekskresi melalui urine dan bertambah dalam keadaan asidosis. Dosis oral sebanyak 10-30 mg dapat meningkatkan kesiagaan seseorang, euphoria, meingkatkan rasa percaya diri, meningkatkan konsentrasi pikiran, banyak bicara, anoreksia, pernafasan bertambah cepat, dan nyeri kepala. Overdosis dapat menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan aritmia jantung. Ketergantungan fisik maupun psikis dan toleransi dapat terjadi dengan cepat pada pengguna kronis. Bila penggunaan dihentikan dengan mendadak, timbul gejala putus obat withdrawal symptooms dan jika digunakan pada saat mengalami depresi, setelah menghentikan pemakaian maka depresinya akan semakin berat sampai menjurus pada percobaan bunuh diri. 13

b. Ecstasy

Ecstasy pada tahun 1914 dipasarkan sebagai obat penekan nafsu makan. Pada tahun 1970-an, obat ini digunakan di Amarika Serikat sebagai obat tambahan pada psikoterapi dan kemudian dilarang pada tahun 1985. Sekarang ini ecstasy banyak digunakan oleh para pecandu di banyak negara juga di Indonesia terutama oleh para remaja dan kalangan eksekutif di tempat-tempat hiburan sehingga disebut juga party drug atau dance drug. 15 Efek awalnya berupa simpatomimetis dan dapat terjadi tachyaritmia serta peningkatan suhu tubuh hiperpireksia, gerakan klonis, dan konvulsi. Daya kerjanya Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif NAPZA Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009 agak singkat 4-6 jam dan bekerja berdasarkan gangguan re-uptake dari serotonin di otak yang berperan penting pada suasana hati, proses berpikir, makan, dan tidur. 15 Obat-obat ecstasy mempunyai efek kerja serotonergik dan dopaminergik pada SSP dan adakalanya dicampur dengan obat-obat lain dengan tujuan memperkuat efeknya seperti atropine yang sangat berbahaya kerena toksisitasnya juga meningkat. Pengobatan intoksikasi berupa cuci lambung, pemberian klorpromazin dan alfabeta- blockers secara intravena. Efek buruk yang penting adalah gagal hati dan ginjal akut serta kerusakan pada saraf-saraf yang melepaskan serotinin akibat pembentukan radikal bebas yang merusak membran sel. 15 Karena ecstasy dibuat dari bahan dasar amfetamin, maka efek yang ditimbulkannya juga mirip, seperti mulut kering, jantung berdenyut lebih cepat, berkeringat, mata kabur dan demam tinggi, ketakutan, sulit konsentrasi, dan seluruh otot nyeri. 13

c. Shabu

Nama shabu adalah nama julukan terhadap zat metamfetamin yang mempunyai sifat stimulansia yang lebih kuat dibanding turunan amphetamine yang lain. 11 Dalam perdagangan gelap atau nama dalam kalangan pengguna metamfetamin dikenal dengan sebutan meth, speed, ubas, as, sabu-sabu atau SS, dan mecin. Bentuk seperti kristal putih mirip bumbu penyedap masakan, tidak berbau, mudah larut dalam air dan alkohol serta rasanya menyengat. 13 Setelah pemakaian shabu, pengguna akan merasakan hal-hal sebagai berikut : 1 Merasa bersemangat karena kekuatan fisiknya meningkat 2 Kewaspadaan meningkat Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif NAPZA Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009 3 Menambah daya konsentrasi 4 Menyebabkan rasa gembira luar biasa 5 Kemampuan bersosialisasi meningkat 6 Insomnia, mengurangi nafsu makan 7 Penyalahgunaan pada saat hamil bisa menyebabkan komplikasi pralahir, meningkatkan kelahiran premature atau menyebabkan perilaku bayi yang tidak normal. Dalam pemakaian jangka panjang penggunaan shabu akan menimbulkan gangguan serius pada kejiwaan dan mental, pembuluh darah rusak, rusaknya ujung saraf dan otot, kehilangan berat badan, tekanan darah sistolik dan diastolik meningkat, dan terjadi radang hati. 13

2. Depresiva

Depresiva merupakan obat-obat yang bekerja mengurangi kegiatan dari SSP sehingga dipergunakan untuk menenangkan saraf atau membuat seseorang mudah tidur. Obat ini dapat menimbulkan ketergantungan fisik maupun psikis dan pada umumnya sudah dapat timbul setelah 2 minggu penggunaan secara terus-menerus. 13 Golongan obat-obat depresiva antara lain : 13,15,16

a. Barbiturat dan Turunan-turunannya