LANDASAN TEORETIS Pengaruh pembelajran model elaborasi terhadap pemahaman konsep matematika siswa: penelitian Quasi elsperimen pada kelas VII SMPN 188 Jakarta

1

BAB II LANDASAN TEORETIS

Pemahaman Konsep Matematika Menurut Kamus Besar Bahasa Indon esia, pemahaman berarti proses, cara, perbuatan m emahami atau memaham kan. 1 Kategori pem ahaman dihub ungkan den gan kemam puan un tuk men jelaskan pengetahuan, inform si yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. 2 Dari definisi dan katego ri pemahaman di atas, maka pemahaman merupakan suatu perb uatan membuat seseorang p aham melalui kemampuan menjelaskan informasi atau pengetah uan yang dibahasakan dengan kata-kata sendiri. Pemahaman dap at dibedakan men jadi beberap a jenis. Menurut Polya jenis pem ahaman ad a em pat yaitu pemahaman mekanikal, pemaham in duktif, pem ahaman rasional, dan pemahaman intuitif. Pollastek membedakan d ua jenis pem ahaman yaitu pemahaman kompu tasional dan pemaham an fungsional. Copeland memb agi pemahaman m enjadi dan . Skemp mem bedakan du a jenis pemahaman yaitu pemahaman instrum tal dan pem ahaman relasio nal. Pemahaman in strumen tal yaitu kemampuan hafal sesuatu secara terpisah atau dapat menerapkan sesuatu perhitun an rutinsederhana, men gerjakan sesuatu secara algoritmik. Pemahaman relas onal yaitu kemampuan men gaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara benar dan enyad ariproses y ang dilakukan. 3 Bloom berbeda dengan Polya, Skemp, Pollastek dan Cope and. Ia mem bagi p emah aman menjad i tiga jenis yaitu pemahaman translasi , pem ahaman interp retasi , dan pemahaman ekstrapo lasi . Pemahaman merupakan salah satu aspek kognitif yan g ada ada taksonomi knowing how to knowing translation interp retation extrapolation 2 Bloom. Dimana Bloom memb agi tingkatan kemampuan atau tipe hasil belajar pad a aspek kogn itif menjadi enam yaitu pengetahuan , pemahaman , penerapan , analisis , sintesis , dan evaluasi . Uru tan tersebut d isusun secara hierarkis yan g dimulai dari kemampuan dasar yaitu pengetahuan sampai pada kemampuan evaluasi. Pengetah uan meru pakan tingkat kemampuan yan g hany a mem nta siswa untuk mengenal atau m engetahui adanya konsep, fakta, kaid ah, prinsip atau istilah - istilah tanpa harus mengerti, atau dapat menilai dan m ggunakanny a. 4 Siswa pad a tingkat kemampu an pengetahuan dituntut untuk mengh afal atau mengingat. Pengetah uan termasuk kemampuan dasar untuk mencapai kemampuan pem ahaman , karena pemahaman siswa ju ga tergantung pada pen getahuan yang dim iliki oleh siswa. Kemampuan pemahaman mencakup kemam puan u ntuk men angkap makna dan arti d ari bahan yang d ipelajari. 5 Kemamp uan in i dinyatakan dalam menguraikan isi p okok suatu b acaan, m ngubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain , membua perkiraan dari data tertentu. Kemampu an pemahaman setingkat lebih tin ggi dari kemampuan pengetahuan. Dimana p ada kemampuan pemahaman mengharapkan siswa tidak hanya menghafal secara verb l, tetap i mem ahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan . Pemahaman merupakan kemamp uan siswa yang dihadapkan dengan komunikasi dimana siswa mengetahui apa yang sedang diko munikasikan dan dapat m embah asakan komunikasi ters ut dalam bentuk lisan, tertulis, simbolis, atau gambar. Perilaku pemah man dibedakan men jadi tiga yaitu: 6 knowledge comprehension application a nalysis synthesis evaluation comprehension comprehension comprehension comprehension comprehension Pemahaman Translas i Translation 3 Pemahaman translasi y aitu kemampuan siswa yang dap at men gubah komun ikasi ke dalam istilah lain atau melambangkan komunikasi tersebut dalam bentu k lain seperti simbol, rumus, gamb dan sebagainya. Biasanya siswa y ang memiliki p engetahuan relevan yang diperlukan dalam komun ikasi, siswa tersebut dapat memberikan arti dari a yan g sedang diko munikasikan dan mam pu berp ikir lebih kompleks. ntuk berpikir lebih kompleks, sebuah komun ikasi atau materi yang diajarkan kepada siswa harus men ggamb arkan ko nsep umu m atau keselu ru han ide yang re evan. Agar konsep umum, ide-ide abstrak dapat diubahditerjemah kan dalam bentuk istilah sehari- hari berguna d alam b erpikir lebih lanjut mengenai beb rapa masalah yang disampaikan dalam komunikasi. Pemah aman translasi dap at terbawa ke dalam perilaku yang lebih ko mpleks, seperti aplikasi, analis s, sintesis, dan evaluasi. Perilaku pemahaman translasi terdiri dari tiga macam yaitu: Pemahaman translasi dari satu tingkat abstraksi yan g lain. Yaitu kemampuan men gubah ide-id e yang bersifat um umkonsep-konsep umum ke dalam bentuk istilah, kata-kata teknis atau me berikan contoh dari konsep umum den gan b ahasa send iri. Kon sep terdiri dari konsep ko nkret dan konsep y ang h arus d idefinisikan. Kon sep konkret menun ju kkan ciri-ciri fisik obyek dal m lingkungan . Konsep yan g harus terdefinisi merupakan konsep yang mewakili realitas hi up, tetapi tid ak langsun g menu njuk pada realitas dalam lingkungan fisi rena realitas itu tidak berbadan. 7 K onsep ko nkret berkaitan langsung dengan lin gkungan fis k sedangkan konsep yang h arus terdefini sikan tidak berkaitan secara langsung dengan lingkungan hidup fisik. Dengan kata lain kon sep yang harus didefinisikan merupakan konsep abstrak yang harus diterjemahkan dalam bentuk bahasa atau istilah lain yang dapat dipaham i. Untu k itu dip erlukan ampuan translasi dari satu tingkat abstraksi ke translasi yang dapat dipah ami. translatio n transla tion translation translation 4 Contoh kemampuan ini antara lain: kemampuan u ntuk men erjemahkan soal yan g diberikan d alam kata-kata teknis , k emampuan untuk menerjemahkan bagian pan jang dari komun ikasi ke dalam istilah abstrak singkat atau lebih, dan k emampuan untuk menerjemahkan sebuah abstraksi, seperti beberapa prinsip umum d engan memberikan ilustrasi atau contoh. Pemahaman translasi dari bentuk simbolik ke bahasa komun ikasi atau sebaliknya. Yaitu kemampuan untu k mengubah komunikasi dalam ben tuk simbol atau men gubah dalam b entuk sim bol menjadi kalimat bahasa komunikasi. Kemampuan ini san gat dip erlukan dalam matematika. Menurut Johson dan Rising 1972, matematika merupakan pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yan g logik, matematika itu adalah bahasa, bahasa yang enggun akan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, akurat den gan simb yang pad at, lebih berupa bah asa simb ol mengenai arti dari pada buny i. 8 Matematika menggunakan bahasa istilah y ang dapat d isimbo lkan yang mempunyai arti. Maka untuk menerjem ahkan dari bahasa istilah ke bentuk simbol, siswa harus memp nyai kemampuan translasi agar tidak kesulitan dalam belajar matematika. Contoh kemampuan pemahaman translasi an tara lain: Kemampuan untuk m enerjemahkan hubungan yan g dinyatakan dalam ben tuk simbol, termasuk ilustrasi, peta, tabel, diagram, grafik, rumus matematika lain, untuk membentuk verbal dan sebaliknya. Kemampuan un tu k menerjemahkan ke dalam istilah visual u spasial. Hal ini terkait konsep geometris dalam hal verbal. Kemampuan untuk menyiapkan representasi d ata yang diam . Kemampuan untuk membaca nilai musik. Kemampuan untuk membaca rencana arsitektur. translation translation translation 5 Pemahaman translasi dari satu bentuk verbal yang lain. Yaitu kemampuan untuk mengubahmengartikan kalimat kom ikasi ke dalam b entuk bahasa yang berbeda. Con to h kemampuan ini antara lain : k emampuan untuk menerjemahkan laporan no n-literal metafora, simbolisme, ironi, b erlebihan ke bahasa Indonesia biasa, kemamp uan untuk memahami makna dari kata-kata terten tu d ari sebuah puisi, dan kemampuan untuk menerjemahkan dengan atau tanpa kamu s prosa atau p uisi bahasa asin ke dalam bahasa Indonesia yang baik. Pada pemahaman interpretasi membutuhkan pem ahaman translasi . Pem ahaman interp retasi yaitu kemampuan yan g m elibatkan komun ikasi seb agai konfigurasi id e p em aman yang mem erlukan penata a n kembali ide-ide ke dal a m konfigurasi baru dalam p ikiran siswa. Maksudnya menerjemah kanmenafsirkan komunikasi elalui bagian- bagian yang meny usun komunikasi kemudian menyusun ulan atau mengatur ulang dalam p ikiran siswa untuk dikaitkan dengan p enge uan yang dimili ki siswa. Pengetahuan interpretasi juga m encakup kemampuan pen ting pokok dan membedakan bagian-bagian y ang kurang penting bukan poko k dari aspek yan g relatif relevan dengan komunikasi. Pemahaman interpretasi merupakan pemah aman p emberian arti yang berkaitan dengan kemam puan siswa dalam menen konsep-konsep yan g tepat untu k digunakan dalm menyelesaikan soal. 9 Pemah aman ini berkaitan den gan men entukan p emilihan konsep yang tep at. Pada pemilihan konsep yang tepat juga diperlukan penentuan konsep mana penting o kok dari konsep- konsep yang kurang p enting tidak po kok. Kon sep dalam matematika adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan orang untuk mengklasifikasikan apakah sesuatu o bjek te tu meru pakan conto h translation interpretation translation interpretation interpretation in terpretation Pemahaman Interpretas i Interpretation 6 atau bukan con toh dari ide ab strak tersebut. 10 Suatu ide abstrak dap at diperjelas melalui contoh dari ide abstrak tersebut. Apab ila sud h jelas dengan contoh tersebut maka dibedakan dengan yang bukan contoh dar ide abstrak. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa konsep yan g sedang dipelajari o leh seseorang. Contoh kemampu an pemahaman interpretasi antara lain: k emampuan untuk membedakan antara kesimpu lan yang dip erlukan, tidak beralasan, atau b ertentangan terkait d ari data yan g diambil, kemampu an untuk men afsirkan berbagai jenis data, dan kemampuan dalam membu at kualifikasi yang tepat ketika menginterpretasi data. Pemahaman ekstrapolasi tidak lepas dari pem ahaman translasi d an pemahaman interpretasi . Pemahaman ekstrapo lasi mencakup p embuatan kesimpulan, pembuatan perkiraan atau prediksi berdasarkan kecenderungan , atau kondisi yang dijelaskan dalam komunikasi. Pemah aman ekstrapolasi yaitu kemampuan mem perkirakan suatu kecend erungan atau gambar. 11 Pada pemahaman in i juga dap at dikaitkan dengan suatu konsep atau gambar. “Konsep adalah suatu gagasan ab strak yang digen eralisasi dari contoh- con toh khusus.” 12 Contoh-contoh khusus ini digunakan untuk menggambarka suatu gagasan yang abstrak. Mem buat generalisasi d ari con toh-contoh mem erlukan kemampuan ekstrapolasi untuk menyimpulkan s ra keseluruhan konsep umum yan g dibuat. Contoh kemampuan pemahaman ekstrapo lasi an tara lain: k emampuan untuk menarik kesimpulan secara efektif, kemampuan untuk mem perkirakan atau memprediksi ko nsekuensi dari tindak yang dijelaskan dalam ko munikasi, kemam puan un tu k peka terhadap faktor-faktor yang dapat mem buat pred iksi akurat, dan kemampuan m embed akan berdasarkan interpretation extrapolation translation interp retation extrapolation extrapolation extrapolation Pemahaman Ekstrapolas i Extrapolation 7 pertimb angan nilai dari prediksi konsekuensi. Berdasarkan pen jelasan di atas, maka pemah aman konsep matematika merupakan kemampuan menerjemahkan suatu ko nsep matematika yan g masih abstrak kem udian konsep tersebut diinterpretasi untuk mendapatkan kesimpulan dan hingga akhirnya dieks olasi yaitu dapat membuat prediksi atau ramalan untuk meme kan suatu permasalahan dengan m enggunakan konsep tersebut. Pemahaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah p ahaman men uru t Bloom yang terdiri dari p emahaman translasi , pemahaman interpretasi , dan pemahaman ekstrapolasi . Pembelajaran m erupakan proses membelajarkan siswa menggun akan asas pen didikan maupu n teori belajar y ang menentukan keberh silan pend idikan. 13 Pembelajaran ini bukan hanya kom unikasi satu arah saja, tetapi meru pakan komun ikasi dua arah antara guru dan siswa. “Pemb elajaran adalah suatu proses interaksi siswa dengan pen didik dan sumb er belajar pad suatu lingkungan belajar UU Sisdiknas No.20 tahun 2003.” 14 Kegiatan pembelajaran tidak lepas dari peran guru, siswa serta sumber belajar. Sumb er belajar tidak hanya dari buku nam un lingkungan pun dapat menjadi sumber belajar. Pembelajaran ada yang men definisikan sebagai perubahan dalam diri seseorang yan g disebabka oleh pen galaman . 15 Perubahan yang disebab kan pertumbuhan atau p erkemb an n pad a diri seseorang b ukan merupakan pembelajaran. Dal hal in i pembelajaran terjadi karena adanya perubahan dalam diri seseo rang y ng berasal dari pen galaman. Pengalaman dalam kegiatan pembelajaran turut ditentukan oleh perencanaan materi pemb elajaran yang did esain oleh guru. Salah satu cara men desain materi pem belajaran yaitu dengan elab orasi. Elaborasi berasal dari kata dapat tran slation interpretatio n extrapolation translation in terpretation extrapolation elaboration Pembelajaran Model Elaboras i 8 diartikan sebagai pengembangan secara rinci dan hati-h ti. 16 Pengemban gan yang dimaksu d merupakan p engembangan materi pem belajaran me jadi pembelajaran bermakna. Dalam “ .” 17 Berdasarkan , elaborasi merupakan proses pen ambahan informasi yang dipelajari. Penambahan informasi ini dapat berupa kesimpu lan, kelanjutan dari informasi yan g diterima ol h seseorang, contoh, detail, gambar dan sebagainya. Para ahli psikologi kognisi menggun akan istilah elabo r si untuk merujuk proses pemikiran tentang bahan yang akan dipelajari d engan cara yang men ghubungkan bahan tersebut dengan informasi atau gag an yang sudah ada dalam p ikiran pelajar tersebu t Ayaduray Jacob s, 199 . 18 Menghub ungkan bah an yang dipelajari den gan informasi yan g sudah dim liki siswa d iistilahkan sebagai elaborasi agar memudahkan siswa dalam memahami pelajaran. Para psikologi kognitif menemukan bah wa ketika individu m en unakan elaborasi dalam menyandikan info rmasin ya, mereka akan sangat terbantu daripada informasi haru s dip roses secara mendalam. Elaborasi adalah menambah arti dengan menghubungkan satu informasi baru den gan kumpulan-kumpulan yan g lain atau dengan pengeta uan yang sudah ada. 19 Hubungan yang terjadi bila inform asi baru dihubungkan dengan informasi yan g sudah ada akan memb entuk keran gka kerja dan skema “Skema adalah informasi-konsep, pengetahuan, informasi tentang kejad -yang sud ah eksis dalam pikiran seseo rang.” 20 Skema dari pen getahuan sebelu mnya mempengaruh i cara kita m enyandikan , memb uat informasi, dan m engambi informasi dimana kesemua ran gkaian ini dapat di simpan pada m emori jan gka panjan g. Penggunaan analogi, sintesis dan rangkuman sem uanya da at memperkokoh The Cognitive Psychology of Schoo l Learn in g, Elaboratio n is th e process of add ing to the information being learned The Cognitive Psycholog y of School Learning 9 upaya mem bangun skema yang menu njukkan keterkaitan antara bagian-bagian isi ajaran. 21 Dalam pembelajaran model elaborasi ini m enggu nakan LKS yang disusun sesuai dengan model elabo rasi seh ingga diharap dapat membantu siswa untuk mem buat skema terkait pem ahaman yang mereka p aham i dari pem belajaran terseb ut. Desain materi pemb elajaran model elaborasi berd asarkan pengembangan dari teori elaborasi. Adapu n Langkah - Langkah Desain Materi Pembelajaran dalam Teori Elaborasi Degeng, 1989: 125;Merril and Twitch ell, 1994: 93-94 antara lain: penyajian kerangka isi, elaborasi tahap pertama, pemb an rangkuman dan sintesis internal, elaborasi tahap kedua, pemb erian rangkuman dan sintesis internal, kemudian diteruskan sampai p ada elabo rasi yang sesuai dengan tujuan pem belajaran dan terakhir men yajikan secara keseluruhan materi yang telah diajarkan . 22 Penyajian k erangka isi dimulai dengan menyajikan kerangka isi yaitu struktur yang memuat bagian-bagian yang paling penting dari bidang studi. Kerangka isi dari materi y ang akan diajarkan kepad a siswa dapat menggun akan peta konsep. Elaborasi tahap pertama yaitu men gurutkan tiap-tiap bagian yang ada dalam kerangka isi, mulai dari bagian terpenting. Akhir tiap elab orasi diakhiri d engan rangkuman dan sintesis yang han ya men cakup materi-materi pelajaran yang b aru saja diajarkan sintesis internal. Kemudian dilajutkan dengan pemberian rangkuman dan sintesis internal. Rangkuman ini berisi pengertian-pengertian singkat mengenai materi yang diajarkan d alam elaborasi. Setelah itu, elaborasi tahap kedua. Pada tahap ini siswa pada tingkat kedalam an sebagaimana yang dituntut dalam tujuan pemb elajaran. tahap kedua ini di akukan seperti pada eleborasi tahap pertama yaitu diakhiri dengan rangkuman dan sintesis. Elaborasi diberikan sesuai d engan tujuan pembelajaran yang akan icapai. Di akhir pem belajaran, d isajikan kembali kerangka isi untuk men ntesiskan keseluruhan isi materi pelajaran yang telah diajarkan. 10 Pada dasarnya terd apat tujuh kom ponen strategi yang di ntegrasikan dalam teori elab orasi, Reigeluth, 1983 dan Degeng, 1989 sebagai berikut: 23 Urutan elaboratif yaitu urutan dari sederhana ke kompl ks atau d ari umum ke rinci. Pada tahap ini, diusahakan agar siswa dap at emahami hal-hal yang bersifat umum terlebih dahulu , dimana hal yang umum i i merupakan kaitan utam a b agi bagian-bagian selanjutnya. Uru tan elabo ratif ini ada dalam desain materi pembelajaran elaborasi yaitu ada elaborasi tah pertama,elaborasi tahap kedua, elaborasi tahap ketiga, sampai pada elaborasi y ng sesuai dengan tujuan pem belajaran. Uru tan elaboratif pad a penelitian ini terdapat dua macam yaitu elaborasi tahap pertama , elaborasi tahap kedua dan hanya satu elaborasi. Untuk pertemuan 2x 40 m enit menggunakan du a elaborasi sedang 1x 40 men it hanya satu elaborasi. Urutan prasyarat belajar adalah struktur yang menunjuk konsep, prosedur atau prinsip mana yang harus dipelajari sebelum konsep, prosedur, atau prinsip lain bisa dipelajari. Urutan prasyarat belaja menam pilkan hubungan prasyarat b elajar untuk suatu kon sep , prosedur, atau p insip. Dalam hal ini urutan prasyarat belajar dikaitkan dengan kemamp uan siswa yan haru snya dikuasai untuk men unjang materi pelajaran y ang akan d ipelajari antinya di kelas. Pada desain m ateri pembelajaran elaborasi, urutan prasyarat belajar dapat disampaikan oleh guru pada saat menjelaskan kerangka isi. Rangku man berfungsi un tuk memberikan pernyataan singkat men genai isi bidang studi yang telah dipelajari siswa, dan contoh-co ntoh acuan yang mudah diingat u ntuk setiap konsep, prosedur, atau prinsip ya g diajarkan. Pada teori elaborasi rangkuman diklasifikan menjadi dua y aitu ran kuman internal Urutan Elaboratif Urutan Prasyarat Belajar Rangkuman interna l 11 summarizer within-set summarizer dan rangku man ekstern al . Rangkuman internal diberikan pada setiap akhir suatu pelajaran d n han ya merangkum isi bidang studi yang diajarkan. Rangkuman eksternal diberikan setelah beberapa kali pelajaran, y ang merangkum semua isi yang telah dipelajari dalam beberapa kali pelajaran itu. Rangkuman pada desain materi pembelajaran elab orasi di ajikan setiap kali mengakhiri suatu elaborasi. Rangku man pada pen elitian ini dibuat pada lembar laporan d isku si kelompok dan saat mengakhiri p entasi dari tiap kelompok y ang persentasi. Membuat sintesis berfungsi utnuk menun jukkan kaitan-kaitan diantara konsep, prosedur, atau prinsip y ang diajarkan. Pesintesis sangat pen ting karena akan menunjukkan sejumlah keterkaitanhubungan diantara konsep, prosedur, dan prinsip sehingga dapat memudahkan p emah aman tentang suatu kon sep , kebermaknaan dengan jalan menu njukkan konteks suatu ko sep, prosedur, atau prinsip pada bagian isi y ang lebih luas Ausubel, 1968. Sintesis dalam desain materi pemb elajaran elaborasi dilakukan setiap akhir elab orasi. Analogi dibuat untuk dapat memudahkan pem ahaman terhad p pen getahuan y ang baru dengan cara memb andingkannya den p engetahuan yan g sudah ada dikenal oleh siswa Reigelu th, 1983. nalogi menggambarkan persamaan antara p engetahuan yang baru dengan pengetahuan lain yan berada d i luar caku pan pengetahuan yang sedan g dipelajari. Analogi dapat digunakan untuk mem perjelas suatu konsep, prosedur, p rin sip, atau teor seh ingga mudah dipahami siswa. Analogi yang d igunakan di LKS menggunakan gambar-gambar untu k selan ju tnya dib andingkan d engan suatu konsep berdasarkan kesamaan-kesamaan gambar dengan konsep. Dimana a nalogi artinya “membandingkan satu hal S intesis Analogi 12 den gan y ang lainnya. ” 24 Memb andingkan satu hal disini yaitu suatu konsep, prinsip atau prosedur. Sed angkan hal lain nya yaitu co n lain yang berkaitan den gan suatu konsep, prinsip atau prosedur terseb ut berdasarkan kesamaan cirri yan g dibandingkan. Analogi digunakan un tuk mem permudah pemahaman siswa terhad ap suatu materi yang diberikan oleh guru. Analoginya dikaitkan d engan pengetah uan yang sudah dikenal oleh siswa. “Dengan demikian, makin deka ersamaan an tara pen getahuan baru dengan pengetahuan yang dijadikan analogi, maka makin efektif pen ggunaan analogi, maka makin efektif pen ggunaan anal i tersebut.” 25 Untuk lebih baiknya, analogi diberikan sebelum p engetahuan b iberikan kepada siswa. Analogi dapat membantu siswa mempelajari informasi baru d engan men ghubungkannya dengan konsep-konsep yang telah merek ketahui Bu lgren, Deshler, Schumaker dan Lenz, 2000; McDaniel an Dannelly, 1996. Salah satu studi yan g m enarik Halpern, Hansen an Riefer, 1990 men emukan bahwa analogi paling baik digunakan apabila al itu paling berbeda dari proses yang sedang dijelaskan. 26 Maksud dari analogi di atas, analogi akan mu dah dipahami oleh siswa apabila analogi yang digunakan yaitu sesuatu yang suda dikenal oleh siswa. Selain itu, pembuatan an alogi harus memperhatikan persamaan ciri pokok dari suatu ko nsep yang akan diban dingkan dengan co ntoh lain Dimana con toh lain in i dap at memudahkan pemaham akan su atu kon sep . Strategi kognitif meru pakan keterampilan yang diperluk siswa u ntuk men gatur proses internaln ya ketika belajar, mengingat, dan berpikir. Pembelajaran akan m enjadi lebih efektif apabila guru mamp u mendoron siswa, baik secara sadar ataup un tidak, u ntuk menggun akan strategi kogn itif yang sesuai. Rigney 1978 mengemukakan dua cara untuk mengaktifkan starte kognitif yaitu d engan dan . Pengaktifan Strategi Kognitif Embedded Strategy Detached Strategy 13 Cara d engan merancang pembelajaran sedemikian rup a sehingga siswa dipaksa untu k menggunakannya. Misalnya gambar, d iagram, , analogi, d an paraphrase. Selain itu pertanyaan-perta yaan penuntun juga dapat dipakai untuk memen uhi maksud dari suatu gam bar, d iagram, , analogi, dan paraphrase. Berbeda dengan , cara in i dilakukan dengan menyu ruh siswa menggun akannya. tepat dipakai apabila siswa sud ah pernah belajar bagaimana m ggunakan strategi kognitif ini. Contohnya, “ Sekarang bu a tlah diagram untuk menu njukkan proses yan g baru saja diajarkan”, atau “ Pikirkan sebuah anal untuk memperjelas ide yan g baru saja dibicarakan.” Degeng, 1989 Penelitian in i menggun akan metode diskusi kelompo k, soal yang diberikan kepada siswa sebagai pengaktif strategi kognitif. Menurut Merril 1979, konsepsi mengenai kontrol belajar terkait dengan kebebasan siswa dalam melakukan pilih an dan penguru tan terhadap isi yang dipelajari , kecepatan belajar , komponen strategi pem belajaran yang in gin digunakan , dan strategi kognitif yang ingin digunakan . Salah satu kompo nen teori elaborasi yaitu analogi. An alogi ini akan lebih difokuskan pada desain materi pembelajaran elaborasi melalui LKS . Dalam LKS akan disajikan gambar-gambar sebagai elabo rasi untuk m njelaskan suatu ko nsep. Tujuh komponen dalam teori elaborasi dapat d ikembangka men jadi langkah -langkah pengembangan desain p embelajaran berdasarkan teori elaborasi men uru t Degeng 1997: 13 yaitu analisis tujuan dan karakteristik bidang studi, analisis sumber belajar, analisis karakteristik si bel r, menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran, menetapkan strategi pengorg a n isasian isi pembelajaran, men etapkan strategi penyampaian isi pem belajaran, m enetapkan strategi embed ded strategy mnemonic mnemonic deta ched strateg y Detached S trategy content contro l pace control disp lay control conscious cognition co ntrol Kontrol Belajar 14 pen gelolaan pembelajaran, dan pengembangan p rosedu r p gukuran hasil pem belajaran. 27 Semua langkah-langkah ini merupakan penyusun dari ren na pelaksanaan pembelajaran RPP. Menurut tentang Stand ar Proses Untu k Satuan Pen didikan Dasar dan Men engah, kompo nen RPP dalam kegiatan pembel n melip uti kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penu u p. 28 Pad a kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirm asi. Dalam kegiatan elaborasi, guru : mem fasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, emb elajaran koo peratif dan kolaboratif,memfasilitasi siswa berko mpetisi secara se at untuk meningkatkan prestasi belajar, memb iasakan peserta didik m embaca da m enulis yang beragam melalui tugas-tugas terten tu yang bermakna, dan sebagain ya. Untuk itu, pen eliti men ggunakan metode diskusi kelompok kecil agar siswa d at memunculkan gagasan baru b aik secara lisan atau tertulis, serta melatih siswa b ersaing sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. Metode diskusi kelompok merupakan meto de mengajar d alam pembahasan dan pen yajian materi melalu i suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendap at atau keputusan bersama. Kelo mpok ibedakan menjadi tiga yaitu kelompo k kecil 2-5 siswa, kelompok sed ang 6-10 siswa, dan kelompok besar 11-20 siswa. 29 Dalam pen elitian ini setiap kelompok berjumlah 3-4 siswa. Adapun langkah-langkah metode d isku si kelompok kecil an tara lain: Guru m enetapkan topikpermasalahan diskusi. Membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri d ri 3-4 siswa. Memberikan waktu untuk tiap kelompok d isku si. Peraturan Menteri Pendidikan Nasion al Nomor 41 Ta hun 2007 Tanggal 23 November 2007 Metode Diskusi Kelompok Kecil 15 Perwakilan kelompok m empersentasikan hasil disku si. Setiap kelompok m embuat laporan diskusi. Guru m engatur jalannya diskusi. Membuat kesimpulan. Dalam metode ini memiliki karakteristik pengalaman bel r sebagai berikut pada tabel 2.1 : 30 Karakteristik Metode Pengalaman belajar Tabel 2. 1 Karakteris tik dan Pengalaman Belajar Metode Dis kusi Ke ompok 16 Bahan pelaj aran dengan t opik per m asalah an per soal an. Adanya pem bent ukan kelo m pok. Ada yang m engat ur pem b icar aan . Akt ivit as sisw a b erp endapat M engarah pada suatu kesim pu lan pendapat ber sam a. Guru lebih b erp eran sebagai pem bi m bing m ot ivat or . Si sw a sebagai objek dan subjek dalam pem belajar an. M elatih sist em at ika logi ka berpikir M elatih bahasa lisan. Pem aham an t erhadap per soalan belajar ber sam a. Pend apat or ang lain. Pem bent ukan rasa solidarit as t er hadap pengam bilan keput usan. M ener ap kan car a m enyelesaikan per soalan. M ener ap kan car a m enyam pai kan pend apat . Pembelajaran model elaborasi dalam penelitian ini terd ri dari penyajian kerangka isi, elaborasi tahap pertama, rangkuman dan s ntesis, elabo rasi tahap kedua, rangkuman dan sintesis, kesimpulan. Penyajian kerangka isi melalu i pen jelasan guru tentang materi pelajaran y ang akan dip ajari pada hari itu disertai pen yampaian tujuan dan syarat pembelajaran. Pada pembe ajaran model elaborasi ini, siswa mendiskusikan permasalahan di LKS yang d isusun sesuai model elaborasi. Elaborasi tahap p ertama siswa mempersentasikan tugas 1 pada LKS kemudian guru mengatur jalannya diskusi. Kelompok yan persentasi membuat rangkuman dan sintesis tentang permasalah an y ang didis . Sintesis yang dibuat dapat b erupa peta konsep yang tiap konsep dihub gkan dengan garis. Garis tersebut d iberi keterangan sebagai sintesis p engait antar konsep satu d engan konsep yan g lain. Elaborasi tahap kedua siswa mempersentasikan tugas 2 pada LKS. Kemudian diakhiri dengan rangkuman dan sintesis. ir guru mem bimbing siswa m embuat kesimpulan dan mereview pelajaran yan g telah 17 dipelajari secara keseluruhan. Setiap kelomp ok membuat laporan diskusi melalu i lembar laporan diskusi kelompok y ang dibagikan bersam a LKS oleh guru. Permasalahan y ang diberikan pada LKS diharapkan agar siswa aktif men cari penyelesaian melalu i berbagai sumber, misalnya dari buku-b uku paket matematika. Dalam mencari penyelesaian permasalahan yang didiskusikan, siswa dap at mem bentuk skema pemahaman yang terbentuk dalam d ri siswa yang kemudian nantiny a akan di tuliskan pada rangkuman serta sintesis di lembar laporan diskusi kelompok. Pembelajaran mo del elaborasi berdasar pada langkah-l ngkah desain materi pem belajaran dalam teori elaborasi yang telah d ijelaskan sebelumnya pada table 2.2 sebagai berikut: Peny ajian Kerangka Isi Guru m enyampaikan tujuan pembelajaran dan men jelaskan bagian-bagian p enting pada materi yan g akan dipelajari. Elaborasi Tahap Pertama Siswa d ibagi menjadi beberapa kelom pok kecil. Masing-masing kelomp ok terdiri d ari 3-4 o rang. Guru m embagi LKS pada tiap-tiap kelompok. Masing-masing kelomp ok berdiskusi. Guru men gundi kelompok yang nantiny a akan persentasi. Kemud ian perwakilan kelompo k persentasi h asil diskusi. Tabel 2 .2 Langkah-Langkah Pembelajaran Model Elaborasi Langkah-Langkah Kegiatan Guru 18 Pemberian Rangkuman dan Sintesis Eksternal Guru m empersilah kan kelompo k lain untuk men anggapi kelompok yang persentasi. Setiap kelompok, diakh ir persentasi membuat kesimpu lan. Membim bing siswa untuk membu at sintesis d ari hasil kelompok yang persentasi. Elaborasi Tahap Kedua Kelompok lain p ersentasi. Kelompok yang tidak p ersentasi memb eri tanggapan. Kelompok yang persentasi memb uat kesimp ulan dan sintesis. Pemberian Rangkuman dan Sintesis Eksternal Membim bing siswa untuk membu at rangkuman. Membim bing siswa untuk mengkaitkan ko nsep yang dielaborasi tahap pertama dan kedua dengan kerangka isi materi. Elaborasi d apat dilanjutkan sesuai tingkat kedalaman yan g ditetapkan oleh tujuan pembelajaran Melanjutkan elaborasi sampai p ada tu juan pem belajaran yang dih arapkan. Peny ajian Kerangka Isi secara keseluruhan Bersama siswa mereview materi yang telah dip elajari secara keseluruhan. 19 Pembelajaran Model Klasikal Pembelajaran klasikal m eruapakan model p embelajaran yang biasa digu nakan dalam kegiatan pembelajaran. Pada model in i, guru mengajar sejumlah siswa yang diasumsikan memiliki minat dan kecepatan belajar yang relatif sama. 31 Pembelajaran model klasikal ini cend erung menempatkan iswa m emiliki kemampuan sama dan menempatkan siswa dalam posisi pasif seb agai penerima materi pelajaran . Pembelajaran secara klasikal, siswa berjumlah kurang l ih 30 atau 40 orang siswa pada waktu yang sama menerima bahan pelajaran ya g sama, umumnya kegiatan ini diberikan dalam bentuk ceramah . 32 Pembelajaran klasikal men empatkan guru sebagai pusat dalam keberlangsungan proses belajar mengajar karena komunikasi yang terjadi h anya satu arah. Ini berarti guru men gajar u ntuk mem berikan informasi secara lisan dan data kepada siswa tanpa ada usaha men gembangkan keterampilan. Metode yang d igunakan pada pembelajaran klasikal y aitu dengan ceramah dan tanya jawab b ervariasi. Tahapan pelaksanaan pembelajaran klasikal setelah melakukan kegiatan pendahuluan serta m enyampaikan tujuantopik pembelajaran pad a siswa antara lain sebagai b erikut: 33 Menyajikan persentasi b ahan p elajaran dengan ceramah bervariasi. Guru men jelaskan materi pelajaran harus disimak oleh seluru siswa dalam kelas. Guru tidak terus-menerus menjelaskan atau berbi ra, tetapi selang beb erapa men it selalu member kesempatan pada siswa u ntuk bertanya, kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan kembali. Asosiasi dan p emah aman b ahan p elajaran melalui keterhubu ngan antara materi yan g sed ang dipelajari dengan situasi nyata atau d enga bahan pelajaran lain atau dengan bahan pelajaran y ang menggambarkan se ab akibat. Cara yan g dilakukan dengan ceramah dan tanya jawab. 20 Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis men gerjakan soal-so al atau menjawab pertanyaan atau dengan cara l san. Menyim pulkan bah an pelajaran yang telah dipelajari. Kesimpulan dibuat di bawah b imbingan guru. Dalam mengikuti kegiatan belajar ini, siswa dituntut untuk selalu mem usatkan perhatian terhadap pelajaran, kelas harus s yi dan semua siswa duduk di temp at masing-masin g mengikuti uraian guru. Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh pemb elajaran model elaborasi terhadap pemahaman konsep matematika siswa yaitu: Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismail Komalig tentang , men gungkapkan pembelajaran model elaborasi memberikan ampak yang positif terh adap hasil belajar matematika siswa. Dari penelitian ini dapat disimpulkan hasil belajar matematika siswa y ang diberi pengajaran model elaborasi lebih baik diband ingkan dengan buku teks. Selain itu diperoleh suatu temuan bahwa siswa pand ai namun alat pelajaran dalam hal ini buku pelajaran yan g digunakan kurang memadai, hasil b ajaranya kurang. Sebaliknya, siswa yan g kurang pand ai, tetap i a at pelajaran yang digu nakan memadai, hasil belajarnya akan lebih baik. Hasil penelitian yang dilaku kan oleh I Nyoman Sudan a Degeng tentang , men gungkapkan bahwa pengorganisasian pengajaran beradsarkan model elaborasi memberikan dampak positif terhadap perolehan belajar dan retensi siswa. Dari penelitian ini dapat disimpulkan p gorganisasian pen gajaran dengan menggun akan model leab orasi secara s gnifikan lebih Hasil Penelitian Relevan Perbandingan Antara Hasil Belajar Matematika Model Elaborasi dengan Buku Teks Peng organisasian Peng ajaran Berdasarkan Teori Elaboras dan Peng aruhnya Terhadap Perolehan Belajar I nformasi Verbal da n Retensi 21 unggul dari penggorganisasian pengajaran den gan menggunakan u ru tan isi buku teks baik untuk belajar in formasi verbal maupu n b ajar konsep. Kemudian reten si perolehan belajar informasi verbal dan ko nsep lebih ban yak dapat dipertahankan melalu i pengorganisasian pengajaran berdasarkan mo del elaborasi daripada urutan b uku teks. Maka penelitian ini relevan den gan penelitian yan g telah dilakukan o leh Ismail Komalig dan I Nyoman Su dana Degeng. Pembelajaran tidak lep as d ari interaksi guru dan sisw dalam memperoleh informasi dan kemampuan baru melalui sumber belajar. P rolehan informasi yang baik dalam belajar siswa, dapat dilakukan dengan elaborasi. Elaborasi digu nakan sebagai penambahan rincian suatu informasi yang d imulai dari p engetahuan umum ke pengetahuan khusus. Dalam elaborasi ini b erkai n d engan pem belajaran elaborasi yang berdasarkan teori elaborasi. Teori elaborasi mencakup komponen teori elab orasi dan esain materi pem belajaran elaborasi. Komponen-komponen teo ri elaborasi meliputi urutan elaboratif, urutan prasyarat belajar, rangkuman, sintesis, analogi, pen gaktif strategi kognitif dan ko ntro l belajar. Tujuh komp onen ini terd apat dalam model elaborasi. Desain materi pembelajaran elaborasi terdiri dari pen ajian kerangka isi, elaborasi tahap pertama, pemberian rangkuman dan sintesis eksternal, elaborasi tahap kedua, pem berian rangkuman dan sintesis eksternal, elaborasi tahap ketiga, pem berian rangku man dan sintesis eksternal dalam langkah elaborasi selalu diakhiri den gan rangkuman dan sintesis eksternal serta elaborasi disesuaikan den gan tujuan pembelajaran yang ditetapkan, tahap akh r pembelajaran yaitu mereview dengan men yajikan kem bali kerangka isi untuk ensistesis keseluruhan isi materi yang telah diajarkan. Pembelajaran model elaborasi merupakan pengemb angan d desain Kerangka Berpikir 22 materi pembelajaran dalam teori elaborasi. Pada pembel ran ini digu nakan meto de diskusi kelomp ok kecil agar siswa d apat mengemukakan gagasan baru serta memilki persain gan sehat untuk men ingkatkan prestasi belajar. Dimana diskusi kelo mpok kecil ini, saat persentasi ditentu kan oleh kocokanrando m. Sehingga membuat setiap siswa merasa h arus mem pelajari materi yan g n antinya akan dip resentasikan. Pemahaman siswa dapat dibentuk sendiri oleh siswa melalui kerjasama saat diskusi tanpa harus selalu guru yan g memb eri materi pelajaran. Pada p embelajaran mo del elaborasi d igunakan LKS yang d desain sesuai kompo nen-kompo nen yang ada dalam mo del elab orasi. Untuk elaborasi tahap pertama, siswa diberikan suatu permasalahan y aitu tuga 1 kem udian melalu i diskusi kelompo k masing-masing serta buku-buku terkait materi yang dipelajari mereka mencari penyelesaiannya. Rangkuman dan sintesis pun dibuat berdasarkan pemahaman siswa terhadap penyelesaian perm alahan yang diberikan. Setelah elaborasi tahap pertama selesai d ilanjutkan elabo rasi tahap kedua sampai pada rangkuman dan sintesis d engan cara y g sama pada elaborasi tahap pertama. Pen gulangan akan ran gkuman yang d iberikan tiap elabora dan d i akhir pembelajaran dapat memu dahkan siswa dalam men yim an suatu konsep pad a m emori jangka panjang karena nantinya akan membentuk jalinan skema . Skema ini berisi pemahaman siswa yan g di dapat dari proses pembelajaran . Salah satu kompon en teori elaborasi y aitu analogi. Analogi meru pakan pem bandingan kesamaan ciri-ciri pokok pada suatu konsep atau ide. Penggunaan analogi dalam LKS terdap at pada pemberian ilu strasi serta pemberian permasalahan yang dikaitkan dengan kehidupan nyata. Analogi digunakan untuk mem udahkan siswa dalam memahami sebuah konsep. Siswa d at dikatakan pah am akan sebuah kon sep apabila siswa tersebu t m ampu embahasakan konsep den gan bah asanya sendiri dan mamp u membedakan conto h a bukan con toh dari suatu konsep. Sebuah contoh dap at digunakan seb agai analogi . Pada con toh 23 yan g diamb il, dicari ked ekatan persamaan dengan konsep. Kedekatan persamaan ini dikaitkan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan su atu ko nsep yang dianalogikan d engan conto h. Pengetahuan baru lebih dia ahkan pada p engetahuan yan g dikenal siswa sehingga siswa lebih m udah d alam menganalogikan suatu konsep. Penggu naan analogi baik digunakan ap abila m em an dingkan suatu konsep berdasarkan kedekatan persamaan melalui pengetahuan yang dikenal siswa. Berdasarkan penjelasan yang telah diu raikan tentang pe belajaran model elaborasi d iduga bah wa pembelajaran model elaborasi da at meningkatkan kemampuan pemaham an ko nsep matematika siswa. Sehingga mampuan pem ahaman konsep matematika siswa dalam pembelajaran m el elaborasi men jadi lebih baik dibandingkan pembelajaran model klasikal. Adapun hip otesis dalam p enelitian in i yaitu kemampuan pemah aman konsep matematika siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran model elaborasi lebih tinggi darip ada pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan men ggunakan p embelajaran model klasikal. Tim Balai Pustaka Nasional, ”Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Edisi ketiga, Cetakan 4, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, h. 998 Maritis Yamin, , Cetakan ke-3, Ciputat: Gaung Persada Press, 2005, h.28 Asep Jihad, , Cetakan ke-1, Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008, h.167 M. Ngalim Purwanto, , Cetakan ke-14, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, h.44 W.S Winkel, , Cetakan ke-4, Jakarta: Grasindo, 1996, h. 246 Hipotesis Penelitian 1 2 3 4 5 Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi Pengembangan Kurikulum Matematika Prinsip-Prinsip dan Teknik evaluasi Pengajaran Psikologi Pengajaran 24 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Benjamin S. Bloom, , London: Longman Group LTD, 1979, h. 89-97 W.S Winkel, , Jakarta: Grasindo, 1996, Cet. 4, h. 100-101 Asep, Jihad, , Yogyakarta: Multi Presindo, 2008, Cet. 1, h. 152 Gusni Satriawati, “Pembelajaran dengan P endekatan Open ed untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP”, dalam Jurnal , Vol.1, No. 1, Juni 2006, h.108. Sri Anitah W dan Janet Trineke Manoy, , Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, Cetakan kedua, h.8.9 Lia Kurniawati, “Pembelajaran dengan P endekatan Pemeca Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa SMP”, dalam Jurnal , Vol.1, No. 1, Juni 2006, h.80 Robert E. Slavin, , Jakarta: PT Indeks, 2008, Edisi ke-8, Jilid 1, h.298 Syaiful Sagala, , Bandung: Alfabeta, 2010, Cet. 8, h.61 Yusri P anggabean, dkk, , Bandung: Bina Media Informasi, 2007, h.46 Robert E. Slavin, , …, h.179 Budi Murtiyasa, “Elaborasi dan Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah”, dalam , No.15 tahun IX1997, h.92 Ellen D. Gagne,dkk, , New York : Harper Collins, 1993, Second Edition, h.127-128 Robert E. Slavin, ,…, h. 261 Sri Esti Wuryani Djiwandono, , Jakarta: PT Grasindo, 2004, Cet., h. 156 John W. Santrock, , Jakarta : Kencana, 2008, Edisi ke 2, Cet. Ke 2, h.325 Uno, Hamzah B, , Jakarta: P T Bumi Aksara, 2009, Cet.4, h. 146- 147 Yatim Riyanto, , Jakarta: Kencana, 2009, Cet.1, h. 28-29 Made Wena, , Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h.25-28 T axonomy of E ducational Objectives Handbook I Cognitive Domain Psikologi Pengajaran Pengembangan Kurikulum Matematika Algoritma Strategi Pembelajaran Matematika Algoritma Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Konsep dan Makna Pembelajaran Strategi, M odel, dan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2006 Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Varidika The Cognitive Psychology of School Learning Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Psikologi Pendidikan Psikologi Pendidikan M odel P embelajaran Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Gur Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berku tas Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer 25 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Gelar Dwirahayu, “Pengaruh Pendekatan Analogi terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa”, dalam Jurnal , Vol.1, No. 1, Juni 2006, h. 61 Yatim Riyanto, ,…, h. 26 Robert E. Slavin, , …., h. 260-261 Yatim Riyanto, ,…, h. 29-32 Karnadi, dkk, , Jakarta: BP. Cipta Jaya, 2009, h. 261-264 Nana Syaodih, , Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003, Cet. 2, h. 46 Udin S. Winataputra, , Jakarta: Universitas Terbuka, 2005, Edisi 1, Cet. 1, hal. 4.14 Erman Suherman, dkk, , Bandung : JICA, 2001, h.255 Syaiful Sagala, , …h.187 Udin S. Winataputra, dkk, , Jakarta: Universitas Terbuka, 2005, Cet. 1, h. 3.13 - 3.15 Algoritma Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Guru Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Gur Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berku tas Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru Perencanaan Pengajaran Strategi Belajar M engajar Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer Konsep dan M akna Pembelajaran Strategi Belajar Mengajar 1 Penelitian ini dilakukan di SMPN 188 Jakarta yan g beralamat di jalan Tanah Merdeka Ciracas Jakarta Timur. Pen elitian ini dilakukan pada semester genap tahu n ajaran 20102011 yaitu pada tanggal 11 Januari 2 11 sampai 2 Februari 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperim dengan desain pen elitian . Untuk pelaksanaan diperlukan dua kelas dimana peneliti mengajar di kelas eksperimen menggunakan pemb elajaran model elaborasi dan d i kelas kontrol menggunakan pem belajaran model klasikal. Desain pen elitiannya adalah , yaitu: 1 Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masin g dipilih secara random R. Kelompo k pertama diberi perlakuan dengan p belajaran model elaborasi X dan kelomp ok yang lain tidak. Kelompo k y g diberi perlakuan den gan pembelajaran model elabo rasi d isebut kelo mpok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok trol. Pengaruh adanya perlakuan adalah O 1 : O 2 2 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Menggunakan 3d Studio Max Terhadap Pemahaman Konsep Matematik Siswa (Quasi Eksperimen Di Smpn 242 Jakarta, Pokok Pembahasan Himpunan)

1 24 215

Pengaruh penerapan pendekatan contextual teaching and learning terhadap pemahaman konsep pada materi pengukuran waktu siswa Kelas V MIN 15 Bintaro : penelitian quasi eksperimen di MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan.

0 8 240

Pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap pemahaman konsep matematika siswa

2 5 171

Pengaruh model creative problem solving terhadap Pemahaman Konsep Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) (penelitian quasi eksperimen di kelas VII SMP Nusantara Plus Ciputat)

1 35 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SMP KELAS VII.

0 1 6

PENGARUH METODE BLENDED LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP.

2 9 51

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ELABORASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP NURUL QOMAR PALEMBANG

0 0 116

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 RAMBAH

0 2 5

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN ELABORASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP GUPPI SAMATA KABUPATEN GOWA

0 7 276