Karakterisasi Simplisia Pemeriksaan Tumbuhan .1 Identifikasi Tumbuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemeriksaan Tumbuhan 4.1.1 Identifikasi Tumbuhan Identifikasi tumbuhan dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-LIPI Bogor terhadap tumbuhan yang diteliti menunjukkan bahwa bahan uji adalah tumbuhan kayu putih Melaleuca leucadendra L. L dari suku Myrtaceae. Identifikasi bertujuan untuk memastikan kebenaran tumbuhan yang akan digunakan sebagai bahan uji.

4.1.2 Karakterisasi Simplisia

Hasil pemeriksaan makroskopik untuk simplisia daun kayu putih adalah daun tunggal, bertangkai 5 mm sampai 7 mm, helai daun berbentuk jorong atau berbentuk lanset, pangkal dan ujung daun umumnya meruncing, tepi daun rata, panjang helai daun 3,5 cm sampai 10 cm, lebar 0,5 cm sampai 1,7 cm. Tulang – tulang daun hampir sejajar dan tidak menonjol dari permukaan daun. Permukaan daun berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia berwarna hijau sampai hijau kelabu, fragmen pengenal adalah rambut penutup terdiri dari satu sel, ujung ruincing, dinding tebal, dengan stomata tipe anomositik, mesofil dengan kelenjar minyak lesigen berwarna kekuningan, serabut hablur dengan hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, hablur kalsium oksalat lepas atau berasal dari serabut hablur atau dari mesofil, serabut sklerenkhim. Universitas Sumatera Utara Hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Materia Medika Indonesia MMI III. Hasil karakterisasi simplisia daun kayu putih dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Hasil karakterisasi simplisia daun kayu putih No Penetapan Kadar Menurut MMI III 1 Kadar air 6,61 Tidak lebih dari 10 2 Kadar sari yang larut dalam air 16,4 Tidak kurang dari 15,8 3 Kadar sari yang larut dalam etanol 18,67 Tidak kurang dari 18,5 4 Kadar abu total 5,04 Tidak lebih dari 6,4 5 Kadar abu tidak larut dalam asam 0,39 Tidak lebih dari 0,9 6 Kadar minyak atsiri 0,73 Tidak kurang 0,4 vb Pada penetapan karakterisasi yang dilakukan adalah hanya untuk daun kayu putih kering dan tidak dilakukan untuk daun kayu putih segar, karena untuk pemeriksaan karakterisasi bahan yang digunakan adalah bentuk simplisia, dan simplisia itu kecuali dinyatakan lain adalah bahan yang telah dikeringkan. Kadar air ditetapkan berkaitan dengan proses penyimpanan simplisia. Kadar air harus memenuhi ketentuan yaitu tidak lebih dari 10 agar tidak rusak dalam penyimpanan karena ditumbuhi kapang dan mikroorganisme lainnya Depkes RI, 1995: Trease Evans, 1983. Kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam ditetapkan untuk melihat kandungan mineral dari simplisia. Kadar abu yang tinggi menunjukkan banyaknya zat anorganik yang terdapat dalam simplisia. Universitas Sumatera Utara Kadar sari ditetapkan untuk mengetahui jumlah kandungan senyawa yang polar dan non polar yang terdapat dalam simplisia. Kadar sari yang larut dalam air lebih rendah dari pada kadar sari yang larut dalam etanol, hal ini menunjukkan bahwa daun kayu putih lebih banyak tersari dalam etanol dibandingkan dalam air ini berarti daun kayu putih lebih mudah larut dalam etanol dibandingkan dalam air. Dari hasil Penetapan kadar minyak atsiri yang dilakukan dengan menggunakan alat stahl, diperoleh kadar minyak atsiri daun kayu putih sebesar 0,73 v b dihitung terhadap serbuk simplisia yang telah dikeringkan. Kadar ini telah memenuhi persyaratan menurut Materia Medika Indonesia MMI III yaitu tidak kurang dari 0,4 v b.

4.2. Isolasi minyak atsiri

Dokumen yang terkait

Isolasi Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Dari Rimpang Bangle (Zingiber Montanum (J.König) Link Ex A. Dietr) Segar Dan Kering Secara Gc-Ms

13 132 103

Perbandingan Kadar Dan Komponen Minyak Atsiri Rimpang Cabang Dan Rimpang Induk Kunyit (Curcuma Longa L.) Segar Dan Kering Secara Gc-Ms

8 63 132

Isolasi Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Dari Rimpang Temu Kunci (Boesenbergia ROTUNDA (L.) Mansf.) Segar Dan Kering Secara Gc-Ms

13 65 107

Isolasi Minyak Atsiri dari Sereh Merah (Andropogon citratus DC.) Segar dan Kering Serta Analisis Komponen Secara GC-MS

5 68 93

Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Buah Segar Dan Kering Tumbuhan Attarasa (Litsea cubeba Pers.) Secara GC-MS

15 107 92

Isolasi Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Dari Daun Kayu Manis ( Cinnamomum burmanii ) Dengan Cara GC-MS

16 147 70

Karakterisasi Simplisia, Isolasi dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Buah Kemukus (Cubebae fructus) dari Wonosobo dan Padang Sidempuan Secara GC-MS

2 78 87

Karakterisasi Simplisia, Isolasi Dan Analisi Komponen Minyak Atsiri Dari Rimpang Dan Daun Kunyit (Curcuma Domestica Val.) Kering Secara Gc-Ms

1 51 92

Karakterisasi Simplisia dan Isolasi Minyak Atsiri dari Daun Salam Koja (Murraya koenigii L. Spreng) Segar dan Kering serta Analisis Komponennya Secara GC-MS

12 85 101

Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Minyak Atsiri Dari Kulit Buah Jeruk Jingga (Citrus x Jambhiri Lush) Segar Dan Kering Serta Analisis Komponennya Secara GC-MS

0 29 98