Hubungan Adalet Partisi dengan Militer

pendidikan keagamaan diperluas, masjid dibangun di daerah pedesaan sebagaimana dibangun jalan-jalan dan sekolah-sekolah, AP pun melakukanmengikuti tradisi DP tersebut. 22 Meskipun AP memang bukan merupakan partai religiuus akan tetapi sikap dan upaya AP kepada kelompok agama seperti Nurcu, membuktikan bahwa partai ini dapat dikatakan menekankan karakter partai Islam dan melindungi nilai-nilai tradisional. 23

B. Hubungan Adalet Partisi dengan Militer

AP sebagai partai politik yang dapat menjaga eksistensi politik. Partai Adnan Menderes Demokrat Parti telah mengusik kalangan militer dengen ditangkapnya sembilan perwira Angkatan Darat pada bulan Desember 1957 karena berkomplot menetang pemerintah, sembilan perwira tersebut dituduh akan melakukan kudeta militer, 24 hal inilah yang kemudian memicu kebencian kaum militer dengan pihak Demokrat. Sehingga terjadilah intervensi militer dalam pemerintahan Kudeta Militer 27 Mei 1960. Namun karena keterampilan pimpinan AP, Ragip Gümüspala, atas sikapnya yang moderat dapat meredakan ketegangan antara MBK Milli Birlik KomiteKomite Persatuan Nasional dengan pendukungnya yang radikal. 25 Selain itu, kehadiran AP pun atas restu para 22 Ibid., h. 59. 23 Zurcher, Sejarah Modern, h. 338. 24 Bergabungnya Turki menjadi anggota NATO North Atlantic Treaty Organization pada tahun 1952, serta terjadinya perubahan fundamental dalam angkatan bersenjata, berdampak kepada reformasi, yang kemudian memberhentikan Kolonel Seyfi Kurtbek sebagai Menteri Pertahanan. Sehingga memicu upaya kudeta militer walaupun kemudian tercium bulan Januari tahun 1958, dan pada akhirnya pemerintah menangkap sembilan jendral lainnya. Lihat, Feroz Ahmad, Turkey the Quest for Identity, Oxford: Oneworld, 2003, h. 115-116. Lihat juga, Resat Kasaba, ed., The Cambridge History of Turkey Volume 4; Turkey in Modern World New York: Cambridge University Press, 2008, h. 237. 25 Erik Jan Zurcher, Sejarah Modern Turki. Penerjemah, Karsidi Diningrat, R Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2003, h. 235. perwira. 26 Dengan begiru AP dapat terus melaju dengn ikut serta dalam pemilihan umum 1961. Meskipun AP hadir sebagai penerus DP yang memiliki hubungan tidak baik dengan militer, AP dapat membuktikan eksistensinya dalam kancah politik Turki. Hal tersebut terlihat dengan d terimanya AP oleh berbagai kalangan, seperti, masyarakat pada umumnya dan militer pada khususnya. Upaya politik yang dilakukan Ragip Gümüspala, kemudian dilanjutkan oleh penerusnya Süleyman Demirel. Kontribusi konkret yang dilakukan oleh pemimpinnya yang baru oleh Süleyman Demirel yaitu memberikan perubahan hawa demokrasi yang bersifat aseptabilitas dapat diterima dan responsibilitas dapat dipertanggung jawabkan, yang di antaranya berhasil mengakomodasi perwira-perwira senior, di mana para kader DP maupun pimpinan AP sendiri masih memiliki dendam terhadap militer karena kudeta 1960. 27 Bahwa usaha yang dilakukan Süleyman Demirel sebagai ketua AP yang baru, merupakan sebuah moratorium politik antara AP dengan orang-orang yang mempunyai dendam kudeta 1960 dengan pihak militer. Ini mengindikasikan adanya stabilitas politik, yang secara tidak langsung merupakan kontribusi AP bagi republik Turki di saat intensitas politik di negara sedang tinggi. Walaupun perihal yang dilakukan terhitung efeketif hanya sepanjang tahun 1960-an atau kurang lebih selama satu dekade 1960-1970. Akan tetapi hal ini dapatlah diapresiasi karena memberikan kontribusi penting, dalam rangka menciptakan stabilitas politik. 26 Lihat juga, Resat Kasaba, ed., The Cambridge History of Turkey Volume 4; Turkey in Modern World New York: Cambridge University Press, 2008, h. 243. 27 Sherwood, W.B. 1955, “the Rise of the Justice Party in Turkey”. World Politics, Vol. 20, No. 1 Oct., 1967, h. 62.

C. Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Adalet Partisi