mengekspos ciri-cirinya dalam bentuk wajah ataupun kebiasaannya tanpa objek lain atau situasi di sekelilingnya secara karikatural.
14
Karikatur sosial sudah tentu mengemukakan dan menggambarkan persoalan-persoalan masyarakat yang menyinggung rasa keadilan sosial.
Karikatur politik menggambarkan suatu situasi politik sedemikian rupa agar kita dapat melihatnya dari segi humor dengan menampilkan para tokoh politik di atas
panggung dan mementaskan dengan lucu.
4. Kritik Sosial Dalam Kartun dan Karikatur
Kartun adalah sebuah gambar yang bersifat reprensentasi dan simbolik, mengandung unsur sindiran, lelucon, atau humor. Kartun biasanya muncul dalam
publikasi secara periodik, dan paling sering menyoroti masalah politik atau masalah publik. Namun masalah-masalah sosial kadang juga menjadi target,
misalnya dengan mengangkat kebiasaan hidup masyarakat, peristiwa olahraga, atau mengenai kepribadian seseorang. Dengan kata lain, kartun merupakan
metafora visual hasil ekspresi dan interpretasi atas lingkungan sosial politik yang tengah dihadapi oleh seniman pembuatnya Nugroho, 1992:2.
Kritik kartun sebenarnya hanya usaha penyampaikan masalah aktual ke permukaan, sehingga muncul dialog antara yang dikritik dan yang mengkritik,
serta dialog antara masyarakat itu sendiri, dengan harapan akan adanya perubahan. Aspek pertentangan dalam tradisi penciptaan kartun sebenarnya
bukanlah lebih mementingkan naluri untuk mengkritik, melainkan lebih menekankan fakta-fakta historis bahwa masyarakat telah memasuki bentuk
14
Ibid.
komunikasi politik yang modern, dan tidak lagi mempergunakan kekuatan atau kekuasaan Anderson, 1990:162
15
. Wahana kritik sosial seringkali dijumpai di berbagai media cetak, seperti
surat kabar, majalah, dan tabloid. Seperti layaknya fungsi media massa, kritik dan kontrol sosial biasa dikemas dalam rubrik atau artikel berita. Media cetak
terutama surat kabar yang berfungsi memberikan informasi turut menggunakan pendekatan humor dalam menyampaikan pesannya kepada pembaca. Bentuk
pesan yang disampaikan dengan pendekatan humor dalam surat kabar diantaranya adalah karikatur.
Karikatur disajikan sebagai suatu bentuk kritik sosial yang memiliki kadar humor, estetika serta pesan kritik yang tepat sasaran. GM Sudarta memberikan
arti kata karikatur sebagai deformasi berlebih atas wajah seseorang, biasanya orang terkenal, dengan “mempercantiknya” melalui penggambaran ciri khas
lahiriahnya untuk tujuan mengejek. Sobur, 2003:138. Sedangkan menurut T. Susanto 1996:39, gambar kartun atau karikatur merupakan alat yang paling
mudah dan cocok untuk menggambarkan suatu realitas yang terjadi dalam masyarakat. Maka tidaklah heran apabila dalam media cetak dapat kita jumpai
karikatur dengan halaman khusus untuk mengutarakan suatu opini. Pesan yang disampaikan dalam karikatur mempunyai ungkapan yang kritis terhadap berbagai
permasalahan, baik itu yang tersamar maupun yang tersembunyi. Dari sini, dapat kita ketahui bahwa karikatur dan kartun dapat dikatakan sebagai sarana kritik
sosial. Informasi bergambar lebih disukai dibandingkan dengan informasi melulu tertulis, karena menatap gambar jauh lebih mudah dan sederhana.
15
http:basnendar.dosen.isi-ska.ac.id20100726kajian-makna-kartun-editorial-melalui
Dibandingkan media verbal, gambar merupakan media yang paling cepat untuk menanamkan pemahaman. Gambar berdiri sendiri, memiliki subyek yang
mudah dipahami dan merupakan “simbol “ yang jelas dan mudah dikenal. Pembuatan suatu “gambar komunikasi “, dimaksudkan untuk mendukung suatu
pesan. Ada beberapa bentuk “gambar komunikasi “, antara lain: ilustrasi, logo, dan karikatur. Gambar karikatur adalah suatu media penyampai pesan yang
digambar secara sederhana dan menyalahi anatomi. Walaupun sesungguhnya untuk mencapai kesederhanaan tersebut perlu mempelajari secara tekun dan jeli,
sekaligus dituntut memiliki wawasan humoristik yang cukup. Ini berarti bahwa untuk menggoreskan kartun yang sederhana ternyata
tidak sesederhana yang dipikirkan orang. Belum lagi masalah bagaimana “mengisi” karya tersebut agar mempunyai pesan atau misi yang mantap. Ibarat
masakan, diolah dengan bumbu yang pas dan disuguhkan dalam warna yang menarik dan mengundang selera. Jika karya kartun yang nampak sederhana
tersebut diberi “isi”, ia akan menjelma menjadi apa yang disebut sebagai karikatur. Arti karikatur yang sebenarnya adalah “potret wajah yang diberi muatan
lebih” yang berkesan distortif ataupun deformatif. Namun secara visual masih dapat dikenali obyeknya. Karya karikatur yang biasa kita lihat di surat kabar,
menggambarkan pula wajah-wajah tokoh tertentu yang dikenal, yang dilakonkan keterlibatannya dalam suatu peristiwa atau masalah. Karikatur atau wajah
deformatif yang tergambar di dalamnya hanyalah elemen yang dimaksud untuk memperjelas pesan yang hendak disampaikan.
B. Teori Technology Determinism