5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden
Jumlah responden yang terlibat dalam studi ini adalah sebesar 50 responden yang merupakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Angkatan 2007
USU. Jumlah sampel ini adalah sama dengan jumlah sampel yang diperlukan yaitu 50 orang. Responden yang terpilih adalah perempuan
dengan persentase 100 atau 50 orang. Responden dipilih secara rawak di antara seluruh mahasiswi FKG angkatan 2007.
Setiap soal yang dijawab dengan betul diberi 1 markah dan setiap soal yang dijawab salah diberi 0. Penilaian dibuat dengan menggunakan skala
pengukuran Pratomo 1966. Distribusi nilai dapat dilihat pada Tabel 5.1 Berdasarkan umur, mayoritas responden berusia 21 dan 22 tahun dengan
persentase 26. Sedangkan usia responden dengan jumlah yang paling kecil adalah 19 dan 20 tahun atau hanya 2 saja, seperti terlihat pada Table
5.1. Usia responden yang termuda adalah 19 tahun dengan persentase 2 dan usia responden tertua adalah 24 tahun dengan persentase 20.
Tabel 5.1. Distribusi nilai skala pengukuran Pratomo
Tingkat pengetahuan
Nilai Skala
pengukuran Pratomo
Frekuensi
Baik 16-20
75-100 17
Sedang 8-15
40-75 33
Buruk 8
40
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2. Karakteristik responden berdasarkan umur Umur
Frekuensi Persen
19-20 1
2
20-21
1 2
21-22 13
26
22-23 13
26
23-24 12
24
24-25 10
20
Total 50
100
5.1.3 Tingkat Pengetahuan Mahasiswa
Dari keseluruhan responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 50 responden, terdapat 17 responden dengan persentase 34
mempunyai tingkat pengetahuan yang baik mengenai faktor resiko terjadinya kanker serviks. Sedangkan mayoritas responden,yaitu 33 orang
dengan persentase 66 mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang mengenai faktor resiko terjadinya kanker serviks. Data tersebut dapat
dilihat pada Tabel 5.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Tingkat pengetahuan mahasiswi berdasarkan umur
TINGKAT PENGETAHUAN
Umur respon
den Baik
Sedang Total
19-20 1
1 20-21
1 1
21-22 1
12 13
22-23 6
7 13
23-24 6
6 12
24-25 3
7 10
Total 17
33 50
Penelitian telah dibuat di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara USU, Medan. Mayoritas responden mempunyai tingkat
pengetahuan yang sedang. Sedangkan minoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik. Tiada responden yang mempunyai tingkat
pengetahuan yang buruk terhadap faktor resiko terkenanya kanker serviks. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden NO
PERTANYAAN JAWAPAN
YA TIDAK
F F
1. Penyebab paling umum terjadinya kanker
serviks adalah terinfeksi virus HPV human papillomavirus
48 96
2 4
2. HPV 6b dan 11, yang terkait dengan SIL
tahap rendah tetapi tidak pernah dijumpai dalam kanker invasif.
34 68
16 32
3. Virus herpes simpleks tipe-2 tidak dapat
menjadi faktor pendamping bagi terkenanya kanker serviks
21 42
29 48
4. HPV tipe 16, 18, 45 dan 31 yang
merupakan penyebab kanker serviks yang paling umum pada wanita
40 80
10 20
Universitas Sumatera Utara
5. Trauma kronis pada bahagian serviks tidak
bisa menyebabkan kanker Serviks 25
50 25
50 6.
Infeksi pada daerah vagina dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks
32 64
18 36
7. Ada dua macam penyebaran kanker serviks
yaitu : Melalui pembuluh limfe limfogen
menuju ke kelenjar getah bening lainnya dan
Melalui pembuluh darah hematogen 26
52 24
48
8. Kombinasi obat paling aktif yang
digunakan untuk mengatasi kanker serviks semuanya mengandung cisplatin. Agen
tersebut paling sering digunakan bersama bleomycin.
40 80
10 20
9.
Kanker Serviks tidak menyebabkan penyebaran langsung ke parametrium,
korpus uterus dan vagina
42 84
8 16
10. Penyebaran ke paru-paru menimbulkan
gejala batuk, batuk darah, dan kadang- kadang nyeri dada.
47 94
3 6
11. Pemeriksaan PAP SMEAR adalah cara
untuk mendeteksi dini kanker serviks. 45
90 5
10 12.
Kanker serviks tidak bisa menginvasi kandung kemih dan rectum secara terus.
13 26
37 74
13. Gangguan sistem kekebalan tubuh yang
berulang bisa menyebabkan kanker serviks pada wanita
28 56
22 44
14. Hubungan seksual pertama dilakukan pada
usia tua bisa menyebabkan kanker serviks pada wanita
16 32
34 68
15. Wanita yang merokok mempunyai resiko
dua kali lebih besar untuk terkena kanker serviks berbanding dengan wanita biasa
36 72
14 28
16. Perempuan yang melakukan hubungan
seks pada usia kurang dari 17 tahun mempunyai resiko 3 kali lebih besar
daripada yang menikah pada usia lebih dari 20 tahun.
40 80
10 20
17. Wanita yang berganti-ganti pasangan
seksual tidak mempunyai resiko mengenai kanker serviks yang lebih tingi.
8 16
42 84
18. Wanita yang melahirkan banyak anak
mempunyai resiko menderita kanker serviks yang lebih tinggi berbanding
36 72
14 28
Universitas Sumatera Utara
dengan wanita yang mempunyai anak sedikit
19. Penggunaan bahan kimia yang terlalu
berlebihan untuk rahimvagina tidak bisa menyebabkan kanker serviks
17 34
33 66
20. Penggunaan kondom merupakan cara
terbaik untuk mencegah kanker serviks 13
26 37
74 Daripada 50 responden yang mengambil bahagian, sebanyak 33 responden
atau dengan persentase 66 mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang terhadap faktor resiko terkenanya kanker serviks. Sedangkan sisanya yaitu
17 responden dengan persentase 34 mempunyai tingkat pengetahuan yang baik terhadap faktor resiko terkenanya kanker serviks
Sebanyak 48 responden atau dengan persentase 96 menyatakan penyebab paling umum terjadinya kanker serviks adalah terinfeksi virus HPV human
papillomavirus. Sebanyak 29 responden atau dengan persentase 48 menyatakan bahwa
virus herpes simpleks tipe-2 dapat menjadi faktor pendamping bagi terkenanya kanker serviks. Sedangkan 21 orang lagi dengan persentase
42 mengatakan ia tidak dapat menjadi faktor pendamping bagi terkenanya kanker serviks.
Setengah responden yang mengambil bahagian dalam penelitian, yaitu 25 orang dengan persentase 50 mengatakan trauma kronis pada bahagian
serviks dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks. Sedangkan sisanya 25 orang lagi dengan persentase 50 mengatakan trauma kronis pada
bahagian serviks tidak dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks. Daripada 50 responden yang mengambil bahagian, sebanyak 45 responden
atau dengan persentase 90 mengetahui bahwa pemeriksaan PAP SMEAR adalah cara untuk mendeteksi dini kanker serviks. Sedangkan sisanya yaitu
5 responden dengan persentase 10 mempunyai tidak mengetahui bahwa PAP SMEAR merupakan cara untuk mendeteksi dini kanker serviks.
Sebanyak 22 orang responden dengan persentase 44 mengatakan gangguan sistem kekebalan tubuh yang berulang tidak dapat menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
kanker serviks pada wanita. Sedangkan 28 orang lagi dengan persentase 56 mengatakan kanker serviks dapat disebabkan karena terjadinya
gangguan sistem kekebalan tubuh yang berulang. Sebanyak 16 responden, yaitu dengan persentase 32 mengatakan bahwa
hubungan seksual pertama dilakukan pada usia tua bisa menyebabkan kanker serviks pada wanita. Sedangkan 34 orang lagi dengan persentase
68 mengatakan yang sebaliknya,yaitu hubungan seksual pertama dilakukan pada usia tua tidak bisa menyebabkan kanker serviks pada
wanita. Daripada 50 responden yang mengambil bahagian, sebanyak 36 responden
atau dengan persentase 72 mengatakan wanita yang merokok mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk terkena kanker serviks berbanding dengan
wanita biasa. Sedangkan sisanya yaitu 14 responden dengan persentase 28 mengatakan sebaliknya
Sebanyak 40 responden, yaitu persentase 80 mengatakan perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 17 tahun mempunyai
resiko 3 kali lebih besar daripada yang menikah pada usia lebih dari 20 tahun. Manakala sisanya 10 responden, dengan persentase 20 mengakui
bahwa ia bukan merupakan satu faktor resiko terjadinya kanker serviks. Sebanyak 42 responden, yaitu persentase 84 mengatakan wanita yang
berganti-ganti pasangan seksual mempunyai resiko mengenai kanker serviks yang lebih tinggi. Manakala sisanya yaitu 16 ataupun 8 responden
mengatakan yang sebaliknya. Sebanyak 36 responden, yaitu dengan persentase 72 mengatakan bahawa
wanita yang melahirkan banyak anak mempunyai resiko menderita kanker serviks yang lebih tinggi berbanding dengan wanita yang mempunyai anak
sedikit. Sedangkan sisanya 28 mengatakan bahawa ini bukan merupakan faktor resiko terkenanya kanker serviks.
Sebanyak 33 responden, yaitu dengan persentase yang tinggi 66 mengakui bahwa penggunaan bahan kimia yang terlalu berlebihan untuk
rahimvagina bisa menyebabkan kanker serviks. Sedangkan 17 responden
Universitas Sumatera Utara
lagi, dengan persentase 34 mengatakan penggunaan bahan kimia yang terlalu berlebihan untuk rahimvagina tidak bisa menyebabkan kanker
serviks. . Sebanyak 37 responden dengan persentase 74 mengatakan penggunaan
kondom merupakan cara terbaik untuk mencegah kanker serviks. Sedangkan sisanya pula mengatakan penggunaan kondom bukan
merupakan cara terbaik untuk mencegah kanker serviks.
5.2. Pembahasan 5.2.1 Tingkat Pengetahuan Mahasiswi