PERUMUSAN MASALAH MANFAAT PENELITIAN

15 Umar dkk, 2002, dari SMF Pulmonologi RSUD Pekan Baru melaporkan telah melakukan tindakan bronkoskopi pada penderita berbagai kelainan di paru dan menemukan 81,1 memperlihatkan gambaran keganasan, 3 peradangan, 30,89 menunjukkan mukosa infiltratif, 36,58 stenosis infiltratif dan 32,53 massa intrabronkial intrabronkus. 6 Dengan berkembangnya teknologi peralatan dan keterampilan, belakangan ini banyak dilakukan tindakan dengan BSOL sebagai sarana diagnostik, terapi dan pemantauan berbagai penyakit paru lainnya. Dimana karakteristik dan gambaran bronkoskopi berbeda antara satu penderita dengan penderita yang lainnya, hal ini tergantung pada jenis dan penyebab penyakitnya. 1,3 Pada bagian penyakit paru rumah sakit H. Adam malik Medan, prosedur tindakan bronkoskopi sering dilakukan dalam membantu menegakkan diagnosis serta terapi, tetapi belum ada data yang lengkap mengenai karakteristik, jenis penyakit serta gambaran yang didapat dari hasil bronkoskopi.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, dimana peranan bronkoskopi sangat besar dalam membantu menegakkan diagnosis, terapi serta preoperatif pada berbagai kelainan di paru, sehingga membutuhkan data mengenai karakteristik dari penderita yang dilakukan tindakan bronkoskopi.

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. Tujuan umum

Mengetahui profil penderita yang dilakukan bronkoskopi di Instalasi Diagnostik Terpadu IDT Rumah Sakit H. Adam Malik Medan. 1.3.2. Tujuan Khusus Universitas Sumatera Utara 16 1. Untuk memperoleh gambaran karakteristik dari penderita yang dilakukan bronkoskopi di IDT RSUP H. Adam Malik Medan. 2. Untuk memperoleh gambaran hasil bronkoskopi dari penderita yang dilakukan tindakan bronkoskopi di IDT RSUP HAM Medan. 3. Untuk membantu menegakkan diagnosis pada berbagai kelainan di paru.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Dapat memberikan informasi atau data ilmiah tentang profil penderita yang di bronkoskopi di IDT RS HAM, sehingga data ini dapat dipergunakan untuk membantu dalam menegakkan diagnosis serta terapi pada berbagai kelainan paru. Universitas Sumatera Utara 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI

Kata bronkoskopi berasal dari bahasa Yunani; broncho yang berarti batang tenggorokan dan scopos yang berarti melihat atau menonton. Jadi, bronkoskopi adalah pemeriksaan visual jalan nafas atau saluran pernafasan paru yang disebut bronkus. Lebih khusus lagi, bronkoskopi merupakan prosedur medis, yang dilakukan oleh dokter yang mempunyai kompetensi di bidangnya dengan memeriksa bronkus atau percabangan paru-paru untuk tujuan diagnostik dan terapeutik pengobatan. Untuk prosedur ini dokter menggunakan bronkoskop, sejenis endoskop, yang merupakan instrumen untuk pemeriksaan organ dalam tubuh. Tergantung pada alasan medis atau indikasi klinis untuk bronkoskopi, dokter dapat menggunakan bronkoskopi kaku rigid atau Fiber Optic Bronchoscopy FOB. 7

2.2. SEJARAH BRONKOSKOPI

Seorang Otolaryngologist berkebangsaan Jerman, Gustav Killian, melakukan bronkoskopi yang pertama pada tahun 1897, dengan menggunakan endoskopi kaku untuk mengeluarkan tulang babi dari bronkus utama kanan mainsterm bronkus. Killian berhasil mengeluarkan benda asing tersebut dan mencegah dilakukannya tracheostomy. Sampai pada akhir abad ke-19 metode ini diterima secara medis sebagai alat untuk mengeluarkan benda asing. Teknik-teknik ini terus dikembangkan Killian sehingga indikasi bronkoskopi makin meluas. Sebagai hasil dari inovasi dan pengembangan bronkoskopi di seluruh dunia, Killian secara umum dikenal sebagai Bapak Bronkoskopi. 4,5,7 Pada akhir abad ke-19, Chevalier Jackson, seorang laryngologist di Philadelphia, mengembangkan minat pada endoskopi, dan mulai mengembangkan “tabung” endoskopi. Pada Universitas Sumatera Utara