12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Analisis
Definisi analisis menurut kamus besar bahasa Indonesia “Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagaian itu
sendiri serta hubungan anatar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan“. Sedangkan merurut rektor UIN Jakarta
Komaruddin Hidayat analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen,
hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu“
1
. Sedangkan menurut penulis analis adalah mengurai secara mendalam dan menyeluruh tentang suatu objek.
B. Pengertian Semiotika
Secara etimologis istilah semiotik berasal dari bahasa Yunani semeion yang berarti “tanda“. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar
konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Istilah semeion tampaknya diturunkan dari kedokteran hipokratik atau
aklepiadik denagn perhatiannya pada simtomatologi dan diagnostik inferensial. Sedangkan secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan
1
Artikel, di
akses minggu, 24 Juli 2011 pukul 11
.15 WIB dari
http:dspace.widyatama.ac.idjspuibitstream103645154bab2.pdf
sebagai tanda
2
. Pengertian paling sederhanamengenai semiotika dapat diuraikan sebagai studi mengenai tanda dan bagimana tanda-tanda itu bekerja.
3
Sedangakan ahli sastra Teew 1984:6 mendefinisikan semiotik adalah tanda sebagai tindak komunikasi dan kemudian disempurnakannya menjadi model
sastra yang mempertanggung jawabkan semua faktor dan aspek hakiki untuk pemahaman gejala sastra sebagai alat komunikasi yang khas di dalam masyarakat
manapun. Semiotik merupakan cabang ilmu yang relatif masih baru. Penggunaan tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya dipelajari secara lebih
sistematis pada abad kedua puluh.
4
Awal mulanya konsep semiotik diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure melalui dikotomi sistem tanda: signified dan signifier atau signifie dan significant
yang bersifat atomistis. Konsep ini melihat bahwa makna muncul ketika ada hubungan yang bersifat asosiasi atau in absentia
antara „yang ditandai’ signified dan „yang menandai’ signifier. Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda
signifier dengan sebuah ide atau petanda signified. Dengan kata lain, penanda adalah “bunyi yang bermakna” atau “coretan yang bermakna”. “Penanda dan
petanda merupakan kesatuan seperti dua sisi dari sehelai kertas,” kata Saussure.
5
2
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisa Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, hal.95.
3
Andry Masri, Stategi Visual, Yogyakarta: Jalasutra, 2010, hal. 166.
4
Artikel, diakses
Rabu, 19
Januari 2011
pukul 21.15
WIB dari
http:www.journal.unair.ac.idfilerPDFTinjauan20Teoritik20tentang20Semiotik.pdf
5
Artikel, diakses
Rabu, 19
Januari 2011
pukul 21.15
WIB dari
http:id.wikipedia.orgwikiSemiotika