A. Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasikan diri. Sebagai sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang bunyi, tata bentuk
kata, maupun tata kalimat.
1
Di samping tata bahasa, dalam bahasa Indonesia juga dikenal peribahasa. Dalam peribahasa terkandung suatu makna yang sangat mendalam dalam
kehidupan kita. Itulah sebabnya, banyak orang yang mengungkapkan peribahasa untuk menyampaikan maksud yang ingin diungkapkannya.
2
Peribahasa adalah kalimat atau penggalan kalimat yang telah membeku bentuk makna dan fungsinya dalam masyarakat, bersifat turun-temurun,
digunakan untuk penghias karangan atau percakapan, penguat maksud karangan, pemberi nasihat, pengajaran atau pedoman hidup; mencakup bidal, pepatah,
perumpamaan, ibarat, pemeo.
3
Peribahasa juga merupakan kelompok kata atau kalimat yang tetap susunanya, biasanya mengiaskan maksud tertentu dan juga termasuk bidal,
ungkapan, dan perumpamaan. Peribahasa juga merupakan gambaran dari nilai- nilai kebudayaan, yang bisa kita temui kemiripan makna. Meskipun dengan
ungkapan yang berbeda, perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor kebudayaan.
1
Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta: Rineka Cipta, 2000, h. 1.
2
Nur Arifin Chaniago dan Bagas Pratama, 3700 Peribahasa Indonesia Bandung: Pustaka Setia, 1998, h. 5.
3
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001, h. 169.
1
Hal ini merupakan bukti dari teori realivitas bahasa, bahwa makna sebuah kata terikat oleh lingkungan kultural dan ekologis pemakai bahasa tertentu.
Di Indonesia ada banyak buku yang memuat tentang peribahasa, diantaranya buku “Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat” karya Syarif Hade Masyah.
Penulis menganalisis peribahasa dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat karena buku ini adalah buku tentang bahasa Arab gaul yang biasa digunakan oleh ikhwan
dan akhwat, bukan buku yang memuat secara keseluruhan peribahasa. Selain itu, pengarang buku ini adalah dosen Peneliti di Jurusan Tarjamah, sehingga Peneliti
ingin menganalisis hasil terjemahannya. Berikut ini adalah contoh peribahasa Arab yang terdapat dalam buku
Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat
ﻪ ﺎﺴﻟ لﺎﻃ ﻪﺘﱠﺠﺣ ْتﺮﺼﻗ ْ ﻣ
“ Air beriak tanda tak dalam”.
4
Secara harfiah terjemahan di atas berarti “ Orang yang pendek argumennya, maka panjang lisanya”. Akan tetapi, dalam kasus ini, penerjemah menggunakan metode
penerjemahan idiomatik karena menghadirkan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang tidak didapati pada versi aslinya.
5
Selain “air beriak tanda tak dalam”, peribahasa di atas juga bisa diterjemahkan dengan “ Tong kosong nyaring
bunyinya” atau orang yang bodoh, namun banyak omong.
ﻣ ْ
ﱠﺪ و
ﺪ
“Siapa yang
berusaha pasti akan berhasil”
6
4
Syarif Hade Masyah, Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat Depok: Qultum Media, 2006, h. 83.
5
Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-an Cara Mudah Menerjemahkan Arab Indonesia Pamulang: Dikara, 2009, h. 34.
6
Syarif Hade Masyah, Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat, h. 74.
2
Jika pada peribahasa pertama penerjemah menggunakan metode penerjemahan idiomatik, maka pada peribahasa yang kedua ini penerjemah menggunakan
metode penerjemahan harfiah, karena penerjemah mencarikan padanan konstruksi gramatikal Tsu yang terdekat dalam Tsa.
7
Peribahasa di atas bisa juga diterjemahkan dengan “Rajin pangkal pandai” jika melihat dari kandungan
maknanya. Dari dua contoh peribahasa yang terdapat dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat
terdapat dua variasi metode yang digunakan oleh penerjemah, yang pertama idiomatik dan yang kedua harfiah. Karena hal inilah Peneliti ingin
menelusuri kenapa penerjemah menggunakan dua metode yang berbeda, dan ingin menilai hasil terjemahan peribahasa dalam buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat ini.
Berangkat dari permasalahan tersebut Peneliti akan mencoba meneliti penerjemahan peribahasa yang terdapat pada buku Bahasa Gaul Ikhwan Akhwat
karangan Syarif Hade Masyah. Penelitian tersebut Peneliti beri judul “PERIBAHASA ARAB DALAM BUKU BAHASA GAUL IKHWAN AKHWAT:
Analisis Pendekatan Penilaian Terjemahan”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah