Benny dan Mice adalah representasi dari jutaan rakyat yang terjebak dalam kemiskinan kota besar seperti Jakarta. Keduanya selalu ingin mengejar
“kecepatan” kota Jakarta dengan kondisi seadanya dan bahkan tidak memungkinkan.
Dua tokoh Benny and Mice sebenarnya dapat dikatakan sebagai dua karakter yang menyatu. Sekilas memang tidak ada perbedaan karakter antar
keduanya. Jahil, polos, kampungan dan konyol. Namun jika diperhatikan, tokoh Benny memiliki sifat lebih tegas, sedikit pintar tetapi sok tahu. Karakter Mice
lebih bijak tetapi sama juga otaknya dangkal, sangat naif dan lugu. Objektivitas cerita pun menjadi salah satu kelebihan kartun ini. Dalam ilustrasinya, kartun ini
memang mengetengahkan isu-isu realisme sosial dan politik. Namun, tidak seperti kartun-kartun lainnya yang selalu terkesan menggurui, kartun Benny and Mice
tampil apa adanya. Malah ada beberapa kebiasaan buruk masyarakat miskin dikritik oleh kartun ini.
C. Sejarah penulis
Benny dan Mice adalah teman “seperjuangan” sejak kuliah Desain Grafis, Institut Kesenian Jakarta IKJ. Duet mereka mengerjakan kartun berawal saat
diserahi membuat koran dinding IKJ. “Tadinya isi koran itu tulisan ilmiah, misal membahas sejarah seni rupa. Waktu kami yang bikin, temanya diubah menjadi
kejadian sehari-hari,” cerita Mice. Dari koran dinding inilah hobi usil dengan kartun dimulai. Waktu itu ada mahasiswa yang kelakuannya “aneh”, suka masuk
ke berbagai komunitas bermodalkan omdo omong doang. “Kita buatkan kartun dia. Tapi bukannya marah, dia malah senang,” kata Benny. Benny sejak kecil
senang menggambar. Walaupun besar di Samarinda, Kalimantan Timur, ia sudah
bercita-cita belajar desain grafis di Jakarta. Maka, setelah lulus SMA, Benny masuk IKJ.
Berbeda dengan Mice, lajang kelahiran Jakarta ini menjadi kartunis gara-gara terkesan billboard iklan. Maka masuklah dia ke IKJ. “Awalnya
orangtua tidak setuju karena zaman dulu orangtua mengidolakan dokter dan insinyur,” cerita Mice. Benny dan Mice mulai menampilkan karya secara luas
ketika mendapat pesanan membuat ilustrasi buku pada 1997-1998. Judul bukunya masih mereka kenang: Matinya Ilmu Ekonomi, saduran dari The Death of
Economics karya Paul Ormerod. Setelah penerbit Kepustakaan Populer Gramedia KPG melihat coretan mereka, muncul ide agar Benny dan Mice membuat buku
sendiri. “Lalu dirundingkan ide itu, pengalaman di koran dinding cukup membantu karena kami terbiasa bekerja sebagai tim,” kata Benny. Keluarlah buku
mereka dengan seri Lagak Jakarta terbitan KPG. Tahun 1997-1999 mereka membuat enam judul buku.
Buku-buku itulah yang kemudian diterbitkan lagi dalam Satu Dekade Lagak Jakarta Edisi Koleksi 1 2 2007. Sedangkan Kartun Benny Mice:
Jakarta Luar Dalem2007 terbitan Nalar berisi kartun mereka yang dimuat di Kompas. Selain membuat kartun secara lepas untuk media massa, Benny sejak
1998 bergabung dengan KONTAN. Sementara Mice memilih bekerja freelance. Pada kurun 1993-2002 Benny sempat mengajar di IKJ, sedangkan Mice mengajar
di jurusan yang sama, Desain Grafis IKJ, periode 1994-1996. Sekarang mereka tidak mengajar lagi.
1
KOMPAS - Sabtu, 12 Jan 2008
1
http:nalar.co.idkritik-ketawa-ala-benny-mice-335.php di unduh pada 22 Maret 2011,
pukul 10:15
a. Profil Benny Rachmadi Benny
Benny Rachmadi lahir di Samarinda 23 Agustus 1969. Pada tahun 1993, ia menyelesaikan kuliahnya di bidang Desain Grafis, Fakultas Seni
Rupa IKJ. Selain menulis dalam bidang ilustrasi, Benny juga mengajar di kampus IKJ. Benny pernah mendapatkan penghargaan IKAPI Ikatan
Penenerbit Indonesia sebagi ilustrator buku anak-anak padavtahun 1995. Lalu pada tahun 1996, ia terpilih sebagai pemenang katagori Sequential
Art seni adegan atau komik pada international competition of student artist di Savanah, USA.
Hobby nya yang senang mengamati segala hal baik yang aneh atau hal yang biasa saja ini, terasah ketika ia aktif ikut meramaikan Koran
Dinding di Kampusnya. Menurutnya, menggambar apa saja tanpa beban dan komitmen yang meledak-ledak, sama nikmatnya dengan liburan di
Bali. Selain menjadi Kartunis, ia juga bekerja sebagai kartunis “Editorial Cartoon” di tabloid KONTAN, ilustrator di beberapa adverstising agency,
pengajar dosen di Institut Kesenian Jakarta IKJ, ia juga membuat usaha T-Shirt “Jakartatoon”.
b. Profil Muhammad Misrad Mice
Muhammad Misarad Mice, lahir di Jakarta 23 Juli 1970. Dia menyelesaikan kuliahnya di Institut Kesenian Jakarta IKJ, Fakultas Seni
Rupa. Ia menyebut dirinya sebagai kartunis, hobinya berawal ketika sedari kecil ia sangat senang membaca komik. Salah satu inspirasi Mice adalah
kumpulan kartun karya Lat, yaitu kartunis asal Malaysia. Ia menggemari karya Lat yang berjudul “Kampung Boy” dan “Mat Som”.
Sekarang ini, selain tetap menjadi kartunis, ia juga tercatat sebagai pengajar dosen di kampusnya menimba ilmu dulu.
c. Karya Benny Mice
2
-Lagak Jakarta: Trend Perilaku, 1997 -Lagak Jakarta: Transportasi, 1997
-Lagak Jakarta: Profesi, 1997 -Lagak Jakarta: Krisis. Oh. Krisis, 1998
-Lagak Jakarta: Reformasi, 1998 -Lagak Jakarta: Huru-Hara Hura-Hura Pemilu’99, 1999
-Satu Dekade Lagak Jakarta Edisi Koleksi 1 2, 2007 -Kartun Benny Mice: Jakarta Luar Dalem, 2007
-100 Tokoh yang Mewarnai Jakarta : 2008 -Benny Mice: Talk About Hape : 2008
2
http:nalar.co.idkritik-ketawa-ala-benny-mice-335.php
52
BAB IV ANALISIS DATA