Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit.

Penjelasan unsur-unsur tersebut diatas adalah sebagai berikut:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional

secara tegas. Struktur organisasi ini merupakan rerangkaian framework pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Untuk melaksanakan kegiatan pokok tersebut dibentuk departemen yang kemudian dibagi-bagi lebih lanjut menjadi unit-unit organisasi yang lebih kecil untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan. Pembagian tanggung jawabfungsional dalam organisasi didasarkan pada prinsip- prinsip berikut: a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. Setiap transaksi atas dasar otoritas dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi, karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Universitas Sumatera Utara

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit.

Pembagian tanggung jawab fungsional dan pembagian wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaanya. Cara tersebut sebagai berikut: a. Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggung jawabkan oleh pihak yang berwewenang. b. Pemeriksaan mendadak. c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi. d. Perputaran jabatan job rotation e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya. g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Unsur mutu karyawan merupakan unsur yang paling penting. Jika perusahaan mempunyai karyawan yang kompoten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan Universitas Sumatera Utara perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Sistem pengendalian intern dalam perusahaan yang menggunakan sistem manual berbeda karakteristik pengendalian akuntansi internnya dengan perusahaan yang menggunakan sistem komputer, yang terlihat sebagai berikut: 1. Dalam sistem manual pembagian tanggung jawab pelaksanaan suatu transaksi ke tangan beberapa orang atau departemen agar tercipta adanya cek silang cross-chek dan spesialisasi pekerjaan klerikal, sedangkan dalam sistem komputer karena ketelitian dan kecepatan pengolahan data dengan komputer, lebih sedikit diperlukan cek silang dalam pengolahan data, terutama yang menyangkut perhitungan dalam pengolahan data akuntansi. 2. Dalam sistem manual dilakukan pemeriksaan secara visual terhadap transaksi penting dan dokumen yang diproses melalui sistem, sedangkan dalam sistem komputer dapat melakukan berbagai pemeriksaan edit yang semula dilakukan oleh manusia melalui program komputer, sehingga mengurangi pekerjaan editing dokumen secara visual. 3. Dalam sistem manual menitikberatkan pengendalian ditangani manusia, yang dicapai dengan pembagian tanggung jawab pelaksanaan transaksi ke beberapa orang atau bagian, sedangkan dalam sistem komputer menitikberatkan pengendalian melalui program komputer, sehingga Universitas Sumatera Utara pembagian tanggung jawab fungsional dalam pelaksanaan transaksi dapat dikurangi. Sistem pengendalian intern efektif mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Personalia yang mampu dan dapat dipercaya b. Tugas pertanggung jawaban c. Pemberian kuasa yang tepat d. Pembagian tugas Pengendalian efektif dapat dicapai jika manajemen memilih tipe pengendalian yang dapat mengatasi penyebab mengapa individu dalam organisasi tidak mau atau tidak mampu mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan melalui perilaku yang diharapkan. Tipe pengendalian dikelompokkan menjadi dua golongan: 1 Pengendalian utama, pengendalian terhadap personel. 2 Pengendalian tambahan. Pengendalian terhadap keluaran, pengendalian terhadap tindakan tertentu, dan penghindaran organisasi dari perilaku individu yang tidak diharapkan. Untuk melihat penyebab perlunya pengendalian dan apa tipe pengendalian yang efektif untuk mengatasinya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 : Penyebab Diperlukannya Pengendalian dan Tipe Pengendalian Yang Efektif untuk Mengatasi Penyebab Tersebut Penyebab Diperlukannya Pengendalian Tipe Pengendalian Efektif Ketidak sesuaian antara tujuan Individu dengan tujuan organisasi Keterbatasan individu: Kurangnya atau ketiadaan kompensasi personel Keterbatasan yang bersifat manusiawi Pengendalian utama: Pengendalian terhadap personel Pengendalian tambahan: Pengendalian terhadap keluaran Pengendalian terhadap tindakan tertentu Pengendalian terhadap personel Penghindaran organisasi dari masalah pengendalian Sumber: Mulyadi dan Jhony Setiawan 2001: 647 diolah Dalam melaksanakan sistem pengendalian intern, para petugas harus dipisahkan dalam fungsinya sebagai berikut: a Mereka yang memprakarsai atau menyetujui transaksi. b Mereka yang melaksanakan transaksi itu. c Mereka yang bertanggungjawab atas harta, utang, biaya atau pendapatan sebagai akibat transaksi itu. Selain diadakan sistem itu harus diawasi secara terus menerus. Sistem pengendalian intern tidak dapat berjalan dengan baik apabila tidak diawasi, dan apabila ada kolusi diantara sesama karyawan. Universitas Sumatera Utara Setelah mengetahui pengertian, tujuan, unsur, dan kelompok sistem pengendalian intern, maka dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi mempunyai hubungan erat dengan sistem pengendalian intern. Dimana sistem akuntansi adalah bagian dari sistem pengendalian intern. Jika sistem pengendalian intern diterapkan dalam sistem akuntansi, maka dapat dipastikan obyek pengendalian intern dan administratif dapat tercapai. Namun yang perlu diingat bahwa unsur yang terpenting dari cara tersebut adalah pegawai yang cakap dan terpercaya. Walau unsur-unsur pengendalian lainnya baik, pegawai yang kurang cakap dan tidak jujur dapat mengurangi arti dari sistem pengendalian.

E. Pengertian Gaji dan Upah

Dokumen yang terkait

Sistem Akuntansi Penggajian Dan Pengupahan Sebagai Alat Bantu Pengendalian Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

3 54 97

Peranan Sistem Akuntansi dalam Mendukung Pengendalian Intern Atas Gaji dan Upah pada PT. Mopoli Raya

7 98 77

Sistem Akuntansi Penggajian Sebagai Alat Bantu Manajemen pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Medan

1 40 107

Peranan Sistem Akuntansi Penggajian Dan Pengupahan Dalam Mendukung Pengendalian Intern Gaji Dan Upah Pada PTP. Nusantara IV (Persero) Medan Sumatera Utara

10 98 81

Sistem Akuntansi Penggajian pada Instalasi Rawat Jalan Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Menunjang Pengendalian Intern Gaji pada Rumah Sakit Haji Medan

0 30 92

Sistem Akuntansi Penggajian Dan Pengupahan Sebagai Alat Pengawasan Intern Gaji Dan Upah Pada PT. Tolan Tiga Indonesia

0 38 119

Sistem Akuntansi Penggajian Dan Pengupahan Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Mendukung Pengendalian Intern Gaji Dan Upah Pada Kantor Besar PT. Socfin Indonesia Medan

0 15 118

Sistem Akuntansi Penggajian Sebagai Alat bantu Manajemen dalam Menunjang Pnegendalian Intern Gaji pada PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Medan

0 27 105

Sistem Akuntansi Penggajian Sebagai Alat Bantu Manejemen dalam Menunjang Pengendalian Intern Gaji pada PT. PPA Consultants Cabang Sumatera Utara

0 19 65

Sistem Akuntansi Penggajian Dan Pengupahan Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Mendukung Pengendalian Intern Gaji Dan Upah Pada PT.(Persero) Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan

1 35 113