Perkembangan Pendapatan Perkapita Sumatera Utara Perkembangan Tingkat Inflasi Sumatera Utara

4.1.4 Perkembangan Pendapatan Perkapita Sumatera Utara

Menurut RKPD Sumut tahun 2010, pendapatan perkapita masyarakat per tahun ditargetkan mencapai Rp20,05 juta, berdasarkan asumsi kondisi perekonomian dunia saat ini menuju tahap perbaikan dan seluruh indikator makro ekonomi dunia tidak terkontraksi lagi. Hal itu dapat dilihat dari ekonomi Sumatera Utara yang tumbuh 4,67 persen pada semester pertama tahun 2009, dan tingkat pengangguran terbuka semakin menurun serta jumlah penduduk miskin juga terus dapat ditekan. Universitas Sumatera Utara Tabel 1.2 Pendapatan Perkapita Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1988-2008 Tahun Pendapatan Perkapita Atas dasar Harga Konstan 1988 442219 1989 476529.2 1990 504560.5 1991 532148.2 1992 563216.9 1993 152538.4 1994 1664475 1995 1766471 1996 1885987 1997 1959941 1998 1695550 1999 1719907 2000 1856977 2001 1904418 2002 1958068 2003 2018683 2004 2095313 2005 6411015 2006 6589572 2007 6939759 2008 6989769 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

4.1.5 Perkembangan Tingkat Inflasi Sumatera Utara

Perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari kenaikan harga-harga barang dan jasa inflasi di daerah tersebut. Tingkat inflasi yang sangat tinggi jelas merupakan hal yang sangat merugikan perekonomian suatu negaradaerah. Disamping memperkecil nilai riil dari pendapatan juga akan memperlambat perkembangan produksi yang pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Dalam kurun waktu 21 tahun 1987-2007, laju inflasi di Sumatera Utara mengalami fluktuasi. Pada tahun 1987 laju inflasi menunjukkan angka 7.32,di tahun berikutnya 1988 naik menjadi 11.24, namun di tahun 1989 turun menjadi 6.64. Laju inflasi yang paling tinggi yang pernah terjadi di Sumatera Utara adalah pada tahun 1998 hingga mencapai angka 83.56. Laju inflasi ini juga menunjukkan keadaan ekonomi yang sangat parah, harga-harga melambung tinggi sangat drastis. Perusahaan- perusahaanindustri-industri terpaksa banyak melakukan pemutusan hubungan kerja karena tingginya bunga kredit, dan biaya lain yang dibutuhkan untuk melakukan produksi atau menjalankan usahanya. Sebagai akibatnya bertambah pengangguran, pendapatan riil masyarakat menjadi sangat menurun dan banyak pengusaha-pengusaha yang enggan untuk membuka lapangan usaha baru karena biaya yang dibutuhkan sangat besar. Kemudian, laju inflasi yang sangat tinggi pada urutan kedua yang pernah terjadi di Sumatera Utara adalah pada tahun 2005 22.41, hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM sehingga berimbas pada naiknya harga-harga barangkomoditi lainnya. Sedangkan laju inflasi terendah terjadi di tahun 1999 yang hanya sebesar 1.39. Pada tahun 2007 inflasi yang terjadi sebesar 6.60. Namun, laju inflasi ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional Maret 2008 yang sebesar Universitas Sumatera Utara 8.17. Dinamika harga beberapa komoditi khususnya kelompok bahan makanan mewarnai perkembangan inflasi sepanjang triwulan I , 2008. Universitas Sumatera Utara Tabel 1.3 Tingkat Inflasi Provinsi Sumatera Utara Tahun 1988-2008 Tahun Laju Inflasi 1988 11.24 1989 9.4 1990 7.86 1991 7.3 1992 5.42 1993 10.67 1994 9.23 1995 7.61 1996 9.1 1997 14.49 1998 83.56 1999 13.9 2000 5.73 2001 14.78 2002 9.6 2003 4.23 2004 6.81 2005 22.41 2006 7.2 2007 6.6 2008 5.8 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

4.1.6 Perkembangan Konsumsi Masyarakat Sumatera Utara