3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi terdapat korelasi kesalahan penggangu pada periode t dan kesalahan pengganggu
pada periode sebelumnya periode t-1. Dalam penelitian ini, gejala autokorelasi dideteksi dengan Durbin-Watson Test.
Uji autokorelasi menggunakan Durbin Watson DW Test dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 4.11 Uji Autokorelasi
Durbin Watson Test
Sumber : Hasil olahan SPSS 17.00 for windows
Dengan n = 155 dan k = 6 maka dari tabel dapat diperoleh: d
u
= 2.442 dan d
1
= 1.558
Hipotesis nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
0 d d
1
Tidak ada autokorelasi positif No decision
d
1
≤ d ≤ d
u
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak
4 – d
1
d 4 Tidak ada autokorelasi negatif
No decision 4 – d
u
≤ d ≤ 4 – d
1
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
Tidak ditolak d
u
d 4 – d
u
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .293
a
.086 .049
197.15663 1.696
a. Predictors: Constant, VARRET, PPEBVA, MVABVA, ROE, CAPMVA, NPM b. Dependent Variable: Dividen_Kas
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa rasio Durbin Watson bernilai 1.696 berada diantara batas atas atau d
u
dan 4 - d
u
maka koefisien autokorelasi sama dengan nol yang berarti tidak ada autokorelasi. Nilai Adjusted R Square pada tabel
menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi nilai Adjusted R Square maka akan semakin baik bagi
model regresi karena menandakan bahwa kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar. Adjusted R Square pada model regresi adalah
bernilai 0.049 berarti pengaruh ROE, NPM, MVABVA, PPEBVA, CAPMVA dan VARRET terhadap dividen kas adalah 4.9 sedangkan 95.1 dipengaruhi
oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam model.
4. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linear di antara variabel bebas dalam model regresi. Gejala
multikolinearitas dapat dideteksi atau dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas
Sumber : Hasil olahan SPSS 17.00 for windows
Tabel 4.12 menunjukkan tidak ada masalah multikolinearitas, dimana hasil uji Variance Inflation Factor VIF ROE, NPM, MVABVA, PPEBVA,
CAPMVA dan VARRET masing-masing menunjukkan nilai kurang dari 5 VIF 5 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10. Nilai VIF yang lebih kecil dari
5 menyatakan bahwa tidak ada masalah multikolinearitas dalam model regresi.
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
243.185 69.277
3.510 .001
ROE 2.180
1.040 .187
2.096 .038
.775 1.290
NPM -1.865
3.675 -.049
-.508 .612
.673 1.486
MVABVA -41.549
27.265 -.123
-1.524 .130
.949 1.054
PPEBVA 141.326
125.421 .096
1.127 .262
.853 1.172
CAPMVA 13.820
51.706 .025
.267 .790
.716 1.397
VARRET 53.376
34.709 .144
1.538 .126
.701 1.427
a. Dependent Variable: Dividen_Kas
Universitas Sumatera Utara
C. Pengujian Hipotesis
1. Uji SimultanSerempak Uji-F Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari seluruh variabel
bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:
a H
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= b
5
= b
6
= 0, artinya secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Return On Equity ROE dan Net Profit
Margin NPM serta Investment Opportunity Set IOS yang diproksikan oleh Market to Book Value of Assets MVABVA, Property, Plant and
Equipment to the Book Value of Assets PPEBVA, Capital Addition to Market Value of Assets CAPMVA dan Variance of Total Return
VARRET terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
b H
a
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ b
4
≠ b
5
≠ b
6
≠ 0, artinya secara simultan terdapat pengaruh signifikan dari Return On Equity ROE dan Net Profit Margin NPM serta
Investment Opportunity Set IOS yang diproksikan oleh Market to Book Value of Assets MVABVA, Property, Plant and Equipment to the Book
Value of Assets PPEBVA, Capital Addition to Market Value of Assets CAPMVA dan Variance of Total Return VARRET terhadap dividen kas
pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan tingkat signifikansi
α = 5 jika nilai F
hitung
≤ F
tabel
maka H diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya nilai F
hitung
Universitas Sumatera Utara