3. Merokok. Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks
dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di
dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan serviks di samping meropakan ko-karsinogen infeksi virus. Singgasana Pencari Ilmu 2010
4. Defisiensi vitamin A, C, E. Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi asam folat dapat
meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita yang makanannya
rendah beta karoten dan retinol vitamin A. Singgasana Pencari Ilmu 2010
5. Menggunakan pil-pil pengontrol kelahiran untuk suatu waktu yang lama Menggunakan pil-pil pengontrol kelahiran untuk suatu waktu yang lama 5 tahun
atau lebih dapat meningkatkan risiko kanker
leher rahim diantara wanita-wanita dengan infeksi HPV. Kanker Leher rahim, Eleancer.co
Faktor resiko yang lain juga termasuk sering menderita infeksi di daerah kelamin, trauma kronis pada serviks dan melahirkan banyak anak. Yuliandi-nasir
Rachmad, 2009
2.6 Deteksi kanker serviks
Bagaimana cara mendeteksi bahwa seorang wanita terinfeksi HPV yang menyebabkan kanker serviks? Gejala seseorang terinfeksi HPV memang tidak
terlihat dan tidak mudah diamati. Cara paling mudah untuk mengetahuinya dengan melakukan pemeriksaan sitologis leher rahim. Pemeriksaan ini saat ini
populer dengan nama pap smear atau Papanicolaou smear yang diambil dari
nama dokter Yunani yang menemukan metode ini yaitu George N. Papanicolaou. Namun, ada juga berbagai metode lainnya untuk deteksi dini terhadap infeksi
HPV dan kanker serviks seperti berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. IVA IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Metode
pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat.
Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks. Anda dapat
melakukan di Puskesmas dengan harga relatif murah. Ini dapat dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode deteksi
lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan. Menteri Hukum dan HAM, 2009
2. Pap smear Metode tes Pap smear yang umum yaitu dokter menggunakan pengerik atau sikat
untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-
sel tersebut akan dianalisa di laboratorium. Tes itu dapat menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal. Menurut laporan sedunia, dengan
secara teratur melakukan tes Pap smear telah mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks. Menteri Hukum dan HAM, 2009
3. Thin prep Metode Thin prep lebih akurat dibanding Pap smear. Jika Pap smear hanya
mengambil sebagian dari sel-sel di serviks atau leher rahim, maka Thin prep akan memeriksa seluruh bagian serviks atau leher rahim. Tentu hasilnya akan jauh
lebih akurat dan tepat. Menteri Hukum dan HAM, 2009
4. Kolposkopi Jika semua hasil tes pada metode sebelumnya menunjukkan adanya infeksi atau
kejanggalan, prosedur kolposkopi akan dilakukan dengan menggunakan alat yang dilengkapi lensa pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi. Tujuannya
untuk menentukan apakah ada lesi atau jaringan yang tidak normal pada serviks atau leher rahim. Menteri Hukum dan HAM, 2009
Universitas Sumatera Utara
a. Apakah kolposkopi itu? Kolposkopi adalah suatu prosedur pemeriksaan vagina dan leher rahim oleh
seorang dokter yang berpengalaman dalam bidang tersebut. Dengan memeriksa permukaan leher rahim, dokter akan menentukan penyebab abnormalitas dari sel-
sel leher rahim seperti yang dinyatakan dalam pemeriksaan Pap Smear. Menteri Hukum dan HAM, 2009
b. Cara pemeriksaan kolposkopi Dokter akan memasukkan suatu cairan kedalam vagina dan memberi warna
saluran leher rahim dengan suatu cairan yang membuat permukaan leher rahim yang mengandung sel-sel yang abnormal terwarnai.. Kemudian dokter akan
melihat kedalam saluran leher rahim melalui sebuah alat yang disebut kolposkop. Kolposkop adalah suatu alat semacam mikroskop binocular yang mempergunakan
sinar yang kuat dengan pembesaran yang tinggi.
Jika area yang abnormal sudah terlokalisasi, dokter akan mengambil sampel pada jaringan tersebut melakukan biopsi untuk kemudian dikirim ke lab guna
pemeriksaan yang mendetail dan akurat. Pengobatan akan sangat tergantung sekali pada hasil pemeriksaan kolposkopi. Menteri Hukum dan HAM, 2009
c. Pemeriksaan lanjutan sesudah selesainya pengobatan Pemeriksaan lanjutan sesudah selesainya masa pengobatan adalah mutlak
diperlukan untuk mendapatkan kepastian bahwa area yang telah diobati telah sembuh sama sekali. Biarpun metode pengobatan yang didapatkan sangat efektif,
sel-sel yang abnormal kadang-kadang dapat kambuh lagi, bahkan dapat berkembang dengan derajat keparahan yang lebih tinggi. Jadi deteksi dini adalah
hal yang sangat esensial sekali. Selama dua tahun pertama masa pengobatan,disarankan untuk menjalani pemeriksaan Pap Smear setiap tiga bulan
atau enam bulan sekali. Jika setelah tiga kali pemeriksaan berturut-turut hasil Pap Smear normal, ini berarti seseorang wanita tersebut telah dapat dinyatakan
sembuh, dan dapat melakukan pemeriksaan Pap Smear tersebut setiap tahun sekali secara kontinyu Menteri Hukum dan HAM, 2009
Universitas Sumatera Utara
Jika ada yang tidak normal, biopsi — pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh — dilakukan dan pengobatan untuk kanker serviks segera dimulai. Riono
Yohanes, 2010
2.7 Kanker Serviks Tahap Dini