2
1
201 1
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Kegiatan belajar dan mengajar yang baik yaitu guru tidak
mendominasi pembelajaran, tetapi membantu menciptakan kondisi kondusif serta membimbing dan memberikan motiv i
kepada siswa agar potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang melalui kegiatan belajar. Transfer belajar yang baik tidak hanya
satu arah tetapi dua arah yakni guru dan siswa aktif dalam pembelajaran. Dalam
, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya transfer belajar antara lain taraf
intelegensi dan sikap, metode guru dalam mengajar, dan isi mata pelajaran. Salah satu faktor mempengaruhi transfer belajar yai u
metode guru dalam mengajar. Apabila metode mengajar guru berpusat pada guru tanpa memperhatikan keaktifan sisw maka
siswa akan jenuh dalam pembelajaran. Pembelajaran matematika yang didominasi guru biasanya
mengajar dengan mengutamakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam proses pembelajarannya, siswa mengikuti cara
belajar yang dipilih oleh guru, siswa kurang sekali mendapat kesempatan untuk menyatakan pendapatnya. Selain itu, pada
pembelajaran seperti ini, guru jarang mengajar siswa untuk membahas
atau menganalisa
suatu konsep
sehingga Psikologi Belajar
3
mengakibatkan kurangnya kemampuan pemahaman konsep sis a. Matematika merupakan dasar ilmu dari setiap jenjang
pendidikan. Pembelajaran matematika di sekolah diarahk untuk membantu siswa menggunakan daya intelektualnya dalam belajar.
Salah satu daya intelektual siswa yaitu kemampuan pemahaman konsep. Pemahaman suatu konsep matematika tidak dapat
dipindahkan secara langsung dari otak seseorang guru ke kepala orang lain siswa. Siswa sendirilah yang harus mengar ikan apa
yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman- pengalaman mereka. Pemahaman konsep dibentuk oleh siswa
secara aktif, bukan hanya diterima secara pasif dari guru mereka. Pada taksonomi Bloom, pemahaman terbagi menjadi tiga
yaitu kemampuan translasi, interpretasi, dan ekstrapol i. Kemampuan translasi siswa yaitu menerjemahkan suatu kalimat
atau soal matematika ke dalam bentuk simbol matematika. Berdasarkan diskusi dengan guru matematika kelas VII i SMPN
188 Jakarta, beberapa siswa masih bingung dalam penggunaan simbol matematika atau variabel-variabel yang digunakan, masih
belum paham perkataan dalam soal yang harus disimbolkan dalam bentuk variabel. Menurut guru matematika kelas VII di MPN 188
Jakarta, siswa merasa kesulitan bila mengerjakan soal- oal yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Dimana soal-soal ini
diindikasikan dapat mengukur kemampuan interpretasi dan ekstrapolasi siswa. Meskipun ada siswa yang mampu
menerjemahkan soal dalam simbol, tetapi siswa tersebut belum dapat mengaplikasikan konsep yang diajarkan guru mereka.
Berdasarkan hasil observasi, hasil belajar matematika i
4
SMPN 188 Jakarta belum maksimal. Terlihat dari hasil U ian MID Semester kelas VII yang rata-ratanya 56 dan ini tidak enuhi
standar KKM yaitu 60. Sementara siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM sebesar 71 siswa dari 187 siswa kelas VII. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa belum maksimal
Seiring berkembangnya model-model atau metode-metode pembelajaran dalam dunia pendidikan. Guru harus pandai
merancang pembelajaran dengan memilih model dan metode untuk menciptakan suasana belajar mandiri, mengaktifk siswa,
serta menyenangkan. Salah satu alternatif menciptakan ondisi pembelajaran yang aktif dan mandiri yaitu dengan pembelajaran
model elaborasi. Pembelajaran model elaborasi dimulai dari penyajian kerangka isi, elaborasi tahap pertama, pemberian
rangkuman dan sintesis eksternal, elaborasi tahap kedua, pemberian rangkuman dan sintesis eksternal, elaborasi elanjutnya
disesuaikan tujuan pembelajaran yang ditetapkan setiap elaborasi diakhiri dengan rangkuman dan sintesis, tahap terakhi dengan
mereview pelajaran keseluruhan yaitu disajikan kembali kerangka isi kemudian mensintesis secara keseluruhan. Model elaborasi
memiliki tujuh komponen antara lain urutan elaboratif, urutan prasyarat belajar, rangkuman, pesintesis, analogi, pengaktif
strategi kognitif dan kontrol belajar. Metode yang digunakan pembelajaran model elaborasi
dengan metode diskusi kelompok kecil. Pada pembelajaran elaborasi dengan metode diskusi kelompok kecil dimulai penyajian
kerangka isi. Kerangka isi menjelaskan gambaran keselu han
5
materi yang akan dipelajari siswa atau konsep-konsep yang akan dipelajari nantinya. Dalam penyampaian kerangka isi juga
dijelaskan tujuan pembelajaran serta prasyarat untuk mempelajari suatu konsep matematika. Elaborasi tahap pertama yaitu siswa
memecahkan permasalahan yang ada pada LKS. LKS ini dis un sesuai dengan model elaborasi. Setelah elaborasi tahap pertama
selesai diakhiri dengan rangkuman dan sintesis eksternal. Elaborasi tahap kedua juga menyelesaikan permasalahan yang berbeda pada
LKS. Elaborasi ini diakhiri dengan rangkuman serta sintesis. Elaborasi dilanjutkan sampai pada tujuan pembelajaran yang
ditetapkan dan diakhiri dengan rangkuman dan sintesis sternal. Bagian terakhir dalam pembelajaran ini yaitu mereview elajaran
secara keseluruhan. Pada pembelajaran model elaborasi ini, siswa mendiskusikan
permasalahan dalam LKS. Penyusunan LKS juga memperhatikan komponen elaborasi. Salah satu komponen elaborasi yaitu analogi.
Analogi disajikan melalui ilustrasi, permasalahan keh pan nyata, atau pengetahuan yang dikenal siswa. Penggunaan analogi
turut berpengaruh dalam membentuk pemahaman siswa jika ada kedekatan persamaan antara pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang dianalogikan. Pengetahuan baru ini dapat berupa suatu konsep, prinsip atau prosedur.
Berdasarkan uraian di atas maka, pembelajaran model elaborasi metode diskusi kelompok kecil diduga memiliki
pengaruh terhadap pemahaman konsep siswa. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul: Pen uh
Pembelajaran Model Elaborasi Terhadap Pemahaman Konsep
6
Matematika Siswa.
Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut: Pembelajaran matematika yang digunakan guru selama ini
masih cenderung berpusat pada guru. Pemilihan model pembelajaran matematika kurang bervariasi.
Pembelajaran matematika selama ini dengan metode ceramah membuat siswa merasa jenuh.
Pemberian contoh pada pembelajaran matematika kurang dikaitkan dengan pengetahuan yang dikenal siswa.
Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas , penelitian atasi
pada: Pemahaman konsep siswa yang digunakan berdasarkan
taksonomi Bloom yaitu pemahaman translasi ,
pemahaman intreptretasi , dan pemahaman
ekstrapolasi .
Pembelajaran model elaborasi dengan metode diskusi kelompok kecil disusun berdasarkan teori elaborasi. Pada pembelajaran
ini menggunakan LKS yang disusun sesuai model elaborasi. Perumusan Masalah
Suatu model pembelajaran dikatakan berpengaruh baik translation
interpretation extrapolation
7
terhadap pemahaman konsep matematika siswa apabila model pembelajaran yang diajarkan lebih baik dari model pemb aran
yang biasa digunakan. Untuk itu, perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
diajarkan menggunakan
pembelajaran model elaborasi dengan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan
menggunakan pembelajaran model klasikal? Bagaimana pemahaman konsep matematika siswa yang
diajarkan menggunakan pembelajaran model elaborasi? Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian yaitu:
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan
menggunakan pembelajaran model elaborasi dengan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
diajarkan menggunakan pembelajaran model klasikal. Untuk mengetahui pemahaman jenis mana yang lebih dikuasai
siswa dari ketiga jenis pemahaman yaitu pemahaman translasi
, pemahaman
interpretasi , dan pemahaman ekstrapolasi
khususnya pada kelas yang diajarkan dengan pembelajaran model elaborasi.
translation interpretation
extrapolation
8
Syaiful Bahri Djamarah, , Jakarta: Rineka Cipta, 2008, Cet.2, h.230-
232
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian antara lain adalah:
Bagi peneliti, untuk memperluas wawasan dan pengalaman tentang cara belajar matematika dengan menggunakan
pembelajaran model elaborasi .
Bagi siswa, dapat memberikan alternatif dalam pembelajaran matematika
untuk memahami dan menguasai konsep matematika
. Bagi guru, hasil penelitian ini kiranya dapat menjadi n
pertimbangan khususnya guru matematika dalam menyusun perencanaan pengajarannya agar memasukkan jenis model
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Memberikan bahan pertimbangan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka pengembangan kurikulum di masa
mendatang.
1
Psikologi Belajar
1
BAB II LANDASAN TEORETIS