BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Minyak kayu Putih Secara Umum
Tumbuhan kayu putih Melaleuca leucadendra L. L, merupakan salah satu tumbuhan penghasil minyak atsiri yang mana daun tumbuhan ini mengandung minyak atsiri sekitar 0,5 -
1,5 tergantung efektivitas penyulingan dan kadar minyak yang terkandung terhadap bahan yang disuling. Lutony, 1994.
Sistematika tumbuhan ini adalah sebagai berikut: Kingdom
: Plantae Divisio
: Spermatophyta Kelas
: Dicotiledonae Ordo
: Myrtales Family
: Myrtaceae Genus
: Melaleuca Spesies
: Melaleuca Leucadendra, L. L
2.1.2 Morfologi tumbuhan:
Tumbuhan dari famili Myrtaceae merupakan salah satu sumber minyak atsiri yang memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. Beberapa jenis dari famili ini yang terkenal sebagai
penghasil minyak atsiri adalah tumbuhan dari marga Eucalyptus dan Melaleuca.
Universitas Sumatera Utara
Tumbuhan kayu putih Melaleuca leucadendra L. L merupakan tumbuhan perdu yang mempunyai batang pohon kecil dengan banyak anak cabang yang menggantung ke bawah.
Daunnya berbentuk lancip dengan tulang daun yang sejajar. Bunga kayu putih berwarna merah, sedangkan kulit batang kayunya berlapis-lapis dengan permukaan terkelupas. Keistimewaan
tanaman ini adalah mampu bertahan hidup di tempat yang kering, di tanah yang berair, atau di daerah yang banyak memperoleh guncangan angin atau sentuhan air laut. Tanaman ini tumbuh liar
di daerah berhawa panas. Tanaman kayu putih tidak memerlukan syarat tumbuh yang spesifik. Pohon kayu putih dapat mencapai ketinggian 45 kaki. Dari ketinggian antara 5 - 450 m di atas
permukaan laut, terbukti bahwa tanaman yang satu ini memiliki toleransi yang cukup baik untuk berkembang. Lutony, 1994.
Bagian yang paling berharga dari tanaman kayu putih untuk keperluan produksi minyak atsiri adalah daunnya. Daun kayu putih yang akan disuling minyaknya mulai bisa dipangkas
atau dipungut setelah berumur lima tahun. Seterusnya dapat dilakukan setiap enam bulan sekali sampai tanaman berusia 30 tahun. Di beberapa daerah yang subur, tanaman kayu putih telah bisa
dipungut daunnya pada usia dua tahun. Setiap pohon kayu putih yang telah berumur lima tahun atau lebih dapat menghasilkan sekitar 50-100 kg daun berikut ranting.
2.1.3 Syarat tumbuh dan budidaya
Tanaman kayu putih tidak mempunyai syarat tumbuh yang spesifik. Dari ketinggian antara 5 – 450 m diatas permukaan laut, terbukti bahwa tanaman yang satu ini memiliki toleransi
yang cukup baik untuk berkembang.
Pemungutan daun kayu putih sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Alasannya, pada waktu pagi hari daun mampu menghasilkan rendeman minyak atsiri lebih tinggi dengan kualitas baik.
Universitas Sumatera Utara
Setelah pemungutan daun yang pertama, pohon kayu putih dipangkas agar bisa tumbuh tunas baru dan yang akan menghasilkan daun yang lebih banyak. Selanjutnya setiap kali pemungutan
daun selalu diikuti dengan pemangkasan. Lutony, 1994. Cara yang ditempuh untuk memproduksi minyak kayu putih bisa langsung dengan
menyuling daunnya saja atau dengan cara menyuling daun kayu putih tersebut berikut ranting daunnya sepanjang lebih kurang 20 cm dari pucuk daun. Apabila yang disuling itu berikut dengan
ranting daunnya sebaiknya menggunakan perbandingan antara berat ranting terhadap berat daun sebesar 15, karena ranting daun hanya mengandung 0,1 minyak Ketaren, 1985.
2.2 Minyak kayu putih