Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Nama Turki 1 , atau sekarang lebih popular di kenal sebagai republik baru Turki 2 dalam sejarah sepertinya memang memiliki catatan tersendiri. Asal mula bangsa ini, diperkirakan dari Asia Tengah. Dan secara historis, bangsa ini juga telah mewarisi banyak peradaban besar sebelumnya. Seperti Romawi di Anatolia, peradaban Islam, Arab dan Persia sebagai warisan dari Imperium Usmani dan pengaruh negara-negara Barat Modern yang hingga saat ini bangunan-bangunan bersejarah tersebut masih ada. Seperti di Istanbul dan kota-kota lain yang ada di Turki. katakanlah seperti bangunan Aya Sofya 3 dan lain sebagainya Peradaban Islam dengan pengaruh Arab dan Persia menjadi warisan yang 1 Negara Turki adalah negara di dua benua. Dengan luas wilayah sekitar 814.578 kilometer persegi, 97 790.200 km persegi wilayahnya terletak di benua Asia dan sisanya sekitar 3 24.378 km persegi terletak di benua Eropa. Posisi geografi yang strategis itu menjadikan Turki jembatan antara Timur dan Barat. lebih lanjut baca makalah Ade Solihat dalam:”Kemalisme, Budaya dan Negara Turki”. Tahun 2005 2 Syafiq A. Munghni dalam bukunya, “Sejarah Kebudayaan Islam di Turki”. Penerbit Logos Wacana Ilmu. Jakarta 1997, cet ke-I. 3 Yaitu sebuah bangunan yang awalnya merupakan Gereja yang pada masa Bizantium fungsinya kemudian di rubah menjadi mesjid pada masa Khalifah Usmani sementara setelah Mustafa kamal menjadi penguasa di negeri tersebut bangunan tersebut kembali beruba fungsi menjadi sebuah musium. mendalam bagi masyarakat Turki sebagai peninggalan Dinasti Usmani. Islam di masa kekhalifahan diterapkan sebagai agama yang mengatur hubungan antara manusia sebagai makhluk dengan Allah SWT sebagai Khalik, Sang Pencipta; dan juga suatu sistem sosial yang melandasi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Islam yang muncul di Jazirah Arab dan telah berkembang lama di wilayah Persia, berkembang di wilayah kekuasaan ke-Khalifahan Turki dengan membawa peradaban dua bangsa tersebut. Selanjutnya nampak juga telah memperlihatkan pengaruh yang kuat kedua peradaban tersebut ke dalam kebudayaan bangsa Turki. Kondisi ini menimbulkan kekeliruan pada masyarakat awam yang sering menganggap bahwa bangsa Turki sama dengan bangsa Arab. Suatu anggapan yang keliru yang selalu ingin diluruskan oleh bangsa Turki sejak tumbuhnya nasionalisme pada abad ke-19. Selanjutnya arah modernisasi yang berkiblat ke Barat telah menyerap unsur-unsur budaya Barat yang dianggap modern. Campuran peradaban Turki, Islam dan Barat, inilah yang telah mewarnai identitas masyarakat Turki. Kemudian yang dianggap sebagai momentum pertama kontak antara Turki dengan dunia Barat adalah jatuhnya konstantinopel, ibukota Bizantium, ke tangan pasukan Turki Usmani dibawah pimpinan Sultan Muhammad II pada tahun 1453. 4 Konstantinopel yang selanjutnya diganti menjadi Istanbul, adalah suatu kota metropolis yang berada di benua Asia dan Eropa. Inilah titik awal masa keemasan 4 Syafiq A. munghni dalam, “Sejarah Kebudayaan Islam di Turki” Penerbit Logos Wacana,1997 cet, I hal.122 Turki Usmani, yang terus cemerlang hingga abad ke-18 dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas membentang dari Hongaria Utara di Barat hingga Iran di Timur; dari Ukrania di Utara hingga Lautan India di Selatan. Sementara kegagalan pasukan Turki dalam usaha penaklukan Wina, merupakan suatu awal memudarnya kecermelangan Imperium Turki. Kekalahan tersebut dimaknai sebagai melemahnya kekuatan pasukan Turki dan menguatnya pasukan Eropa. Lebih disadari lagi bahwa kekalahan itu menandai kelemahan teknik dan militer pasukan Turki. Inilah yang menjadi awal munculnya upaya mencontoh teknologi militer Barat yang dianggap telah maju. Selanjutnya kondisi ini membawa Turki Usmani pada suatu masa pembaruan atau modernisasi. Setelah Perang Dunia I pada tahun 1918 5 , dengan kekalahan pihak Sentral yang didukung oleh Turki, Imperium Turki Usmani mengalami masa kemuduran yang sangat menyedihkan. Satu persatu wilayah kekuasaan yang jauh dari pusat membebaskan diri dari kekuasaan Turki Usmani. Bahkan lebih buruk lagi negara- negara sekutu berupaya membagi-bagi wilayah kekuasaan Turki untuk dijadikan negara koloni mereka. Kondisi porak porandanya Imperium menumbuhkan semangat nasionalisme pada generasi muda Turki ketika itu. Pemikiran tentang identitas bangsa dan pentingnya suatu negara nasionalis yang meliputi bangsa Turki menjadi wacana yang banyak diperdebatkan. Pada tahun 1919-1923 6 terjadi revolusi Turki di bawah pimpinan Mustafa 5 Ibid., hal 91. 6 Ibid., hal 141 Kemal. Kecemerlangan karier politik Mustafa Kemal dalam peperangan, yang dikenal sebagai perang kemerdekaan Turki, mengantarkannya menjadi pemimpin dan juru bicara gerakan nasionalisme Turki. Gerakan nasionalisme ini, yang pada waktu itu merupakan leburan dari berbagai kelompok gerakan kemerdekaan di Turki, semula bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan Turki dari rebutan negara- negara sekutu. Mustafa Kemal mendirikan Negara Republik Turki di atas puing-puing reruntuhan kekhalifahan Turki Usmani dengan prinsip sekularisme, modernisme dan nasionalisme. Meskipun demikian, Mustafa Kemal bukanlah yang pertama kali memperkenalkan ide-ide tersebut di Turki. Gagasan sekularisme Mustafa Kemal banyak mendapat inspirasi dari pemikiran Ziya Gokalp, seorang sosiolog Turki yang diakui sebagai Bapak Nasionalisme Turki. Pemikiran Ziya Gokalp adalah sintesa antara tiga unsur yang membentuk karakter bangsa Turki, yaitu ke-Turki-an, Islam dan Modernisasi 7 . Itulah Turki yang dengan segala bentuk keuletannya telah mampu menunjukan kepada dunia bahwa bangsa ini tentunya tidak hanya ingin berkutat dalam bentuk struktur yang sifatnya tradisionalis namun juga akan terus berusaha dengan semaksimal mungkin untuk terus mengikuti perkembangan zaman. Lantas bagaiamana dengan keadaan dan atau perkembangan Islam sendiri di Indonesia, Kira-kira pada Abad 20, sepertinya memang satu awal momentum bagi pergerakan Islam untuk kembali bangkit dari berbagai keterpurukan yang sedang 7 Ali, Mukti, “Islam dan Sekularisme di Turki”. Jakarta: Penerbit Djambatan, 1994. dialaminya. Terutama sebelum itu kita tahu kerajaan Usmani mengalami kemunduran yang pada saat itu bisa dikatakan sebagai satu-satunya pemangku bagi kekhalifahan dalam Islam. Ada satu gerakan yang penulis pikir untuk kita lihat, yaitu gerakan wahabi yang saat itu dipelopori oleh Jamaluddin al-Afgani. Dari berbagai gerakan pembaharuan yang beliau lakukan tersebut nampaknya telah memberikan pengaruh yang tidak hanya terjadi di dunia Arab, di Indonesia-pun ternyata kebangkitan Islam ikut terpengaruh. Hal ini bisa kita lihat misalkan yang tejadi di Minangkabau pembaharuan, terutama dari system pendidikan dan pemikiran yang ada di sana. Kemudian muncul berbagai organissai ke-islaman. Seperti Sarekat Dangang Islam SDI, ada juga organisasi yang berbasis keislaman di Majalengka dengan nama Perserikatan Ulama di Majalengka, kemudian Muhammadiyah di Jogjakarta, Persatuan Islam atau Persis yang bermukim di Bandung, NU di Surabaya dan masih banyak lagi oraganisasi lainnya yang berdiri saat itu 8 . Hingga dalam waktu yang bersamaan pemerintahan Jepang yang ada di Indonesia telah menjalankan politik Etis, taktik ini mereka lakukan sebagai salah satu bentuk balas jasa yang dilakukan oleh mereka terhadap masyarakat Indonesia. Berbagai sekolahan-pun mereka dirikan, walau dalam sejarah dikatakan tidak semua orang Indonesia yang bisa masuk ke sekolahan tersebut, dan hanya orang-orang tertentu dai masyarakat Indonesia yang bisa memasukinya, namun dari kenyataan 8 Badri Yatim, MA dalam bukunya, “Sejarah Peradaban Islam”.Penerbit Raja Grafindo Persada. Jakarta cet, 2004 tersebut diatas, ada beberapa hal yang cukup positif yang bisa diambil oleh bangsa kita. Katakanlah dengan munculnya sekolah-sekolah yang telah didirikan oleh kaum pribumi, betapa selama ini meraka sudah dibodohi dan dijajah oleh bangsa lain. Inilah kemudian salah satu yang menjadi penyebab rasa nasionalisme rakyat Indonesia-pun muncul. Lebih-lebih dari kalangan muda, hal tersebut bisa kita buktikan dengan munculnya banyak tokoh muda yang sangat revolusioner, dan merekalah yang telah banyak berjuang hingga bangsa ini pada akhirnya bisa keluar dari kungkungan kaum penjajah, dan dari sekian banyak tokoh yang lahir pada saat itu, tentunya nama Sukarno atau lebih akrab di panggil bung Karno merupakan tokoh penting yang patut kita perhatikan. Karena perjuangan beliau-lah bangsa ini sekali lagi bisa merdeka sampai saat ini. Dan mengenai prihal riwayat masa kecil Sukarno sendiri, menurut Ahmad Suhelmi tak banyak di ketahui fakta-fakta seputar kehidupan beliau. Ia lahir pada tanggal 06 Juni 1901 di sebuah kota yaitu tepatnya di kota Blitar 9 . Ada satu hal yang menurut penulis cukup penting menjadi catatan seputar keberadaan beliau, bahwa beliau tidak pernah memasuki dunia pendidikan agama secara formal. Jikapun dia belajar tentang ilmu keagamaan, itu mungkin hanya terjadi saat oleh sang Ayah dititipkan pada salah satu temannya yang kebetulan temannya 9 Ahmad Suhelmi, “Polemik Negara Islam, sukarno Versus Natsir” penerbit Teraju;2002 hal. 15 tersebut merupakan salah satu tokoh penting Islam saat itu 10 . Dari orang inilah kemudian Sukarno muda nantinya bekal mengalami gamblengan hingga seorang Sukarno muda bisa menjadi orang penting yang sangat di perhitungkan baik oleh kawan maupun lawan. Masih tentang Sukarno, melacak dari segi ideologisnya, banyak para pengamat menganggap bila ia merupakan seorang yang sinkritis. Artinya dalam paham idiologi, setidaknya ada empat aliran ideologi yang dianut; Tradisionalisme Jawa, Nasionalisme, Islam dan Marxisme 11 Tentu saja ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang sukarno mampu memengang empat idiologi sekaligus. Antara lain, menurut ahmad Suhelmi, kebiasaan Sukarno yang tak henti-hentinya telah menenggelamkan dirinya kedalam dunia pemikiran.bahkan masih menurut Ahmad Suhelmi, dari pergalutannya dengan dunia pemikiran, sampai-sampai Sukarno sendiri merasa bahwa dirinya telah melakukan dialog dengan Gladson, Beatrice Webb,Mazzini dan lain sebagainya 12 . Itulah Sukarno, sosok pemimpin besar yang sangat berpengaruh dan memiliki wibawa yang tidak kalah besarnya dengan tokoh lain yang ada di dunia. Nama Sukarno terlepas dari sisi negatif yang mungkin pernah ia lakukan selama hidupmnya, namun tetap saja beliau adalah pahlawan bagi kejayaan bangsa kita, dan namanya tidak mungkin bisa kita lupakan. 10 Nama Tokoh tersebut adalah Tjokroaminoto. 11 Mengenai gambaran dari watak Ideologis Sukarno ini bisa kita lihat dalam artikelnya dia yang pernah di tulis pada tahun 1926, “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme,“ dalam Di Bawah Bendera.hal. 1-23. 12 Mengenai pernyataan tersebut, Ahmad Suhelmi sendiri mengutip di dalam buku, “ Bung Karno Putera Sang Pajar”, Jakarta:Gunung Agung, 1981 hal.24 Terlepas dari persoalan tersebut diatas, ada keinginan bagi penulis untuk menelaah lebih mendalam tentang bagaimana sesungguhnya tipe kepemipinan dua orang ini – Mustafa Kamal Ataturk dan Sukarno. Artinya penulis ingin menelaah lebih lanjut seputar posisi Islam politik selama beliau menjadi pemimpin. Ada beberapa alasan mengapa kemudian penulis merasa sangat tertarik untuk melakukan pengkajian. Salah satunya yaitu, katakanlah di Turki misalkan, Turki sendiri sebagaimana dalam catatan sejarahnya dikatakan merupakan salah satu yang di dalamnya Islam telah mengukir sejarah peradabanya. Sementara itu di Indonesia sendiri, bangsa ini ternyata konon merupakan sebuah bangsa yang masyarakatnya hampir 95 memeluk agama Islam. Bahkan di disebutkan bahwa bangsa Indonesia merupakan Negara dengan agama Islam terbanyak di dunia. Berangkat dari kenyataan tersebut kemudian yang menjadi salah satu ketertarikan bagi penulis untuk menelaah lebih lanjut bagaimana sesunguhnya posisi Islam politik di dua negara tersebut saat berada di bawah kepemimpinan Mustaf Kamal di Turki dan Sukarno di Indonesia.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah