Sinopsis Film GAMBARAN UMUM FILM “FREEDOM WRITERS”

kekerasan. Bagi mereka, kehidupan adalah bagaimana caranya mereka selamat dari kekerasan, hingga penembakan yang mengatasnamakan ras. Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh Erin, baik dari pihak sekolah yang rasis, hingga pihak suami dan ayahnya. Diskriminasi yang dilakukan oleh pihak sekolah, seperti pemisahan kelas, serta perbedaan fasilitas yang begitu terlihat antara ras kulit putih dan ras di luar itu membuat Erin miris. Agar diterima oleh anak-anak didiknya, Erin mencari cara untuk melakukan pendekatan dan metode pengajaran yang tepat. Namun, sejak Erin disibukkan dengan pendekatan terhadap anak-anak didiknya dan bekerja paruh waktu, timbul masalah baru, ia diceraikan oleh suaminya. Hingga pada akhirnya, ayahnya yang semula tidak mendukung, berbalik mendukung pekerjaan Erin. Erin paham dengan kondisi anak-anak didiknya yang selalu berkelompok dengan ras mereka masing-masing. Akhirnya, ia menemukan cara untuk “menjangkau” kehidupan mereka dengan memberikan mereka buku, dan meminta mereka mengisinya dengan jurnal harian. Bahkan, ketika sekolah mendiskriminasikan fasilitas buku, Erin memberikan buku baru tentang kehidupan gank yang lekat dengan keseharian mereka. Buku-buku itu di antaranya The Diary of a Young Girl karangan Anne Frank . Zlatá’s Diary: A Child’s Life in Sarajevo, 7 yang isi buku-buku tersebut cerita pengalaman orang- orang yang terlibat konflik antar ras. Ia pun membagikan buku jurnal harian 7 Artikel, di akses Rabu, 19 Januari 2011 pukul 21.15 WIB dari http:hannanoeryanti.wordpress.com20081011presentasi-konflik-di-labsos kesemua murid-muridnya, setiap hari mereka harus menuliskan kisah hidup mereka masing-masing dalam buku tersebut. Sejak membaca jurnal harian yang bercerita tentang kehidupan mereka yang keras, Erin semakin bersemangat untuk mengubah kehidupan anak-anak didiknya, serta menghapus batas tak terlihat yang secara kultur memisahkan mereka dengan cara-cara yang mengagumkan. Dalam film ini juga kita bisa melihat bagaimana usaha Erin mengajak anak muridnya mengunjungi musium dan mendatangi beberapa korban kekerasan Holocaust, pada akhirnya Erin dan anak didiknya berinisiatif mengadakan semacam bazar untuk mengumpulkan uang guna mendatangkan Miep Gies seorang wanita penolong Anne Frank, anak Yahudi yang hidup pada zaman Hitler dan holocaust-nya. Ia mendatangkan Miep Gies untuk berbagi cerita kepada anak- anak didiknya tentang sebuah “bencana” yang terjadi karena rasisme, Mereka juga dikunjungi oleh Zlatá Filipovic. Serta kegigihan Erin memperjuangkan keadilan di sekolah yang mendapat tantangan dari pihak-pihak sekolah. Akhirnya, keteguhan Erin dalam mendidik mereka berbuah hasil. Anak- anak tersebut, yang semula benci satu sama lain Karena perbedaan ras, akhirnya menjadi berteman dan mendobrak sekat-sekat ras di antara mereka. Bahkan, ketika ada kasus penembakan yang menimpa seorang teman anak didiknya, yang mana salah seorang muridnya sebagai saksi mata, disitu ia mengajarkan tentang arti kejujuran dan keberanian mengungkap kebenaran. 8 8 Artikel, di akses Rabu, 19 Januari 2011 pukul 21.15 WIB dari http:azzkee.multiply.comjournalitem144 Siswa-siswi ini mendapatkan pengakuan yang luar biasa dari media dan pemerintah, kisah mereka menarik perhatian dari banyak kalangan dan merekapun mendapatkan penghargaan dari New York. Pada tahun 1999, mereka juga pergi ke Eropa mengunjungi Anne Frank House dan berbagai kamp konsentrasi mungkin semacam Lembaga Permasyarakatan LP. Ini bukanlah suatu mukjizat bahwa semua 150 dari The Freedom Writers lulus dari SMA dan melanjutkan ke perguruan tinggi. Suatu hal yang tidak mungkin akan menjadi mungkin, ini semua berkat ketekunan dan tekad Gruwell’s. 9 9 Artikel, di akses Rabu, 19 Januari 2011 pukul 21.15 WIB dari http:orthevie.wordpress.com20100214sinopsis-the-freedom-writers-diary 49

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA LAPANGAN

Film merupakan Salah satu hasil karya estetika yang dibuat oleh insan perfilman, proses yang panjang serta banyaknya biaya yang dibutuhkan, dari ide cerita sampai bagaimana menumpahkan ide tersebut dalam bentuk audio visual. Seharusnya tidak asal-asalan dalam membuat film, hasil akhirnya harus sesuai dengan proses yang dilewati. Sejatinya banyak pesan moral yang disampaikan melalui film dan itu bisa menjadi pelajaran berharga bagi kahalayak pencinta film. Namun, film yang berkualitas belum tertentu semua pesan moral bisa dipahami penontonnya. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mencoba mengupas makna denotasi, konotasi dan mitos dari sebuah film Freedom Writers dalam pandangan Roland Barthes.

A. Makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos

Barthes menyebut denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukan signifikasi tahap kedua. Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos myth. Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Dalam penelitian dengan menggunakan metode semiotik pada filam Freedom Writers telah ditemukan beberapa bentuk pesan moral yang terdapat dalam film tersebut. Adapun pesan moral yang disampaikan dalam film tersebut adalah ajaran tentang sikap optimisme dan pantang menyerah, toleransi antar ras, kekerasan antar geng, semangat belajar, sikap jujur dalam memperjuangkan keadilan. Secara semiotik hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sikap Optimisme dan Pantang Menyerah

Potongan shot-shot adegan berikut ini gambar guru yang penuh dengan kegigihan dan sikap optimis dalam mendidik anak muridnya, yakni pesan yang terdapat pada film Freedom Writers terkait dengan sikap optimisme yang ditunjukan Gruwell, dalam mengajar anak-anaknya yang tidak begitu simpati terhadapnya serta upaya Gruwell dalam menyatukan murid-muridnya tanpa melihat ras dan membangkitkan semangat belajar mereka. Dengan berbagai cara dan metode, akhirnya kegigihan Gruwell membuahkan hasil, antusiasme murid- muridnyapun begitu memukau, dengan pendekatan komunikasi antar pribadi akhirnya mereka bisa simpati terhadap usaha Gruwell. Disini penonton bisa mengambil pelajaran bahwa sebuah kegigihan dan kesabaran serta sikap percaya diri akan mendapatkan hasil yang maksimal, walaupun dalam proses pencapaiananya banyak sekali hambatan dan rintangan, seperti halnya Gruweel tidak mulus dalam menjalankan misinya disaat ia sedang berusaha sungguh-sungguh memperjuangkan anak didiknya, tiba-tiba sang suami menceraikannya. Hambatan yang lain yakni datang dari ayahnya yang tidak sedikitpun mendukung profesinya, pihak sekolahpun kurang menyukai sepak