atau tidak mempunyai keteraturan, atau tidak mempunyai keteraturan, pola, penjelasan, kemungkinan konfigurasi, hubungan sebab akibat, dan proporsi.
Dalam penyajian data harus dapat menjelaskan hasil penelitian dengan jelas. Penyajian data harus bisa menemukan makna dari data, disusun secara
sistematis supaya diperoleh sajian singkat dan efektif, artinya tidak ada makna ganda. Sajian data berupa kalimat-kalimat atau paragraf-paragraf singkat agar
tidak ada kerancuan.
19
Dalam analisis yang dikemukakan Miles dan Hiberman, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat sebagai pendukung. Namun apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti yang valid dan tetap pada
saat peneliti kembali ke lapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
20
19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, cet. XI, h. 30.
20
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD,Bandung: alfabeta, 2010, cet. XI h. 345.
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Sejarah Madani Mental Health Care 1.
Latar Belakang MMHC
Kenyataan yang terjadi, para pasien pecandu narkoba mengalami relapse kekambuhan, walaupun telah selesai menjalani rehabilitasi. Hasil wawancara
Ust. Darmawan dengan para pasien yang mengalami kekambuhan, mereka tidak menyukai suasana tempat rehabilitasi yang tidak bersahabat. Akhirnya
Ust.Darmawan membuat konsep tempat rehabilitasi yang nyaman, dan tidak dengan kekerasan dan juga berbasis masyarakat. Namun konsep tersebut belum
terealisasikan, karena beberapa faktor. “Suatu ketika, tahun 1999 mantan santrinya ex-junkies yang sudah sering
relapse kekambuhan dan keluar masuk panti rehabilitasi tapi sulit melepaskan ketergantungan dari narkoba, datang ke rumah Ust.Darmawan dan tinggal lama di
rumah beliau. Akhirnya beliau bersedia menampung mantan santrinya dengan tekad dan keb
eranian.”
1
Atas keuletan dalam membina santri tersebut dan dengan dibantu oleh keluarga dan teman-teman, alhamdulillah santri tersebut berhasil
dibina. Seiring berjalannya waktu, informasi dari mulut ke mulut tentang adanya
rumah ustadz yang berbentuk kost-kostan korban NAZA dengan cepat menyebar. Banyak orang tua lain yang menitipkan anak-anaknya untuk dapat dibina sampai
berhasil. Sebagaimana hal ini menjadikan tantangan untuk membantu santri terlepas dari NAZA dan memberikan motivasi dengan didasari landasan agama
agar mereka dapat kembali di kehidupan yang normal dalam arti kehidupan sebenarnya. Hingga pembinaan pun dikaji ulang dan terus berupaya untuk
menjadi lebih baik. Adapaun pembinaan santri, yang dibantu oleh SDM instruktur religi direkrut dari beberapa panti rehab diantaranya Darul Ihsan,
Wisma Ibrahim, Wisma Ismail dan Rumah Sakinah.
1
Hasil wawancara dengan Ust. Darmawan pimpinan yayasan Madani, pada tanggal 19 Juli 2014
Dengan tenaga yang telah memiliki pengalaman dan pembinaan santri, memadukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada baik metode
pembinaan, maupun kekuatan visi dan misi untuk membina para santri. Sehingga pada bulan Agustus 2003,
“tercetuslah ide pembinaan dengan metode Prof. Dadang Hawari Bio-Psiko-Sosio-Spiritual BPSS dengan nama
Yayasan Madani Home Care.
”2
Namun, keputusan belum sepenuhnya, karena menunggu restu dari Porf. Dadang Hawari. Ust. Darmawan sebagai penghubung menyampaikan berita dan
tawaran mereka kepada beliau dan mempresentasikan ide tersebut. Alhamdulillah gayung pun bersambut, akhirnya pada tanggal 1 september
2003 di RS. Thamrin jam 13.00 WIB, Prof. Dadang Hawari menyetujui metode Prof. Dadang Hawari, Psikiater “Bio-Psiko-Sosio-Spiritual BPSS” digunakan
pada pembinaan di Yayasan Madani Home Care. Dengan dorongan berbagai pihak mereka memberanikan diri untuk
mendirikan Madani mental health Care pembinaan berbasis masyarakat atau community basis, sebagai wujud untuk berperan aktif dalam menyelamatkan
anak bangsa dari bahaya penyalahgunaan NAZA. Setelah beberapa tahun berlangsung, akhirnya MHC diajukan ke notaris
agar lembaga ini berbadan hukum. Dengan berbagai perjuangan yang cukup berat, akhirnya MMHC berhasil memperoleh kelegalan dalam menjalankan lembaga ini.
11 November 2007 yayasan Madani Mental Health Care disahkan oleh negara.
2. Visi dan Misi Madani Mental Health Care
a. Visi
Menyelamatkan dan mengembalikan masa depan dan citra keluarga, masyarakat, dan bangsa serta meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik.
b. Misi
Melaksanakan usaha pencegahan melalui penyuluhan, bimbingan, pembinaan
dan konsultasi
mengenai bahaya
yang ditimbulkan
dari
2
Hasil wawancara dengan Ust. Darmawan pimpinan yayasan Madani, pada tanggal 19 Juli 2014