MEDIKASI SEBELUM BRONKOSKOPI TINJAUAN PUSTAKA

25

2.8. MEDIKASI SEBELUM BRONKOSKOPI

Medikasi diberikan sebelum dilakukan bronkoskopi untuk keamanan dan keberhasilan prosedur bronkoskopi. Umumnya anti sedatif ringan diberikan 30 menit sebelum prosedur bronkoskopi dilakukan. Selama prosedur, anestesi topikal diberikan pada saluran nafas serta sedatif dan analgetik tambahan diberi untuk mengatasi dan mengurangi kecemasan, nyeri serta batuk. 1,17 Antisialagogues diguna untuk mengurangi sekresi, munurunkan respon vasovagal juga untuk meningkatkan efikasi anestesi topikal. Efek samping yang mungkin timbul pada pemberian antisialagogues berupa takikardi, hipotensi, aritmia, retensi urin, glukoma dan penurunan motilitas saluran cerna. Tidak ada data akurat menunjukkan efikasi pemberian antisialagogues dan tidak selalu diberikan karena efek sampingnya. Operator umumnya menggunakan kombinasi medikasi benzodiazepine, opiate narkotik, antisialagogue dan antihistmin umumnya digunakan secara individual untuk menimbulkan efek amnesia, anxiolysis, penurunan refleks batuk dan analgesia pada saluran nafas. Obat dengan onset cepat, masa paruh pendek dan efek samping yang minimal selalu digunakan. 1,18,19 Benzodiazepin biasanya diberikan untuk menimbulkan efek amnesia dan anxiolysis. Midazolam IV diberi karena onset cepat dan masa paruhnya pendek. Bolus 0.5-2.0 mg diberi 2-5 menit sampai efek sedasi diperoleh. Lorazepam juga digunakan sebelum dilakukan tindakan dengan batas keamanan lebih baik disebabkan retrograde amnesia yang ditimbul oleh midazolam. Flumanezil, inhibitor kompetetif GABA diguna sebagai antidotum benzodiazepine. Digunakan untuk mengatasi overdosis benzodiazepine. Mempunyai masa paruh yang pendek. 19 Opiat menurunkan refleks laryng dan batuk serta sebagai anxiolysis. Dapat menimbulkan nausea dan disphoria. Fentanyl IV dalam bolus 25-50 mg diguna 2-5 menit sebelum dilakukan bronkoskopi. Meperidine digunakan sebelum prosedur bronkoskopi karena metaboliknya aktif dengan masa paruh panjang tetapi peningkatan resiko kejang dan tidak disarankan untuk selalu Universitas Sumatera Utara 26 digunakan. Naloxone digunakan sebagai antidotum untuk sedasi narkotik dengan efek inhibitor kompetitif. Durasinya lebih pendek dibanding narkotik dan justru digunakan untuk mengatasi overdosis opiat narkotik. 19,20 Anestesi topikal pada traktus aerogigestive atas, area glottis dan bronkial dapat diperoleh dengan aplikasi lidokain, benzocaine tetracaine dan kokain. Lidokain paling banyak dipakai karena onset cepat durasi pendek dan efek terapeutik lebar. Safety margin pada dosis 7 mgkg. 19,21

2.9. TINDAKAN BRONKOSKOPI