Masa Kecil dan Riwayat Pendidikan

bangsawan yang berarti, Tuan. Bapak adalah keturunan Sultan Kediri. Apakah itu kebetulan atau suatu pertanda bahwa aku dilahirkan dalam kelas yang memerintah, akan tetapi apa pun kelahiranku atau suratan takdir, pengabdian bagi kemerdekaan rakyatku bukan suatu keputusan tiba-tiba. Akulah ahli-warisnya.” 23 Berikut secara singkat penulis akan menuturkan seputar sejarah Bung Karno, sampai beliau berhasil mendeklarasikan kemerdekaan bangsa Indonesia, menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka.

1. Masa Kecil dan Riwayat Pendidikan

Setelah satu kesaksian terbesar bangsa ini di abad ke-19 adalah dikarunianya negeri ini dengan kelahiran seorang yang kelak amat berpengaruh bagi perjalanaan bangsa dan negara. Ia kelak menjadi pemimpin besar yang mengantarkan Indonesia keluar dari kegelapan, dalam cengkraman penjajah. Kemudian pada tanggal 06 juni 1901, tepatnya pukul 05.30, di Blitar terlahir seorang bayi yang diberi nama soekarno. Ida Ayu, nama sang ibu adalah kelahiran Bali dari kasta brahmana keturunan bangsawan. Raja singaraja terakhir adalah paman Idayu. Raden Sukemi Sosrodiharjo, nama sang ayah adalah keturunan sultan kediri 24 . 23 Pernyataan tersebut dinyatakan sendiri oleh bung Karno kepada penulis otobiografinya, Cindy Adam. Putra sang fajar yang lahir di Blitar, 6 Juni 1901 dari pasangan Raden Soekemi dan Ida Ayu Nyoman Rai, diberi nama kecil, Koesno. Ir. Soekarno, 44 tahun kemudian, menguak fajar kemerdekaan Indonesia setelah lebih dari tiga setengah abad ditindas oleh penjajah-penjajah asing Soekarno hidup jauh dari orang tuanya di Blitar sejak duduk di bangku sekolah rakyat, indekos di Surabaya sampai tamat HBS Hoogere Burger School. Ia tinggal di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Jiwa nasionalismenya membara lantaran sering menguping diskusi-diskusi politik saat ia tinggal di rumah Tjokroaminoto. 24 D. Lee, John, Sukarno, Sebuah Biografi Politik Jakarta; 1996. Penerbit Pustaka Pelajar. Kakek dan moyang Sukarno dari pihak ibu adalah pejuang-pejuang kemerdekaan. Moyangnya gugur dalam perang Puputan, sebuah daerah di pantai Utara Bali ketika melawan penjajah, dari pihak Bapak juga merupakan patriot-patriot ulung. Nenek dari nenek Sukarno adalah pejuang putih di samping pahlawan besar Diponegoro. Ia menunggang Kuda mendampingi dipenogoro hingga ajal menjemput dalam perang jawa yang besar itu berkobar dari tahun 1825-1830 Sukemi harus kawin lari ketika hendak mengawini Ida Ayu. Pasalnya, Sukemi yang Islam, sekalipun ia menjalankan Theosofi, untuk nikah secara Islam maka Ida Ayu menganut agama Islam terlebih dahulu. Walhasil, mereka tak punya pilihan kecuali harus mengizinkan pernikahan itu. Sukemi yang bekerja sebagai guru sekolah rendah Gubernemen di Singaraja merasa tidak di sukai oleh orang Bali kemudian mengajukan permohonan kepada Departemen Pengajaran untuk dipindahkan ke Jawa Timur. Ketika bertugas di Jawa Timur inilah Putra Sang Pajar di lahirkan 25 . Nama kelahiran Sukarno sebenaruya adalah Kusno. Kusno Kecil hidup senatiasa hidup berpenyakitan. Ia pernah menderita sakit Malariya, disentri, bahkan Typus, dan lain-lain. Bapaknya mengatakan bahwa kalau namanya kurang begitu cocok, oleh karena itu harus diganti agar tidak sakit-sakitan kembali. Kemudian di pilihlah dengan nama Karna, nama ini sendiri merupakan seorang pahlawan besar dalam cerita Mahaberata. Dalam bahasa Jawa, huruf A menjadi O. Adapun awalan SU berarti paling baik. Jadi Sukarno berarti pahlawan yang paling baik. 25 Hery Sucipto dalam, Menegakkan Indonesia; pemikiran dan Kontribusi 50 tokoh Bangsa Berpengaruh.Jakarta; 2004. penerbit Grafindo. Hal 151 Demikian kira-kira keinginan sang ayah, yang gandrung dengan seni pewayangan. Kemudian seperti pengakuan Sukarno sendiri dalam Buku Bung Karno, penyambung lidah rakyat yang ditulis Cindi Adams, masa kanak-kanaknya tidak beda dengan David Copperfield 26 . Betapa tidak, Sukarno kecil yang hidup dan tumbuh dalam kemiskinan, tak mempunyai sepatu, tak megenal sendok dan garpu, bahkan mandi dengan air yang tak keluar dari kran. Sukarno juga memilki kakak perempuan, Sukarmini, dua tahun lebih tua. Sukemi yang berpenghasilan F 25 sebulan harus dikurangi F 15 untuk sewa rumah di jalan pahlawan 88. Ketika berumur enam tahun keluarga Sukarno pinda ke Mojokerto. Mereka tinggal didaerah yang melarat dan kondisi teteangga yang tak berbeda dengan keadaan itu sendiri. Keluarga sukarno hampir tidak bisa makan satu kali dalam sehari. Yang terbanyak mereka makan Ubi Kayu, Jagung Tumbuk dengan makanan lain. bahkan Idayu tidak mampu membeli beras murah, melainkan hanya membeli padi. Setiap pagi ia mesti menumbuk kabah itu hingga menjadi buliran beras. Dengan cara itu ia dapat menghemat uang satu sen yang dapat dibelikan Sayuran. Sejak hal itu selama beberapa tahun sebelum kesekulah Sukarno Kecil harus membantu Ibu menumbuk padi. Setelah lulus dari sekolah rendah belanda, Ayahnya menggunakan pengaruh kawan-kawannya untuk memasukkan Sukarno ke sekolah menengah tertinggi di Jawa Timur, yaitu Hogere Burger School. HBS di Surabaya. Kala itu Usianya baru lima 26 Hary Sucipto, hal 153 belas tahun dan ia-pun lantas tinggal di rumah HOS Cokroaminoto, orang yang kelak akan mengubah seluruh kehidupannya. Cokroaminoto berumur tiga puluh tiga tahun ketika Sukarno datang ke Surabaya. Dia seorang tokoh yang berdaya cipta dan cita-cita tinggi, seorang pejuang yang mencintai tumpah darahnya. Kepadanya Sukarno belajar banyak hal bahkan mendapatkan banyak buku dan barang berharga lainnya. Bukan hanya itu, ia bahkan banyak belajar dan akhirnya ikut berdiskusi dengan tokoh-tokoh lain yang sering datang ke tokoh ini. Bagi Sukarno, selama tinggal di Surabaya, bukanlah masa yang menyenangkan. Ia terlalu serius dan tidak mengikuti kesenangan seperti yang dialami anak-anak sekolah lainnya. Ia senantiasa belajar, membaca, dan membaca buku. Ia asik mengejar ilmu pengetahuan disamping belajar sekolah. Sebuah perpustakaan besar di kota itupun tak pernah dilewatkannya. Ia menyelam kedalam dunia ini dan bertemu dengan banyak orang besar. Menyamakan buah pikirannya dengan mereka, dan menjadikan cita-cita mereka sebagai pendirian dasarnya. Ia secara mintal berbicara dengan Thomas Jefferson, dekat dan bersahabat dengannya. Sebab ia bercerita kepada Sukarno tentang declaration of indevendence yang di tulisnya pada tahun 1776. bahkan melakukan hal yang sama juga dengan para pemikir besar dunia lainnnya. Ketika itu usia Sukarno enam belas tahun, saat anak sang Pajar ini memulai persembahan hidupnya. Ia mendirikan perkumpulan politik yang pertama bernama Tri koro Darmo, berarti tiga tujuan suci dan melambangkan kemerdekaan politik, ekonomi, dan sosial. Sementara itu, di sekolahnya HBS yang mempunyai tiga ratus siswa dan hanya dua puluh diantaranya orang Indonesia, meski berotak cemerlang ia sebagai Inlander selalu di pandang negatif oleh kawan-kawan Belanda. Usia Sukarno dua puluh satu tahun ketika Bu Tjokroaminoto meninggal dunia. Kondisi itu membuat HOS Tjokroaminoto bersedih bila mengingat putrinya Utari yang tak beribu lagi. Siapa yang akan menjaga dan mengasihinya. Seorang saudara Tjokroaminoto lantas meminta Sukarno agar bersedia menikahi Utari. Sukarno-pun kian dekat dengan Tjokroaminoto dan selalu menyertainya bila ia datang keacara rapat atau menjadi pembicara. Suatu ketika Sukarno harus mengganiikan Tjokroaminoto yang berhalangan hadir pada sebuah acara. Inilah awal Sukarno mulai tampak benih-benih kehebatannya dalam berpidato. Hari-hari berikutnya-pun lebih banyak lagi menyerap persoalan politik di rumah Tjokroaminoto ini. Ia menyebutnya sebagai dapur nasionalisme. Kala itu, ia juga telah di tunjuk menjadi skretaris Jong Java dan tak lama kemudian menjadi ketuanya.

2. Karir di Dunia Politik dan Beberapa Karyanya