32 Perubahan mengikuti pola umum: segera, reaksi peradangan akut, selanjutnya
penyusutan atau hilangnya tumor dengan berkurangnya peradangan, mukosa pucat dan kontraktif jaringan parut setelah beberapa bulan dan terjadi fibrosis pada daerah yang
terkena. • Trauma trakea
Dijumpai fraktur pada dinding trakea atau bronkus. • Fistula Bronkopleura
Merupakan sekunder dari empiema, abses paru, pecahnya kista paru, pneumotoraks, trauma atau pasca operasi. Pada gambaran bronkoskopi tampak gelembung udara, waktu
sekresi tampak gerakan pernafasan. • Amiloidosis
Jarang terjadi, dinding bronkial berwarna kuningabu-abu yang menyerupai gambaran carsinomatous infiltratif.
2.11. PENGAMBILAN SPESIMEN
Dengan menggunakan bronkoskop dapat dilakukan berbagai teknik pengambilan spesimen untuk dilakukan pemeriksaan sitologi ataupun histopatologi yang sangat penting untuk membantu
menegakkan diagnosis. Spesimen dapat diambil dengan cara, seperti:
12,14,22
1. Bilasan bronkus bronchial washing
Tindakan membilas daerah bronkus dan cabang-cabangnya dengan bantuan kateter atau fasilitas suction yang ada pada bronkoskop. Bilasan bronkus dilakukan dengan menggunakan cairan
salin atau ringer yang dialirkan melalui saluran yang ada pada bronkoskop ke dalam bronkus yang dijumpai kelainan dan disedot kembali. Jumlah cairan yang dialirkan 3-5 ml dan dapat
diulang beberapa kali. Sekret yang diperoleh dilakukanpemeriksaan sitologi cairan bronkus. 2.
Sikatan bronkus bronchial brushing
Universitas Sumatera Utara
33 Spesimen diperoleh dengan menggunakan kateter, sikat dan jarum, sampel yang didapat
selanjutnya diperiksa secara histologi.
Gambar 8 . Aksesori prosedur sikatan bronkus, TBNA dan biopsi forsep.
10
3. Bronchoalveolar Lavage BAL
BAL bertujuan untuk mengambil spesimen yang terletak pada ujung saluran nafas alveolus. Cairan salin atau ringer dimasukkan ke ujung scope bronkoskop kemudian disedot. Tindakan ini
diulang beberapa kali sampai didapat sampel 100-300 ml untuk mendapatkan material yang cukup dari alveolus. Sampel yang didapat dilakukan pemeriksaan mikrobiologi dan sitologi.
4. Biopsi endobronkial
Biopsi dapat dilakukan dengan menggunakan forcep, dimana ujung dari bronkoskop dekat dengan bidang visual lesi. Sampel yang didapat dilakukan pemeriksaan histologi.
5. Transbronchial Needle Aspiration TBNA
TBNA merupakan tindakan invasif minimal yang bertujuan untuk menegakkan diagnosis dan stage bronchogenik carcinoma dengan cara mengambil sampel kelenjar limfe mediastinum
dengan menggunakan jarum atau forcep. Ini merupakan tindakan biopsi menembus trakeobronkus dengan jarum atau forcep menembus lesikelainan yang menekan trakeobronkial
trakea, bronkus utama, karina dan karina dua. TBNA juga dapat digunakan untuk mengambil sampel perifer, submukosa dan endobronkial. American Thoracic Society ATS membuat suatu
sistem pemetaan untuk mengetahui lokasi kelenjar lymph.Untuk mengambil sampel pada tempat
Universitas Sumatera Utara
34 yang letaknya perifer, TBNA dilakukan dengan panduan fluroskopi untuk menentukan
lokasinya.
6. Biopsi paru transbronkial
Gambar
Ini merupakan cara yang paling aman untuk mendapatkan biopsi dari parenkim paru. Prosedur ini sangat membantu untuk menegakkan diagnosis.
9. Maping Sistem Kelenjar Limfe
7. Biopsi lesi perifer
Tindakan ini dilakukan dibawah anestesi umum dengan menggunakan instrument fibrescope yang halus.
Universitas Sumatera Utara
35
BAB III BAHAN DAN METODA