5. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data didalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder didalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh
dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia tentang data emiten dan laporan keuangan emiten.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan melakukan studi dokumentasi berupa laporan-laporan emiten yang dipublikasikan oleh Bursa
Efek Indonesia BEI.
7. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data- data yang dikumpulkan dan digolongkan kemudian dianalisis dan
dipresentasikan secara objektif.
b. Metode Analisis Statistik
Metode analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terikat. Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 17.00 for windows. Adapun model
persamaan yang digunakan yaitu: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ e
Universitas Sumatera Utara
Dimana : Y
= Dividen Kas a
= Konstanta b
1,2,3,4,5
= Koefisien regresi variabel X
1,2,3,4,5
X
1
= Return on Equity ROE X
2
= Net Profit Margin NPM X
3
= Market to Book Value of Assets MVABVA X
4
= Capital Addition to Market Value Assets CAPMVA X
5
= Variance of Total Return VARRET e
= Kesalahan Pengganggu standard error
Sebelum menganalisis data dengan regresi linear berganda maka sebelumnya data tersebut harus memenuhi syarat uji asumsi klasik,
meliputi: 1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data
dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak
menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Dengan
menggunakan tingkat signifikan 5 maka jika nilai Asymp.Sig 2-tailed
Universitas Sumatera Utara
di atas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal Situmorang, 2009:62.
2. Uji Heteroskedastisitas Tujuan uji heteroskedastisitas adalah ingin menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada
homoskedastisitas sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di
atas tingkat kepercayaan 5 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas Situmorang, 2009:73.
3. Uji Autokorelasi Tujuan uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu pada periode sebelumnya. Jika
terjadi autokorelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi. Metode
deteksi terhadap autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson DW test. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat
pada Tabel 1.3 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Ket: d
u
= batas atas dan d
1
= batas bawah Sumber : Situmorang 2009:86
4. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas artinya adanya hubungan linear yang sempurna atau
pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi atau singkatnya dapat diartikan sebagai hubungan linear antara
variabel eksplanatoris dari suatu model regresi adalah sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari
besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah Tolerance 0,1 atau nilai VIF 5 maka tidak
terjadi multikolinearitas Situmorang, 2009:104.
Hipotesis nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
0 d d
1
Tidak ada autokorelasi positif No decision
d
1
≤ d ≤ d
u
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak
4 – d
1
d 4 Tidak ada autokorelasi negatif
No decision 4 – d
u
≤ d ≤ 4 – d
1
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
Tidak ditolak d
u
d 4 - d
u
Universitas Sumatera Utara
c. Pengujian Hipotesis