Sejarah Perkembangan Film Indonesia
karena pada tanggal tersebut pertama kalinya film cerita dibuat oleh orang dan perusahaan Indonesia.
16
Dalam beberapa buku dan artikel ada yang menyatakan di Indonesia, sejarah „gambar idoep’ muncul tahun 1900, dilihat dari sejumlah iklan di surat kabar
masa itu. De Nederlandshe Bioscope Maatschappij memasang iklan di surat kabar Bintang Betawi mengabarkan dalam beberapa hari lagi akan diadakan
pertunjukan gambar idoep . Di surat kabar terbitan yang sama pada Selasa 4 Desember 1900 itu, ada iklan berbunyi
”… besok Rebo 5 Desember Pertunjukan Besar yang Pertama di dalam satu rumah di Tanah Abang Kebondjae moelain
pukul 7 malam …”
Tahun 1926 merupakan tonggak bersejarah bagi perfilman Indonesia. Dengan dibuatnya film cerita pertama dongeng Sunda Loetoeng Kasaroeng,
kemudian 1927 Java Film menggarap film kedua Eulis Atjih. Sebuah drama rumah tangga modern, bukan lagi cerita dongeng,
17
kemudian Gadis Desa 1949, film berjudul Harta Karoen 1949 dan film yang berjudul Tjitra 1949. Namun
semua film tersebut tidak diakuialasanya, film-film tersebut bukan oleh orang dan perusahaan pribumi melainkan oleh perusahaan asing meskipun sutradaranya
orang Indonesia.
16
Akhlis Suryapati, Hari Film Nasional tinjauan dan Restrospeksi, Jakarta: Panitia hari Film Nasional ke-60 Direktorat perfilman tahun 2010, 2010 hal.5-7.
17
Artikel, di akses Senin, 21 Februari 2011 pukul 11.40 WIB dari, Sejarah Film 1900-
1950: Bikin Film di Jawa, http:indonesiabuku.com?p=2537
Sejarah mencatat bawasannya film Indonesia yang dibuat oleh orang pribumi dan perusahaan Indonesia adalah film yang berjudul The Long March
atau Darah dan Doa, diproduksi oleh perusahaan bernama PERFINI Perusahaan Film Nasional Indonesia yang merupakan perusahaan film nasional pertama,
dengan produser Djamaluddin Malik dan Sutradara Usmar Ismail. Sedangkan tanggal 30 Maret 1950 merupakan hari pertama pengambilan gambar atau syuting
film Darah dan Doa. Usmar Ismail adalah tokoh yang paling bersemangat untuk mewujudkan adanya film nasional.
18
Untuk itu ia dinobatkan sebagai bapak perfilman Indonesia.