Analisis Pengertian Semiotika LANDASAN TEORI

sebagai tanda 2 . Pengertian paling sederhanamengenai semiotika dapat diuraikan sebagai studi mengenai tanda dan bagimana tanda-tanda itu bekerja. 3 Sedangakan ahli sastra Teew 1984:6 mendefinisikan semiotik adalah tanda sebagai tindak komunikasi dan kemudian disempurnakannya menjadi model sastra yang mempertanggung jawabkan semua faktor dan aspek hakiki untuk pemahaman gejala sastra sebagai alat komunikasi yang khas di dalam masyarakat manapun. Semiotik merupakan cabang ilmu yang relatif masih baru. Penggunaan tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya dipelajari secara lebih sistematis pada abad kedua puluh. 4 Awal mulanya konsep semiotik diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure melalui dikotomi sistem tanda: signified dan signifier atau signifie dan significant yang bersifat atomistis. Konsep ini melihat bahwa makna muncul ketika ada hubungan yang bersifat asosiasi atau in absentia antara „yang ditandai’ signified dan „yang menandai’ signifier. Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda signifier dengan sebuah ide atau petanda signified. Dengan kata lain, penanda adalah “bunyi yang bermakna” atau “coretan yang bermakna”. “Penanda dan petanda merupakan kesatuan seperti dua sisi dari sehelai kertas,” kata Saussure. 5 2 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisa Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, hal.95. 3 Andry Masri, Stategi Visual, Yogyakarta: Jalasutra, 2010, hal. 166. 4 Artikel, diakses Rabu, 19 Januari 2011 pukul 21.15 WIB dari http:www.journal.unair.ac.idfilerPDFTinjauan20Teoritik20tentang20Semiotik.pdf 5 Artikel, diakses Rabu, 19 Januari 2011 pukul 21.15 WIB dari http:id.wikipedia.orgwikiSemiotika Berbeda dengan Saussure, Charles Sanders Peirce, seorang filsuf berkebangsaan Amerika, mengembangkan filsafat pragmatisme melalui kajian semiotik. Bagi Peirce, tanda “is something which stands to somebody for something in some respect or capacity .” Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi disebut ground. Peirce membedakan tiga konsep dasar semiotik, yaitu: sintaksis semiotik, semantik semiotik, dan pragmatik semiotik. Sintaksis semiotik mempelajari hubungan antar tanda, Semantik semiotik mempelajari hubungan antara tanda, objek, dan interpretretasi, sedangkan Pragmatik semiotik mempelajari hubungan antara tanda, pemakai tanda, dan pemakaian tanda. Semiotik itu sendiri mengkaji tentang makna-makna atau simbol-simbol, baik yang berupa bahasa linguistik dan tanda fisik. Istilah makna dan simbol itu sendiri memiliki makna yang spesifik, seperti yang dikemukan oleh Raymond Firth 1973, tanda merupakan bagian dari bahasa tersendiri yang, “...sangat penting bagi pengoprasian yang efisien sehingga pembuat fabrikator dan penafsir menggunakan kode yang sama.“ 6 Sedangkan bahasa menurut Ferdinand de Saussure, menyatakan bahasa sebagai sistem tanda yang mengekspresikan gagasan-gagasan: Language is a system of signs that express ideas, and is therefore comparable to a system of writing, the alphabet of deaf – mutes, symbolic rites, polite formulas, military signals, etc. but is the most important of 6 Susann Vihma Seppo Vakena, Semiotika Visual dan Semantika Produk, Yogyakarta: Jalasutra: 2009, hal.14. all these systems. 7 Artinya bahasa adalah sistem tanda yang mengekpresikan ide- ide yang sebanding dengan penulisan, seperti bahasa orang-orang bisu, tuli, ritus simbolik kode-kode militir dan lain-lain, tetapi yang paling penting dari semua sistem adalah bahasa. Pusat perhatian semiotika dalam kajian komunikasi itu sendiri menggali apa yang tersembunyi dibalik bahasa, karena bahasa beroprasi sebagai simbol yang mengartikan atau merepresentasikan makna yang ingin dikomunikasikan oleh pelakunya, atau dalam istilah yang dipakai Stuart Hall untuk menyatakan hal ini, …”fungsi bahasa adalah sebagai tanda. Tanda mengartikan atau merepresentasikan menggambarkan konsep-konsep, gagasan atau perasaan sedemikian rupa yang memungkinkan seseorang „membaca’, men-decode atau menginterpretasikan maknanya.” Kalau dalam film yakni bagaimana sang Sutradara menyampaikan maksud atau pesan yang akan disampaikan pada penonton, melalui gambar atau bahasa ilmiahnya melalui media audio visual, sehingga khalayak mengerti maksud dari film yang ditontonnya tersebut. Kemudian dalam pengertian umum, baik dalam sebuah karya seni atau dalam hubungan sehari-hari yang paling biasa, sebuah lambang adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain dan yang mengkomunikasikan “sesuatu yang lain“ itu dengan jalan merangsang, mencetuskan atau menghidupkan ide-ide yang berpadanan dalam fikiran orang yang menerima lambang tersebut. 7 Artikel, di akses Senin, 21 Februari 2011 pukul 11.45 WIB dari http:abunavis.wordpress.com20071231mitos-dan-bahasa-media-mengenal-semiotika-roland- barthes Macam-macam Semiotik Sampai saat ini, sekurang-kurangnya terdapat sembilan macam semiotik yang kita kenal sekarang Pateda, dalam Sobur, 2004. Jenis -jenis semiotik ini antara lain: 1. Semiotik analitik adalah merupakan semiotik yang menganalisis sistem tanda. Peirce mengatakan bahwa semiotik berobjekkan tanda dan menganalisisnya menjadi ide, obyek dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambangsedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu pada obyek tertentu. 2. Semiotik deskriptif adalah semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami sekarang meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang. 3. Semiotik faunal zoosemiotic merupakan semiotik yang khusus memper hatikan sistem tanda yangdihasilkan oleh hewan. 4. Semiotik kultural merupakan semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang ada dalam kebudayaan masyarakat. 5. Semiotik naratif adalah semiotik yang membahas sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan folklore. 6. Semiotik natural atau semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam. 7. Semiotik normatif merupakan semiotik yang khusus membahas sistem tanda yang dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma. 8. Semiotik sosial merupakan semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang kata maupun lambang rangkaian kata berupa kalimat. 9. Semiotik struktural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa. 8

C. Teori Semiotik Roland Barthes

Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure. Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda pada orang yang berbeda situasinya. Roland Barthes meneruskan pemikiran tersebut dengan menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal dengan “order of signification”, mencakup denotasi makna sebenarnya sesuai kamus dan konotasi makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan personal. Di sinilah titik perbedaan Saussure dan Barthes meskipun Barthes tetap mempergunakan istilah signifier-signified yang diusung Saussure. 8 Artikel, di akses Rabu 7 Januari 2011 pukul 13.30 WIB dari http:www.journal.unair.ac.idfilerPDFTinjauan20Teoritik20tentang20Semiotik.pdf Teori Roland Barthes 1915-1980, dalam teorinya Barthes mengembangkan semiotika menjadi 2 tingkatan pertandaan, yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Kata konotasi berasal dari bahasa latin connotare, „„ menjadi makna“ dan mengarah pada tanda-tanda kultural yang terpisah atau bebeda dengan kata dan bentuk-bentuk lain dari komunikasi. Kata melibatkan simbol- simbol, historis dan hal-hal yang berhubungan dengan emosional. Roland Barthes, semiotikus terkemuka dari Prancis dalam bukunya Mythologies 1972 memaparkan konotasi kultural dari berbagai aspek kehidupan keseharian orang Prancis, seperti steak dan frites, deterjen, mobil ciotron dan gulat. Menurutnya, tujuannya untuk membawakan dunia tentang “apa-yang terjadi-tanpa- mengatakan“ dan menunjukan konotasi dunia tersebut dan secara lebih luas basis idiologinya. Sedangkan denotasi, di pihak lain, menunjukan arti literatur atau yang eksplisit dari kata-kata dan fenomena yang lain. Sebagai contoh Boneka Barbie menunjukan boneka mainan, yang dipasarkan pertama kali pada tahun 1959, dengan tinggi 11,5 inci, dengan ukuran dada 5,25 inci, tinggi pinggang 3 inci dan pinggul 4,25 inci. Sementara konotasi dari barbie, secara kontras penuh kontroversi. 9 Karna menurut sebagian orang bahwa boneka Barbie tersebut adalah lambang atau simbol dari emansipasi wanita. Di bawah ini bisa kita lihat ada gambar mengenai teori Roland Barthes. 9 Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1999, hal.15.