Bagaimanakah Tanda-tanda Kanker Serviks Kerangka Konsep Rancangan penelitian Instrumen Penelitian

IVA Inspeksi Visual dengan Asam Asetat yaitu pemeriksaan leher rahim dengan cara melihat langsung leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5 . Bila setelah pulasan asam asetat 3-5 ada perubahan warna, yaitu tampak bercak putih, maka kemungkinan ada kelainan tahap pra kanker serviks. Yuliandi- nasir Rachmad, 2009

2.7.3 Dimana pemeriksaan dapat dilakukan

Pemeriksaan PAP SMEARIVA dapat dilakukan di berbagai tempat, seperti : rumah sakit, rumah bersalin, pusat atau klinik deteksi dini kanker, praktek dokter spesialis kandungan, puskesmas, praktek dokter umum dan bidan yang telah mempunyai peralatan untuk melakukan pemeriksaan PAP SMEAR. Vaksin HPV lebih dari 95 kanker serviks berkaitan erat dengan infeksi HPV Human Papilloma Virus yang dapat ditularkan melalui aktivitas seksual. Saat ini sudah ada vaksin untuk mencegah infeksi HPV khususnya tipe 16 dan 18 yang diperkirakan menjadi penyebab 70 kasus kanker serviks di Asia. Pencegahan dilakukan dengan mengurangi faktor resiko serta dengan melakukan vaksinasi HPV khususnya tipe 16 dan 18. Yuliandi- nasir Rachmad, 2009

2.8 Bagaimanakah Tanda-tanda Kanker Serviks

Perubahan awal yang terjadi pada sel leher rahim tidak selalu merupakan suatu tanda-tanda kanker. Pemeriksaan Pap smear test yang teratur sangat diperlukan untuk mengetahui lebih dini adanya perubahan awal dari sel-sel kanker. Perubahan sel-sel kanker selanjutnya dapat menyebabkan perdarahan setelah aktivitas sexual atau diantara masa menstruasi. Adanya perubahan ataupun keluarnya cairan discharge ini bukanlah suatu hal yang normal, dan pemeriksaan yang teliti harus segera dilakukan walaupun seseorang wanita tersebut baru saja melakukan Pap smear test. Biarpun begitu, pada umumnya, setelah dilakukan pemeriksaan yang teliti, hasilnya tidak selalu positip kanker. Yuliandi-nasir Rachmad, 2009 Seperti layaknya kanker, jenis kanker ini juga dapat mengalami penyebaran metastasis. Penyebaran kanker serviks ada tiga macam, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1 Melalui pembuluh limfe limfogen menuju ke kelenjar getah bening lainnya. 2 Melalui pembuluh darah hematogen 3 Penyebaran langsung ke parametrium, korpus uterus, vagina, kandung kencing dan rectum. Penyebaran jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh limfe terutama ke paru- paru, kelenjar getah bening mediastinum dan supraklavikuler, tulang dan hati. Penyebaran ke paru-paru menimbulkan gejala batuk, batuk darah, dan kadang- kadang nyeri dada. Kadang disertai pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula terutama sebelah kiri. Sudirman, 2010

2.9 Pencegahan

Resiko terjadinya kanker serviks dapat dilakukan dengan menghindari infeksi HPV. HPV menyebar melalui kontak kulit dengan bagian badan yang terinfeks – tidak hanya dengan hubungan seks. Menggunakan kondom setiap melakukan hubungan dapat mengurangi resiko terkena infeksi HPV. Sebagai tambahan dari penggunaan kondom, cara terbaik untuk mencegah kanker serviks yaitu : • Menghindari hubungan sex pada umur muda. • Memiliki partner seks tunggal • Menghindari merokok Vaksniasi HPV. Suatu vaksin baru disebut Gardasil memberikan perlindungan dari tipe HPV yang paling berbahaya. The national Advisory Committee on Immunization Practices merekomendasikan vaksinasi pada wanita umur 11 dan 12 tahun, sebagaimanapula pada wanita umur 13 hingga 26 tahun jika mereka belum menerima vaksin. Vaksin ini paling efektif diberikan sebelum wanita aktif secara seksual. Walaupun vaksin dapat mencegah hingga 70 kasus kanker serviks, vaksin ini tidak dapat mencegah infeksi dari virus lain yang dapat juga menyebabkan kanker serviks. Pap Smear secara rutin untuk skrining kanker serviks lah yang paling penting. Johns Hopkins, William Obstetric Universitas Sumatera Utara

2.9.1 Apa yang harus dilakukan untuk menghindari kanker leher rahim

Yang pertama, jika pernah melakukan hubungan seksual, harus dilakukan Pap smear test secara teratur setiap dua tahun dan ini dilakukan sampai berusia 70 tahun. Pada beberapa kasus mungkin dokter menyarankan untuk melakukan Pap smear test lebih sering. Hal yang ke dua adalah melaporkan adanya gejala-gejala yang tidak normal seperti adanya perdarahan, terutama setelah coitus senggama. Hal yang ke tiga adalah tidak merokok. Data statistik melaporkan bahwa resiko terserang kanker leher rahim akan menjadi lebih tinggi jika wanita merokok. Tidak semua penampakan sel-sel yang abnormal melalui ‘Pap Smear’ berarti kanker. Memang Pap Smear dapat mendeteksi kelainan-kelainan perubahan sel- sel leher rahim secara dini. Paradigma yang harus diingat adalah semakin awal ditemukannya kelainan-kelainan pada pemeriksaan Pap Smear, maka akan semakin mudah pula diatasi masalahnya. Johns Hopkins, William Obstetric

2.9.2 Apakah artinya jika Pap Smear abnormal.

Hasil Pap Smear dikatakan abnormal jika sel-sel yang berasal dari leher rahim ketika diperiksa di bawah mikroskop akan memberikan penampakan yang berbeda dengan sel normal. Kejadian ini biasanya terjadi 1 dari 10 pemeriksaan Pap Smear. Beberapa faktor yang dapat memberikan indikasi diketemukannya penampakan Pap Smear yang abnormal adalah: 1. Unsatisfactory Pap Smear Pada kasus ini, berarti pegawai di Lab tersebut tidak bisa melihat sel-sel leher rahim dengan detail sehingga gagal untuk membuat suatu laporan yang komprehensive kepada dokter. Jika kasus ini menimpa seseorang, disarankan agar sebaiknya wanita tersebut datang lagi untuk pemeriksaan Pap Smear pada waktu yang akan ditentukan oleh dokter. Johns Hopkins, William Obstetric 2. Jika ada infeksi atau inflamasi Kadang-kadang pada pemeriksaan Pap Smear memberikan penampakan terjadinya inflamasi. Ini berarti bahwa sel-sel di dalam leher rahim mengalami Universitas Sumatera Utara suatu iritasi yang ringan sifatnya. Memang kadang-kadang inflamasi dapat dideteksi melalui pemeriksaan Pap Smear, biarpun tidak merasakan keluhan- keluhan karena tidak terasanya gejala klinis yang ditimbulkannya. Sebabnya bermacam-macam. Mungkin telah terjadi infeksi yang dikarenakan oleh bakteri, atau karena jamur. Johns Hopkins, William Obstetric 3. Atypia atau Minor Atypia Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah jika pada pemeriksaan Pap Smear terdeteksi perubahan-perubahan sel-sel leher rahim, tetapi sangat minor dan penyebabnya tidak jelas. Pada kasus ini, biasanya hasilnya dilaporkan sebagai atypia. Biasanya terjadinya perubahan penampakan sel-sel tersebut dikarenakan adanya peradangan, tetapi tidak jarang pula karena infeksi virus. Karena untuk membuat suatu diagnosa yang definitif tidak memungkinkan pada tahap ini, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk menjalani pemeriksaan lagi dalam waktu enam bulan. Pada umumnya, sel-sel tersebut akan kembali menjadi normal lagi. Jadi, adalah sangat penting bagi melakukan Pap Smear lagi untuk memastikan bahwa kelainan-kelainan yang tampak pada pemeriksaan pertama tersebut adalah gangguan yang tidak serius. Jika hasil pemeriksaan menghasilkan hasil yang sama maka mungkin disarankan untuk menjalani kolposkopi. Johns Hopkins, William Obstetric Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Gambar 3.1 Kerangka konsep

3.2 Definisi Operasional

Variabel yang akan diteliti adalah tingkat pengetahuan mahasiswi FKG angkatan 07 USU dan gambaran kesadaran tentang kejadian kanker serviks.

3.2.1. Tingkat pengetahuan diukur daripada mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi

angkatan 07 Universitas Sumatera Utara USU. Tingkat pengetahuan mahasiswi mengenai faktor resiko terjadinya kanker serviks seperti gangguan sistem kekebalan tubuh yang berulang, trauma kronis pada bahagian serviks dan juga sikap wanita yang menyebabkan resiko mengenai kanker serviks bertambah seperti merokok, berganti ganti pasangan seksual, dan juga bersama dengan faktor resiko lain yng menyebabkan terjadinya kanker serviks akan dinilai. Gambaran kesadaran tentang kejadian Kanker Serviks Pengetahuan mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara -Faktor resiko kanker seviks. Universitas Sumatera Utara

3.2.2. Gambaran kesadaran tentang kejadian kanker serviks dinilai daripada

tingkat pengetahuan mahasiswi mengenai faktor resiko terjadinya kanker serviks dan juga bersama dengan faktor resiko lain yng menyebabkan terjadinya kanker serviks akan dinilai. Gambaran kesadaran tentang kejadian kanker serviks dinilai daripada jawaban yang diberi oleh para mahasiswi FKG angkatan 07 Universitas Sumatera Utara USU 3.2.3 Cara ukur : Wawancara 3.2.4 Alat ukur : Kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 20 pertanyaan dengan dua pilihan jawaban: jawaban yang benar diberi skor 1 jawaban yang salah diberi skor 0 Kategori : • Skor 75 - 100 adalah nilai baik • Skor 40 - 75 adalah nilai memuaskan • Skor dibawah 40 adalah nilai buruk • Skala pengukuran : ordinal Universitas Sumatera Utara BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang akan melihat gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Mengenai Faktor Resiko Terjadinya Kanker Serviks di Fakultas Kedokteran Gigi USU Tahun 2007. Desain yang digunakan adalah descriptive cross sectional Ini dilakukan dengan memberi kuesioner pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi USU angkatan 2007.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, Medan. Ini adalah karena untuk melihat apakah mahasiswi yang berada dalam jurusan lain selain kedokteraan mempunyai kesadaran terhadap faktor resiko yang menyebabkan kanker serviks.

4.2.2 Waktu penelitian

Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Juli sehingga September 2010

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi penelitian

Populasi penelitian adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 yaitu sebanyak 150 orang. Penentuan angkatan berdasarkan pertimbangan bahwa mahasisiwi angkatan tersebut sudah seharusnya mempunyai pengetahuan mengenai faktor resiko kanker serviks. Kriteria eksklusi : Universitas Sumatera Utara Mahasiswi yang menderita kanker serviks

4.3.2. Sampel penelitian

Tingkat pengetahuan dinilai daripada kuesioner yang diedarkan kepada mahasiswa sampel. Sebanyak 20 soalan atau pertanyaan akan diajukan dengan 2 pilihan jawaban iaitu jawaban “ya” atau “tidak”. Jawaban “ya” diberi skor 1 dan jawaban “tidak” diberi skor 0. Pengukuran tingkat pengetahuan mahasiswi mengenai faktor resiko terjadinya kanker serviks dilakukan berdasarkan jawaban yang diberikan responden menggunakan skala pengukuran Pratomo 1990 maka dapat dibahagi menjadi tiga kategori yaitu: a Tingkat pengetahuan baik apabila jawaban responden benar lebih dari 75 dari nilai maksimum. b Tingkat pengetahuan sedang apabila jawaban responden benar antara 40 sampai 75 dari nilai maksimum. c Tingkat pengetahuan buruk apabila jawaban responden benar kurang dari 40 dari nilai maksimum. Dengan demikian, penilaian terhadap persepsi responden berdasarkan sistem skoring, yaitu: a Skor 16 hingga 20 : Baik b Skor 8 hingga 15 : Sedang c Skor dibawah 8 8 : Kurang Perkiraan besar sampel yang minimal pada penelitian ini diambil berdasarkan rumus dibawah ini, dimana tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95 dan tingkat ketepatan relatif 10 Sastroasmoro dan Ismael, 2008. Maka diperoleh 43 sampel. Jumlah sampel ini dibulatkan menjadi 50 sampel: Besar sampel : Besar sampel data nomimal pada sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi dihitung dengan rumus: Universitas Sumatera Utara N = d² Zα² pq Keterangan rumus : N = jumlahbesar sampel Α = tingkat kemaknaan. Dalam penelitian ini, tingkat kemaknaan yang digunakan ialah α = 0,05, sehingga Zα yaitu kesalahan tipe I penelitian ini sebesar 1,96. p = proporsi keadaan yang akan dicari = 0,5 q = 1– p = 0,5 d = tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki. Dalam penelitian ini, ditetapkan d = 0,15 Angka-angka yang di atas dimasukkan kembali ke rumus besar sampel : N = 0,15² 1,96² 0,50,5 = 43 orang ≈ 50 orang

4.4 Metode Pengumpulan Data

Cara memilih sampel:Responden dipilih secara systematic random sampling yaitu responden diberi kuesioner dan disuruh menjawab kuesioner tersebut dan dinilai mengikut jawaban yang diberikan.

4.4.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Kuesioner yang telah selesai disusun akan diuji validitasnya dengan SPSS 17.0 Statistical Products and Service Solutions. Kuesioner penelitian ini yang telah disusun sebelumnya dengan jumlah pertanyaan sebanyak 25 , kemudian dilakukan uji validitas dan didapati sebanyak 20 soal yang valid. Pengujian ini menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0. Uji validitas ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010. Universitas Sumatera Utara Uji validitas dilakukan dengan korelasi Pearson, skor yang didapat dari setiap pertanyaan dikolerasikan dengan skor total untuk setiap variabel. Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel. Nilai r tabel untuk jumlah responden 20 orang dengan taraf signifikasi 0.1 adalah 0.444. Jika nilai koefisien korelasi Pearson dari suatu pertanyaan tersebut berada di atas nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut valid.

4.4.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan kuesioner yang telah selesai disusun akan diuji reliabilitasnya dengan menggunakan SPSS 17.0. Kuesioner penelitian ini yang disusun sebelumnya telah dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0. Uji reliabilitas ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010. Uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pertanyaan yang valid dengan koefisien Reliabilitas Alpha pada aplikasi SPSS 17.0. Jika nilai alpha lebih besar dari nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Hasil uji validitas dan reliabilitas untuk tiap pertanyaan dalam kuesioner Variabel Nomor Pertanyaan Total Pearson Correlation Status Alpha Status Tingkat pengetah uan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 0.471 0.480 0.685 0.453 0.453 0.524 0.471 0.599 0.572 0.663 0.538 0.480 0.685 0.480 0.572 0.524 0.453 0.545 0.453 0.663 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 0.913 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan saya gunakan pada penelitian saya adalah kuestioner jenis tertutup.

4.6. Metode Analisis Data