BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang sudah tak asing lagi ditelinga. Belakangan ini mulai sering terdengar berita-berita mengenai kanker serviks.
Kanker serviks cervical cancer adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim atau serviks. Serviks merupakan bagian rahim yang berhubungan dengan vagina.
Kanker serviks merupakan kanker nomor dua yang paling sering menyerang perempuan di seluruh dunia. Dan juga merupakan kanker kedua yang paling
sering menyebabkan kematian. Di Indonesia sendiri, diperkirakan setiap harinya terjadi 41 kasus baru
kanker serviks dan 20 perempuan meninggal dunia karena penyakit tersebut. Menurut perkiraan Departemen Kesehatan saat ini ada sekitar 200 ribu pasien
setiap tahunnya. Penderita kanker mulut rahim di Indonesia ternyata jumlahnya sangat
banyak. Menurut perkiraan Departemen Kesehatan saat ini ada sekitar 100 kasusn per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya. Selain itu, lebih dari
70 persen kasus yang datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut. Tingginya angka ini biasanya disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan
kesadaran akan bahaya kanker serviks. Kanker serviks cenderung muncul pada perempuan berusia 35-55 tahun, namun dapat pula muncul pada perempuan
dengan usia yang lebih muda. Menurut para ahli kanker, kanker leher rahim adalah salah satu jenis
kanker yang paling dapat dicegah dan paling dapat disembuhkan dari semua kasus kanker. Tetapi, biarpun demikian, di wilayah Australia barat saja, tercatat
sebanyak 85 orang wanita didiagnosa positif terhadap kanker leher rahim setiap tahun. Dan pada tahun 1993 saja, 40 wanita telah tewas menjadi korban
keganasan kanker ini.
Universitas Sumatera Utara
Penyebab dari kanker ini adalah virus yang dikenal sebagai Human papilloma virus HPV, yaitu sejenis virus yang menyerang manusia. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia WHO, infeksi ini merupakan faktor risiko utama kanker leher rahim. Menurut Dr. Bambang Dwipoyono SpOG dari divisi Kanker
Ginekologik RS Kanker Dharmais Jakarta, berdasarkan data RS Kanker Dharmais, pasien yang menderita kanker serviks pada stadium lanjut pada tahun
1993-1997 sebanyak 710 kasus baru. Sebesar 65 persen pasien datang pada stadium lanjut IIB-IV. Angka ketahanan hidup dalam dua tahun stadium lanjut
tersebut berkisar 53,2 persen dan untuk stadium awal hampir 90 persen. Terdapat 100 tipe HPV di mana sebagian besar tidak bahaya, tidak
menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya. Infeksi HPV paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda 18-28 tahun.
Perkembangan HPV ke arah kanker serviks pada infeksi pertama tergantung dari jenis HPV-nya. HPV tipe risiko rendah atau tinggi dapat menyebabkan kelainan
yang disebut pra kanker. Tipe HPV yang berisiko rendah hampir tidak berisiko, tapi dapat menimbulkan genital warts penyakit kutil kelamin. Walaupun
sebagian besar infeksi HPV akan sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 tahun karena adanya sistem kekebalan tubuh alami, namun infeksi yang menetap yang
disebabkan oleh HPV tipe tinggi dapat mengarah pada kenker serviks. Dan dapat berkembang tanpa terkontrol dan dapat menjadi tumor.
Saya memilih Fakultas Kedokteran Gigi USU karena ianya secara sepenuh hanya menyelenggarakan proses belajar mengajar yang berorientasi pada
perkembangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan mulut untuk menghasilkan Sarjana Kedokteran Gigi dan Dokter Gigi yang
berpengetahuan. Jadi ini memudahkan saya melihat sama ada mahasiswi yang tidak mempelajari mengenai kanker serviks mempunyai kesadaran terhadap faktor
resiko terjadinya kanker serviks. Saya memilih untuk melakukan penilitian ini atas dasar kesadaran saya
berkenaan tingginya kasus Penyakit Kanker Serviks di Indonesia ini. Saya juga memilih untuk melakukan penelitian ini untuk melihat tahap kesadaran
sekumpulan mahasiswi terhadap faktor resiko terjadinya kanker serviks.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah