1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era Informasi dan transformasi seperti sekarang ini tidak ada yang tidak mungkin untuk di dapatkan. Hal itu terjadi karena perkembangan teknologi yang
kian hari kian cepat. Kejadian disekitar kita bisa dengan mudah di dapatkan, bahkan dibelahan negara lainpun bisa di terima pada saat itu pula. Kemajuan
teknologi komunikasi tersebut bisa memberikan dampak bagi para penggunanya terlepas dari positif atau negatif.
Radio adalah sebuah media audio yang lebih sering kita gunakan untuk hiburan semata. Namun, seperti yang diketahui bahwa radio tidak hanya menjadi
media hiburan saja, melainkan radio sebagai media pemberi informasi. Dewasa ini internet kini menyajikan beberapa media online seperti detik.com,
kompas.com, okezone.com, kapanlagi.com, dan lain sebagainya yang dapat memberikan informasi secara cepat dan mudah di akses oleh siapa saja, kapan saja
dan dimana saja. Kemampuan radio menjangkau konsumen sebelumnya sangatlah baik,
tetapi perannya kini berkurang.
1
Radio telah menjadi medium massa yang ada di mana-mana, tersedia di semua tempat, di sepanjang waktu. Tetapi, sebagai sebuah
1
John E. Kennedy R. Dermawan Soemanagara, Marketing Communication, Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer,2009,cet-3,hal.95
industri, ada tanda-tanda yang menggelisahkan. Acara utama radio, yakni musik, telah tersedia dalam bentuk perangkat lain, dan banyak yang tanpa iklan.
2
Radio selain sebagai media hiburan dan informasi juga dapat digunakan sebagai media untuk berdakwah atau informasi yang bermanfaat untuk dunia dan
akhirat kita. Seperti kita ketahui bahwa di era canggih seperti ini yang teknologi semakin maju sehingga memudahkan kita untuk mendapatkan semua informasi
dengan cepat, begitu juga dengan dakwah. Kini berdakwah tidak hanya kita dapati di dalam masjid atau pengajian-pengajian pada umumnya. Kini dengan
mendengarkan radio pun kita dapat mendengarkan ceramah-ceramah ataupun ilmu agama dengan mudah.
Pada dasarnya, manusia membutuhkan hiburan, dan salah satu hiburan itu adalah radio. Namun radio Dakta berbeda, karena tidak hanya hiburan semata
yang di tampilkan tapi juga ada dakwah di setiap isi acara-acaranya. Musik di radio Dakta pun lebih sering menampilkan musik-musik islami, seperti nasyid
atau lagu-lagu yang berisikan pesan-pesan agama selain memutarkan musik- musik pop juga.
Radio Dakta pun tidak mengganti visi misi nya sebagai radio informasi yang cerdas dan bijak, meski kini banyak radio swasta yang bermunculan dan
lebih banyak menawarkan hiburan saja. Radio Dakta lebih mempertahankan ideologi dan prinsip awal saat pertama kalinya mengudara, yaitu sampaikan lah
walaupun satu ayat maksudnya sampaikanlah informasi yang bermanfaat didunia dan akhirat. Radio Dakta pun harus mempunyai startegi yang baik untuk
2
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, hal.192
meningkatkan eksistensinya dikalangan pendengar sebagai radio dakwah ditengah banyaknya radio-radio swasta yang lainnya.
Radio Dakta pun setiap harinya harus memikirkan program-program apa saja yang dapat menarik perhatian pendengar dan tidak di tinggalkan oleh
pendengarnya. Strategi dalam segala hal digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang
telah diciptakan. Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak lepas dari strategi. Strategi
marketing communication yang tepat dapat menghindarkan perusahaan dari kerugian akibat kegiatan promosi yang tidak efektif dan efisien. Dalam kajian
pemasaran, kegiatan promosi yang efektif dan efisien dapat dimasukkan sebagai bagian dari konsep bauran komunikasi pemasaran marketing communication
mix.
3
Dengan semakin majunya teknologi informasi sekarang ini tentulah radio Dakta perlu memiliki strategi komunikasi marketing kuhusus untuk meningkatkan
eksistensinya dikalangan para pendengarnya. Dari fenomena inilah penulis memilih judul penelitian “strategi komunikasi marketing radio Dakta 107 FM
dalam meningkatkan eksistensi di kalangan pendengar”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah