Teori Konsumsi Menurut Keynes Absolute Income Hypothesis

bahasan ini besar kecilnya konsumsi ditentukan oleh variabel-variabel lain selain pendapatan Bakti dkk, 2010: 45-52.

1. Teori Konsumsi Menurut Keynes Absolute Income Hypothesis

Teori konsumsi konsumsi agregatif ini mulanya dikemukan oleh Jhon Maynard Keynes dalam bukunya “The General Theory Of Employment” dan ‘Interest and Money’ yang diterbitkan pada tahun 1936. Tentunya teori konsumsi J.M Keynes ini sebagai pencetus ide pertama sangat sederhana dibandingkan dengan teori konsumsi setelahnya yang terus mengalami perkembangan. Melalui teori konsumsi ini J.M Keynes mengungkapkan bahwa besar kecilnya konsumsi pada suatu waktu ditentukan oleh nilai absolute dari pendapatan masyarakat yang siap untuk dibelanjakan disposable income pada waktu berlangsung. Pola tingkah laku konsumsi masyarakat meningkat sejalan dengan pertambahan nilai pendapatan dan sebaliknya. Dengan demikian fungsi konsumsi agregatif secara sederhana dapat ditulis sebagai: C = fYd ; dCdY0 Dimana: C = Nilai konsumsi agregatif Yd= Dissposable income Kemudian dengan perkembangannya, hubungan diantara konsumsi dengan pendapatan sebagai hubungan linier maka fungsi konsumsi menjadi: C = a + bYd Melalui fungsi konsumsi ini konstanta a dinyatakan sebagai tingkat konsumsi subsistence yang harus dipenuhi meskipun tingkat pendapatan nol. Adapun b disebut sebagai “Marginal Propensity to Consume” MPC, yaitu besarnya perubahan konsumsi dapat diakibatkan oleh perubahan pendapatan atau lazim ditulis dengan: Universitas Sumatera Utara b = dCdY; dengan batasan : 0 b 1. Dengan demikian diperoleh MPS Marginal Propensity to Save atau s = dSdY dan dengan ketentuan bahwa : MPC + MPS = 1 Selanjutnya rata-rata hasrat untuk konsumsi atau disebut dengan Average Propensity to Consume APC diperoleh sebagai : APC =CY dan Average Propensity to Save APS diperoleh sebagai APS = SY. Persyaratan yang ditentukan bahwa APC + APS = 1. Analisis keynes dalam perekonomian tertutup mengasumsikan bahwa : Yd = C + S, dimana S adalah tabungan saving. Persamaan ini sekaligus mengungkapkan teori saving agregatif. Dari model diatas, bila digambar dalam bentuk kurvanya adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 1.1 Kurva Teori Konsumsi Keynes 2.Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif Relative Income Hypothesis. Teori konsumsi ini dikemukakan oleh James Dusenberry dimana dalam bukunya Income, Saving and The Theory of Consumer Behavior pada tahun 1949. Teori konsumsi yang diajukan oleh James Dussenbery didasarkan kepada anggapan utama atau asumsi sebagai berikut: • Tingkat konsumsi adalah interdependent terhadap tingkat pendapatan tinggi atau kebiasaan yang terjadi sebelumnya. Disamping itu unsur status sosial seseorang juga turut menentukan tingkat konsumsinya. Dengan demikian tingkat pendapatan Universitas Sumatera Utara yang akan mempengaruhi konsumsi adalah nilai pendapatan relatif terhadap tingkat pendapatan tertinggi yang pernah dimiliki sebelumnya. • Tingkat konsumsi bersifat irreversible yang bermakna bahwa apa yang terjadi pada waktu pendapatan naik, tidak akan selalu merupakan kebalikan bila terjadi penurunan pendapatan. Kenyataan menunjukkan bahwa bila tingkat konsumsi sebelumnya pernah tinggi akibat kenaikan pendapatan maka pada waktu pendapatan turun, penurunan konsumsi tidak akan proposional. Berdasarkan kedua asumsi ini maka fungsi konsumsi dinyatakan sebagai: CY = a+b CY : 0 b 1 : Dimana: C = Konsumsi agregatif Y = Pendapatan Y = Pendapatan tertinggi sebelumnya a = Tingkat konsumsi pada pendapatan nol subsistence b = Marginal propensity to consume MPC Dalam jangka panjang Y = Y t-1 sehingga YY menjadi 1 + r , dimana r = laju pertumbuhan pendapatan untuk setiap unit waktu. Selanjutnya CY nilainya akan menjadi konstan dalam jangka panjang. Apabila menggunakan grafik berikut terlihat bahwa tingkat konsumsi agregatif pada mulanya pada garis C 1 pada titik E, akan tetapi apabila terjadi kenaikan pendapatan konsumen 0Y 1 menjadi 0Y 2 maka jumlah konsumsi akan meningkat relatif tinggi sehingga terjadi pergeseran garis konsumsi menjadi C 2 pada titik F. Sedangkan bila pendapatan turun maka jumlah konsumsi tidak akan turun relatif kecil, yaitu pada garis konsumsi yang sama yaitu C 2 di titik A pada tingkat 0Y t. Teori konsumsi Universitas Sumatera Utara ynag diajukan oleh James Duessenbery ini memberikan pengembangan baru dengan memperhitungkan unsur-unsur baru yang relevan dengan keadaan sebenarnya. Gambar 1.2 Kurva Teori Konsumsi Dusenberry

3. Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen Permanent Income Hyphotesis.