2. Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Meranti Utara adalah 1.476 jiwa yang terdiri dari 727 jiwa laki-laki dan 749 jiwa perempuan atau sebanyak 335 rumah tangga. Sedangkan di
Desa Meranti Tengah jumlah penduduknya adalah 455 jiwa yang terdiri dari 225 laki- laki, dan 230 jiwa perempuan atau sebanyak 123 rumah tangga yang tersebar di lima
dusun. Suku mayoritas di Desa Meranti Utara dan Desa Meranti Tengah adalah Suku Batak Toba, kemudian beberapa diantaranya adalah suku Jawa. Bahasa pengantar yang
dipergunakan adalah bahasa Batak Toba. Mayoritas penduduk Desa Meranti Utara menganut agama Kristen Protestan, kemudian diikuti oleh agama Islam, Katolik dan
aliran kepercayaan.
3. Perekonomian dan mata pencaharian
Pendapatan utama masyarakat di Desa Meranti Utara berasal dari sektor pertanian dan perkebunan. Hal ini ditunjukkan dengan mata pencaharian dan pekerjaan
masyarakat Desa Meranti Utara adalah mayoritas petani dan berkebun karet dan sawit. Namun selain itu ada juga sebagian kecil dari masyarakat Desa Meranti Utara yang
bekerja sebagai pedagang dan PNS. Pendapatan lain dari masyarakat Desa Meranti Utara di luar sektor pertanian,
perkebunan, pedagang dan PNS, juga diperoleh pendapatan dari pemanfaatan hasil hutan seperti nira, kayu bakar dan beternak sebagai pendapatan tambahan.
4. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana di Desa Meranti Utara sudah cukup memadai. Prasarana lalulintas yang digunakan adalah menggunakan jalur darat berupa jalan aspal yang
sudah memiliki kondisi yang cukup baik, terdapat satu jembatan yang menghubungkan
Universitas Sumatera Utara
desa tersebut dengan kabupaten Asahan. Sedangkan jalan menuju Desa Meranti Tengah belum cukup memadai dimana kondisi jalan masih sulit dilalui dengan kendaraan roda
dua. Di Desa Meranti Utara terdapat prasarana pasar yang digunakan sekali dalam
seminggu yaitu pada hari Kamis sedangkan masyarakat dari Desa Meranti Tengah juga melakukan kegiatan pasar di Desa Meranti Utara. Prasarana lain yang terdapat di Desa
Meranti Utara adalah Sekolah Dasar SD 3 unit dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP 1 unit, sedangkan di Desa Meranti Tengah terdapat 1 unit Sekolah Dasar SD.
Terdapat 1 unit mesjid dan 8 gereja sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah umat beragama.
Karakteristik Rumah Tangga yang Memanfaatkan Hasil Hutan Hampir semua rumah tangga yang ada di Desa Meranti Utara dan Meranti
Tengah memanfaatkan hasil hutan sesuai dengan kebutuhan masing-masing rumah tangga. Hal ini terlihat dari kehidupan sehari-hari melalui aktivitas masyarakat yang
memanfaatkan hasil hutan tersebut. Rumah tangga ini pada umunya memiliki pekerjaan utama sebagai petani, berkebun dan memanfaatkan hasil hutan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari maupun untuk menperoleh pendapatan tambahan selain hasil pertanian dan kebun. Keadaan sosial rumah tangga yang memanfaatkan hasil hutan ini
berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan, suku, agama dan jumlah tanggungan dapat dilihat pada Tabel 1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Keadaan Sosial Rumah Tangga yang Memanfaatkan Hasil Hutan No
Identitas Rumah Tangga Jumlah Orang
1 Jenis Kelamin
Laki-laki 59
Perempuan 16
2 Pekerjaan
Petani 74
Buruh bangunan 1
3 Suku
Batak Toba 75
4 Agama
Kristen 58
ParmalimAliran Kepercayaan 17
5 Jumlah Tanggungan
Tidak ada 2
1 orang 4
2 orang 6
3 orang 7
4 orang 17
5 orang 39
` Tingkat pendidikan rumah tangga sampel yang memanfaatkan hasil hutan pada
umumnya masih tergolong rendah, yaitu Sekolah Dasar SD sebanyak 26 orang, Sekolah Menengah Pertama SMP sebanyak 34 orang, Sekolah Menengah Atas
sebanyak 20 orang. Tingkat pendidikan rumah tangga masih tergolong rendah, hal ini disebabkan oleh prasarana sekolah yang ada di sekitar Desa Meranti Utara dan Meranti
Tengah masih minim yaitu: 3 Sekolah Dasar SD dan 1 SMP di Desa Meranti Utara, dan 1 Sekolah Dasar SD di Desa Meranti Tengah, sedangkan sekolah menengah atas
belum ada di Desa tersebut. Bila dilihat dari segi umur, rumah tangga yang memanfaatkan hasil hutan ini
rata-rata masih produktif yaitu antara 26 – 61 tahun. Hal ini disebabkan karena faktor pendidikan yaitu tingkat pendidikan penduduk desa yang tergolong rendah, sehingga
banyak dari antara mereka yang tetap di desa untuk melanjutkan pekerjaan yang
Universitas Sumatera Utara
sebagian besar merupakan pekerjaan warisan atau turun temurun. Rumah tangga yang memanfaatkan hasil hutan berdasarkan pendidikan dan umur dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rumah Tangga yang Memanfaatkan Hasil Hutan Berdasarkan Pendidikan dan Umur.
No Tingkat pendidikan dan
Umur Jumlah
Orang
1 Pendidikan
SD 26
SMP 34
SMA dan Sederajat 15
2 Umur
30 14
31-40 18
41-50 22
51-60 16
61 5
Jenis-jenis Hasil Hutan yang Dimanfaatkan oleh Masyarakat Desa Meranti Utara dan Meranti Tengah
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dalam penelitian di Desa Meranti Utara dan Desa Meranti Tengah diperoleh bahwa masyarakat sekitar hutan memanfaatkan
hasil hutan dengan berbagai jenis pemanfaatan. Jenis pemanfaatan hasil hutan tersebut antara lain adalah air nira, tumbuhan obat, pandan, kayu bakar, sapu lidi, bambu dan
rotan. Pemanfaatan hasil hutan ini pada umumnya dimanfaatkan sendiri oleh masyarakat karena merupakan barang yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dan
sebagian lagi dijual untuk menambah pendapatan rumah tangga diluar pendapatan dari sektor pertanian dan kebun. Pemanfaatan hasil hutan di Desa Meranti Utara dan Desa
Meranti Timur dapat dilihat pada Tabel 3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Jenis-jenis Hasil Hutan yang Dimanfaatkan oleh Masyarakat Desa Meranti Utara dan Desa Meranti Tengah.
No Hasil Hutan
Bentuk Pemanfaatan Hasil Hutan 1
Air Nira - Dimanfaatkan sendiri
Tuak - Dijual
2 Bane-bane
- Dimanfaatkan sendiri - Dijual
3 Pandan
- Dimanfaatkan sendiri Baion
- Dijual 4
Kayu Bakar - Dimanfaatkan sendiri
Soban - Dijual
5 Sapu Lidi
- Dimanfaatkan sendiri 6
Bambu - Dimanfaatkan sendiri
7 Rotan
- Dimanfaatkan sendiri 8
Antaladan - Dimanfaatkan sendiri
Pakan Ternak 9
Talas hutan - Dimanfaatkan sendiri
10 Gilingan cabe - Dimanfaatkan sendiri
11 Andalu
- Dimanfaatkan sendiri 12
Lesung - Dimanfaatkan sendiri
Dalam pemanfaatan hasil hutan ini proses pengambilan hasil hutan dinyatakan dalam satuan unit masing-masing jenis barang. Satuan-satuan jenis barang yang
diambil ditetapkan oleh masyarakat sesuai dengan kesepakatan penduduk desa tersebut. Di Desa Meranti Utara dan Meranti Tengah satuan-satuan barang hasil hutan tersebut
telah turun temurun mulai dari nenek moyang mereka sampai sekarang masih tetap berlaku bagi masyarakat tersebut. Dengan adanya satuan yang telah disepakati bersama
oleh masyarakat akan lebih mudah menetapkan harga sebelum melakukan proses jual beli jika barang tersebut diperjual belikan. Dari hasil perolehan data di Desa Meranti
Utara dan Desa Meranti Tengah dilakukan perhitungan masing-masing pemanfaatan hasil hutan sehingga diketahui: jumlah yang diambil unitfrekuensiresponden,
frekuensi pengambilan unittahunresponden, jumlah pengambil orangjenis barang,
Universitas Sumatera Utara
total pengambilan unittahun, persentase pengambilan dan persentase pengambil . Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Masing-masing Pemanfaatan Hasil Hutan di Desa Meranti Utara.
No Jenis
Hasil Hutan
Satuan Unit
Jumlah Yang
Diambil UnitResp
Frekuensi Pengambilan
unitrespthn Jumlah
Pengambil Orang
Jenis Barang
Total Pengambilan
UnitThn Persentase
Frekuensi Pengambilan
Persentase Jumlah
Pengambil 1
Air Nira Tuak
Botol 80
360 3
86400 63,82
4,34 2
Kayu Bakar Soban
Stapel Meter
2 12
40 960
2,12 57,97
3 Pakan
Ternak Antaladan
Goni 2
96 13
2496 17,02
18,84 4
Talas Hutan
Suhat Goni
3 96
13 3744
17,02 18,84
Jumlah 564
69 100
100 Rata-rata pengambilan responden
141 17,25
Tabel 5. Hasil Perhitungan Masing-masing Pemanfaatan Hasil Hutan di Desa Meranti Tengah.
No Jenis
Hasil Hutan
Satuan Unit
Jumlah Yang
Diambil unit
resp Frekuensi
Pengambilan Unit
Resp Thn
Jumlah Pengambil
Orang Jenis
Barang Total
Pengambilan Unit
Thn Persentase
Frekuensi Pengambilan
Persentase Jumlah
Pengambil
1 Pandan
bayon Ikat
4 12
25 1200
2,79 14,12
2 Sapu
Lidi Ikat
1 1
15 15
0,23 8,47
3 Bambu
Meter 5
2 21
210 0,46
11,86 4
Rotan Batang
3 4
15 180
0,93 8,47
5 Lesung
Jenis barang
1 1
13 13
0,23 7,34
6 Andalu
Jenis Barang
2 1
13 26
0,23 7,34
7 Gilingan
cabe Jenis
Barang 1
1 21
21 0,23
11,86 8
TuakAir Nira
Botol 80
360 2
57600 83,72
1,29 9
Bane- bane
Tangkai 1
36 17
612 8,37
9,60 10
Kayu Bakar
Stapel Meter
2 12
35 840
2,79 19,77
Jumlah
430 177
100 100
Rata-rata pengambilan responden 43 17,7
Universitas Sumatera Utara
Jenis-jenis hasil hutan yang dimanfaatkan masyarakat Desa Meranti Utara dan Desa Meranti Tengah sebagian besar berasal dari kawasan hutan dan perbatasan hutan
dengan lahan masyarakat, namun pemanfaatan hasil hutan dari dalam kawasan hutan
sangat terbatas dan masyarakat tidak diperbolehkan secara sembarangan memanfaatkan hasil hutan yang ada di dalam kawasan hutan. Adanya anggapan dari masyarakat
terdahulu bahwa kawasan hutan merupakan hutan adat mengakibatkan terjadinya pengambilan hasil hutan sejak dulu dan akhirnya menjadi kebiasaan masyarakat sekitar
hutan. Jenis hasil hutan yang dimanfaatkan masyarakat Desa Meranti Utara dan Meranti Tengah meliputi: air nira tuak, rotan, bambu, kayu bakar, pandan, tanaman
obat bane-bane, sapu lidi, makanan ternak antaladan, talas hutan. Hasil hutan yang paling banyak dimanfaatkan masyarakat adalah kayu bakar, di
Desa Meranti Utara pemanfaatan kayu bakar setiap tahunnya oleh responden adalah sebanyak 960 Smtahun, jika diperkirakan maka seluruh populasi yang ada di Desa
Meranti Utara dapat menggunakan kayu bakar sebanyak 8.040 Sm tahun, sedangkan di Desa Meranti Tengah kayu bakar yang digunakan responden setiap tahun adalah
sebanyak 840 Smtahun, apabila dihitung pemanfaatan seluruh populasi rumah tangga yang memanfaatkan kayu bakar di Desa Meranti Tengah adalah sebanyak 2952 Sm
tahun, jumlah tersebut diperoleh dengan mengalikan pemanfaatan rata-rata tiap responden per tahun dengan jumlah rumah tangga yang memanfaatkan kayu bakar
tersebut. Hal ini dikarenakan karena pada umumnya masyarakat masih menggunakan kayu sebagai bahan bakar untuk keperluan dapur, selain itu mereka juga menggunakan
kayu bakar untuk memasak makanan ternak pinahan lobu atau babi dan bahan bakar
Universitas Sumatera Utara
untuk menyuling minyak nilam. Beberapa hasil hutan tersebut selain dimanfaatkan sendiri, dijual untuk menambah pendapatan keluarga.
Bentuk Pemanfaatan Hasil Hutan oleh Masyarakat 1. Air nira tuak
Di Desa Meranti Utara dan Meranti Tengah, tumbuhan aren Arenga sp merupakan pemanfaatan hasil hutan yang cukup memberi keuntungan bagi penduduk
yang memanfaatkannya karena dari pengambilan air nira tuak tidak membutuhkan waktu dan biaya yang banyak, tetapi hanya membutuhkan tenaga untuk beberapa
perlakuan dan perawatan tanaman aren yang di ambil air niranya diagati. Sebelum air nira diambil, terlebih dahulu dilakukan beberapa perlakuan terhadap tanaman aren yang
sudah memiliki arirang tandan sumber air nira seperti pembersihan batang, membuat tangga ke atas biasanya dari bambu, memukul-mukul tandan 250 kali pukulhari
selama tiga minggu, kemudian tandan dipotong dan akan keluar air nira yang kemudian ditampung dalam wadah penampung.
Umumnya aren belum dibudidayakan, tanaman berkembang biak secara alami dengan biji. Di beberapa daerah, aren telah dibudidayakan. Benih diseleksi dari tanaman
yang banyak menghasilkan nira karena varietas unggul aren belum tersedia. Sebelum dikonsumsi atau dipasarkan, air nira yang sudah diturunkan dari atas tumbuhan aren
terlebih daluhu dibersihkan dari kotoran yang masuk saat penampungan, kemudian dicampur dengan raru sejenis kulit kayu untuk menghasilkan rasa sepat dan
menghilangkan rasa manis air nira tersebut, hal ini dilakukan karena apabila air nira yang belum dicampur dengan raru langsung dikonsumsi dalam jumlah yang cukup
banyak lebih dari satu gelas akan mengakibatkan sakit perut. Raru biasanya dibeli dari pasar karena tidak tersedia di daerah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Pemasaran air nira biasanya dilakukan di rumah penduduk yang mengambil air nira tersebut setiap konsumen yang ingin membeli air nira tersebut dapat langsung
datang ke rumah penjual air nira, biasanya yang mengkonsumsi adalah kaum bapak, biasanya mereka minum secara berkelompok dengan diiringi lagu-lagu batak karena
dipercaya air nira tersebut juga dapat membuat suara menjadi lebih indah saat bernyanyi. Sebagian kaum ibu juga ada yang mengkonsumsi air nira, namun jumlahnya
hanya satu gelas saja, biasanya kaum ibu tidak ikut minum tuak di kedai bersama bapak- bapak melainkan membawa pulang ke rumah masing-masing, selain air nira dipercaya
dapat mengobati sakit pinggang, juga dipercaya dapat menenangkan tidur setelah seharian lelah bekerja di ladang atau disawah. Air nira yang telah siap dipasarkan oleh
masyarakat dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Air Nira yang Sudah Siap Untuk Dipasarkan
2. Sapu Lidi