Kondisi Sosial Budaya Hasil hutan marketable

sumatera, kambing hutan, burung rangkong, rusa, dan berbagai jenis primata termasuk jenis-jenis Presbytis Balai KSDH Sumut II, 2002. Jenis flora yang banyak ditemukan di SM Dolok Surungan terutama jenis-jenis tumbuhan dan pepohonan hutan dat aran rendah sampai pegunungan. Di sebelah Utara jenis-jenis Dipterocarpaceae masih banyak ditemukan terutama jenis meranti-merantian dan keruing. Di sebelah tengah dan selatan jenis-jenis Fagaceae dari kelompok beringin dan Quercus spp. cukup dominan sesuai dengan ketinggiannya. Di wilayah puncak- puncak kawasan, jenis endemik Toba Pinus merkusii atau tusam banyak dijumpai. Jenis- jenis pohon buah juga banyak dijumpai di sekitar kawasan. Berdasarkan informasi masyarakat, sejak dulu jenis-jenis durian, manggis, petai pote-lokal, dan langsat secara alami sudah tumbuh dan banyak dijumpai di dalam kawasan. Penelitian LIPI pada tahun 2003 menemukan satu jenis bunga padma endemik tumbuh di dalam SM Dolok Surungan. Namun sayang, pada saat itu spesimen tanaman parasit ini tidak bisa diambil. Spesimen untuk jenis yang sama akhirnya ditemukan kembali dan dapat diambil di dalam Taman Nasional Batang Gadis TNBG di Kabupaten Mandailing Natal. Sampai saat ini diyakini bahwa jenis bunga padma ini merupakan jenis baru yang berbeda dengan Rafflesia arnoldi yang pertama kali ditemukan di Bengkulu Balai KSDH Sumut II, 2002.

4. Kondisi Sosial Budaya

Secara administratif, kawasan SM Dolok Surungan berada di 2 kabupaten, sebagian besar di kabupaten Toba Samosir ± 23.775 ha dan sebagian kecil berada di Kabupaten Asahan ± 25 ha. Namun, kawasan ini juga berbatasan langsung di sebelah Timur dengan Kabupaten Labuhan Batu. Oleh karena itu, masyarakat yang tinggal berbatasan dengan SM Dolok Surungan secara administratif berada di 3 kabupaten Universitas Sumatera Utara tersebut. Pengelompokan masyarakat di sekitar Dolok Surungan umumnya dipengaruhi oleh latar belakang suku dan budaya masing masing kelompok masyarakat. Meskipun demikian cluster atau kelompok-kelompok ini tidaklah bersifat ekslusif dan mutlak, pembauran juga terjadi di sebagian besar masyarakat. Di sebelah Selatan Kec. Habinsaran umumnya dihuni oleh masyarakat dari suku Batak Toba. Masyarakat Batak Toba memang dominan dan homogen di wilayah ini. Agama yang dianut oleh masyarakat umumnya Kristen dan sebagian lagi beragama Parmalim agama yang diyakini kepercayaan asli orang Batak Balai KSDH Sumut II, 2002. Masyarakat suku Batak juga menempati wilayah utara dan ‘cekungan’ Dolok Sijombur antara Register 21 dan 22 . Di wilayah ini masyarakat Parmalim memiliki populasi yang cukup besar. Di perkampungan Aek Hucim dan Adian Baja Meranti Timur masyarakat Parmalim hidup dalam kelompok-kelompok yang cukup besar berbaur dengan masyarakat Batak Kristen dan masyarakat Jawa pendatang. Masyarakat Jawa menempati cluster-cluster yang cukup besar di wilayah utara Kab. Asahan. Dusun Salipotpot di Desa Lobu Rappa dan Dusun PIR BUN di Desa Kuala Beringin merupakan basis masyarakat Jawa. Kedatangan mereka ke wilayah ini umumnya dipicu oleh pembagian ‘tanah persil’ dan kawasan PIR BUN yang dimotori oleh pemerintah dan PTPN III pada tahun 1980-an. Selain di kedua wilayah tersebut, masyarakat Jawa juga tersebar sampai ke wilayah Toba Samosir berbaur dengan masyarakat Batak Toba dalam kelompok-kelompok kecil. Kelompok yang cukup besar berada di wilayah Meranti Timur, Meranti Utara dan Parhitean Balai KSDH Sumut II, 2002. Di sebelah timur kawasan berbatasan dengan kabupaten Labuhan Batu. Wilayah ini dihuni oleh berbagai campuran suku, mulai dari masyarakat Batak Kristen yang turun dari Toba Samosir, masyarakat Jawa sampai kepada masyarakat Batak Islam yang Universitas Sumatera Utara memiliki logat bahasa melayu. Identitas suku batak kelompok Batak Islam dapat dilihat dari kerukunan dan nama marga yang masih dipertahankan. Diyakini, kelompok terakhir ini merupakan keturunan masyarakat Batak dari Toba yang turun lebih dulu sejak 2 atau 3 generasi sebelumnya dan telah membaur dengan masyarakat Melayu di pesisir timur Sumatera Tanjung Balai-Asahan-Labuhan Batu Balai KSDH Sumut II, 2002. Profil Desa Meranti Utara dan Desa Meranti Tengah 1. Letak geografis Desa Meranti Utara dan Meranti Tengah merupakan salah satu Desa dari 10 Desa yang ada di Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir. Ditinjau dari segi geografis Desa Meranti Utara berada pada ketinggian 500 – 900 mdpl. Dengan curah hujan rata-rata 3000 mmthn dan suhu udara rata-rata 20-23 o C. Desa Meranti Utara memiliki luas wilayah 5.400 Ha dengan batas administrasi: Sebelah Utara : Sungai Asahan Sebelah Selatan : Desa Meranti Tengah Sebelah Barat : Desa Pintu Pohan Dolok Sebelah Timur : Desa Lobu Rappa Asahan Desa Meranti Tengah memiliki luas wilayah 9.400 Ha, dengan batas administrasi: Sebelah Utara : Desa Meranti Utara Sebelah Selatan : Desa Panamparan Sebelah Barat : Desa Meranti Utara Sebelah Timur : Desa Meranti Timur Universitas Sumatera Utara

2. Kependudukan