Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
                                                                                dongeng, bahkan dari buku catatan ataupun  diary. Salah satu  film  yang diangkat dari buku catatan adalah The Freedom Writers. Film ini didasarkan kepada buku
The  Freedom  Writers  Diary  yang  disusun  oleh  seorang  guru  bernama  Erin Gruwell.  Film  ini  adalah  kisah  nyata  yang  dialami  oleh  sejumlah  remaja
California  yang  hidup  dalam  ancaman  kerusuhan  rasial  setelah  terjadinya kerusuhan di Los Angeles 1992
Film  ini  menceritakan  perjuangan  seorang  guru  bahasa  Inggris  bernama  Erin Gruwell,  yang  terjebak  masalah  sentimental  ras  murid-muridnya.  Di  ruang  203
tempat  ia  mengajar  terdapat  beragam  gang  ras  yang  selalu  mengelompok,  ras Kamboja, ras Hispanic, kulit hitam dan seorang kulit putih di mana mereka saling
berselisih  paham  dan  tidak  sedikitpun  tertarik  dengan  pelajaran.  Keadaan  ini membuat  ia  semakin  prihatin,  Gruwell  mencari  cara  metode  pembelajaran  apa
yang akan diterapkan. Pada suatu hari, ia menceritakan tentang Holocaust tragedi pemusnahan ras Yahudi pada saat Hitler berkuasa, dan ia terkejut murid-muridnya
belum pernah mendengar Holocaust. Gruwell  kemudian  membelikan  mereka  buku  The  Diary  of  a  Young  Girl
karangan  Anne  Frank,  yang  mengisahkan  tentang  korban  Holocaust, Zlatá’s
Diary: A Child’s Life in Sarajevo untuk dijadikan bahan bacaan, ternyata metode ini  membuat  murid-muridnya  semakin  tertarik  akan  bidang  akademisi.  Untuk
membeli  lebih  banyak  buku  Gruwell  bekerja  paruh  waktu,  karena  pihak  sekolah tidak mau meminjamkan buku-buku yang terdapat di perpustakaan. Namun hal itu
menjadi masalah dalam kehidupannya, ia diceraikan sang suami karena suaminya
keberatan  semenjak  ia  mengajar  ia  tidak  punya  waktu  untuk  sang  suami  dan suaminyapun tidak bisa mengerti akan situasinya saat itu.
4
Semula  ayahnyapun  tidak  mendukung,  namun  karena  kesungguhan  dan keseriusan  ayahnya  bersedia  membantu  dan  mendukungnya.  Mereka  melakukan
perjalanan  mengunjungi  Museum  of  Tolerance  di  Los  Angeles  untuk  memberi gambaran  tentang  bagaimana  peristiwa  rasial  yang  paling  mengerikan  pernah
terjadi, yakni peristiwa Holocaust. Dia juga memberikan setiap siswa jurnal agar mereka memiliki tempat untuk menuangkan perasaan mereka, ketakutan mereka,
dan  pengalaman  mereka.  Serta  mendatangkan  beberapa  korban  Holocaust  untuk menceritakan pengalaman mereka kepada murid-murinya.
Pada  akhirnya  para  siswa  ingin  mendatangkan  Miep  Gries,  wanita  yang menyembunyikan  keluarga  Anne  Frank  dari  Eropa  kesekolah  mereka,  untuk
mewujudkan itu, mereka mengadakan penggalangan dana, pada akhirnya mereka berhasil mengundang wanitia tua itu datang dan bercerita dihadapan mereka. Pada
akhir  smester  Gruwell  menugaskan  mereka  untuk  mengetik  jurnal  harian  yang masing-masing  mereka  buat,  terkumpul  menjadi  satu  dan  diberi  judul  Freedom
Writers Diary.
4
“sinopsis-the-freedom-writers-diary “Artikel, diakses Senin, 17 Januari 2011 pukul 15.00 WIB dari http:orthevie.wordpress.com20100214.
Mungkin  ini merupakan puncak kesuksesan  mereka. Siswa-siswi melakukan perjalanan ke New York untuk menerima penghargaan. Pada tahun 1999, Siswa-
siswi  ini  juga  pergi  ke  Eropa  bersama-sama  dimana  mereka  mengunjungi  Anne Frank House dan berbagai kamp konsentrasi. Ini bukanlah suatu mukjizat bahwa
semua  150  dari  The  Freedom  Writers  lulus  dari  SMA  dan  melanjutkan  ke perguruan tinggi. Suatu hal yang tidak mungkin akan menjadi mungkin, ini semua
berkat ketekunan dan tekad Gruwell’s.
5
Film  ini  dikemas  begitu  menarik,  alur  cerita  yang  maju,  mundur,  serta pengisahan  konflik-konflik  membuat  andrenalin  para  penonton  semakin
dipermainkan,  membuat  film  ini  semakin  bagus  dan  berkualitas.  Catatan-catatan yang  mereka  buat  selama  sekolah  itulah  yang  dijadikan  buku  catatan  atau  diary,
dan  dari  buku  tersebut  kemudian  diadaptasi  menjadi  skenario  film  oleh  Richard LaGravenese yang ia sendiri yang melakoni sebagai sutradaranya. Namun sebuah
film yang bagus dan berkualitas bukan hanya dilihat dari alur ceritanya saja tetapi harus mempunyai pesan moral yang ingin disampaikan kepada penonton. Melalui
tanda-tanda,  simbol,  dan  ikon  yang  terdapat  di  dalamnya.  Film  ini  layak  untuk ditonton,  selain  karena  sinematografisnya  bagus,  penonton  akan  mendapat
pelajaran berharga dari film tersebut.
Kadang  kala,  pesan  moral  pada  sebuah  film  kurang  diperhatikan  oleh penonton.  Banyak  di  antara  mereka  hanya  menikmati  alur  cerita  dan  visualisasi
5
Ibid.
film  tersebut.  Jika  diperhatikan  secara  seksama  dalam  suatu  film  dapat  menjadi inspirator  bagi  penontonnya.  Mereka  dapat  mengambil  hikmah,  serta  pelajaran
berharga  dari  film  tersebut,  yang  dapat  di  realisasikan  dalam  kehidupan  nyata. Dalam film Freedom Writers banyak pesan moral yang ingin disampaikan kepada
penonton.  Dengan  latar  belakang  tersebut,  maka  peneliti  tertarik  untuk mengetahui  lebih  lanjut  mengenai  makna  simbolis  mengenai  pesan  moral  yang
ingin disampaikan pada film Freedom Writers.
Dari  apa  yang  telah  dipaparkan  di  atas,  maka  penulis  ingin  melakukan
penelitian sekaligus dijadikan sebagai judul skipsi yaitu: ANALISIS SEMIOTIK FILM “FREEDOM WRITERS“
                