Setelah pemungutan daun yang pertama, pohon kayu putih dipangkas agar bisa tumbuh tunas baru dan yang akan menghasilkan daun yang lebih banyak. Selanjutnya setiap kali pemungutan
daun selalu diikuti dengan pemangkasan. Lutony, 1994. Cara yang ditempuh untuk memproduksi minyak kayu putih bisa langsung dengan
menyuling daunnya saja atau dengan cara menyuling daun kayu putih tersebut berikut ranting daunnya sepanjang lebih kurang 20 cm dari pucuk daun. Apabila yang disuling itu berikut dengan
ranting daunnya sebaiknya menggunakan perbandingan antara berat ranting terhadap berat daun sebesar 15, karena ranting daun hanya mengandung 0,1 minyak Ketaren, 1985.
2.2 Minyak kayu putih
Minyak kayu putih disuling dari daun dan ranting terminal branhlet beberapa spesies melaleuca merupakan sejenis pohon yang tumbuh melimpah dikepulauan hindia timur
Indonesia, semenanjung malaya, dan dibeberapa tempat lainnya. Pasaran utama bagi minyak atsiri cajeput oil antara lain Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Perancis, dan Belanda. Pada
saat sekarang produksi minyak kayu putih indonesia mengalami penurunan, bahkan untuk mencukupi kebutuhan didalam negeri pun terpaksa mengimpornya Lutony, 1994
Ditemukan juga satu varietas yang banyak tumbuh didaerah berpayau, dan menghasilkan minyak dengan komposisi yang berbeda. Karena variatas ini tidak tau mengandung sineol dalam
jumlah kecil, maka minyaknya tidak memiliki arti komersial. Dalam dunia perdagangan, minyak kayu putih memiliki bau kamfor mirip sineol dengan flavor yang agak menyengat burning
flavor dengan kesan dingin.
2.2.1 Mutu minyak kayu putih
Standart mutu minyak kayu putih menurut EAO adalah sebagai berikut: -
Warna : cairan berwarna kuning atau hijau
Universitas Sumatera Utara
- Berat jenis pada 25
o
C : 0,908 – 0,925 -
Putaran optik : o – 4 -
Indeks refraksi 20 C : 1,4660 – 1,4720.
- Kandungan sineol : 50 - 65
- Minyak pelikan : Negatif
- Minyak lemak :Negatif
- Kelarutan dalam alkohol 80 : Larut dalam 1 volume
Untuk mempertahankan mutunnya, sebaiknya minyak kayu putih dikemas dalam drum berlapis timah putih atau drum besi galvanis.
2.2.2 Khasiat dan Kegunaan minyak kayu putih
Minyak kayu putih banyak digunakan dalam industri farmasi. Penduduk indonesia telah mengenal minyak kayu putih sejak berabad – abad serta mempergunakannya sebagai obat untuk
menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Kegunaan tumbuhan kayu putih antara lain sebagai obat sakit perut dan saluran pencernaan internal, sebagai obat masuk angin untuk dewasa maupun
anak – anak , sebagai obat kulit obat luar, berkhasiat sebagai obat oles bagi penderita sakit kepala, kram pada kaki, reumatik dan sakit persendian.
Sebagai obat dalam internal, minyak kayu putih digunakan hanya dalam dosis kecil dan berkhasiat untuk mengobati rhinitis radang selaput lendir hidung, dan berfungsi
sebagai anthelmintic terutama efektif mengobati demam. Minyak kayu putih juga berfungsi sebagai ekspektoran dalam kasus laryngitis dan bronchitis, dan jika diteteskan ke dalam gigi
dapat mengurangi rasa sakit gigi. Minyak kayu putih juga sangat efektif digunakan sebagai insektisida. Kutu pada anjing dan kucing akan mati jika diolesi minyak kayu putih. Juga
dapat digunakan sebagai pembasmi kutu busuk dan berbagai jenis serangga Lutony, 1994.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Kandungan Kimia
Umumnya minyak atsiri dari jenis atau varietas tumbuhan yang berbeda juga memiliki komponen kimia yang berbeda.
Kandungan kimia dari minyak kayu putih yang dihasilkan dari tumbuhan Melaleuca leucadendra L. L. dapat dilihat pada tabel berikut:
Nama Komponen Kimia Kadar
- β – pinena
1,21 -
sineol 60,03
- terpinolena
0,47 -
4, 11, 11, -tetrametil – 8 metilen 1,44
- β linalool
1,59 -
α terpineol 14,96
- kariofilena
1,26 -
α kariofilena 0,52
- isokariofilena
0,87 -
dehidro – 1,1,4,7, - tetrametil elemol 5,32
2.3 Minyak Atsiri