Kebijakan Moneter dan Inflasi

Penelitian yang berjudul “ The relation between unemployment and there are change of money wages rates in the United Kingdom” 1861-1957. Dalam hal ini Philips ingin mengetahui hubungan antara tingkat inflasi dan pengangguran unemployment. Full employment adalah suatu keadaan dimana setiap orang mau bekerja pada tingkat upah yang berlaku untuk memperoleh pekerjaan. Pada kenyataannya, keadaan full employment sebagaimana dikatakan diatas tidak mungkin terjadi, sebab adanya ketidaksempurnaan dalam perekonomian, sebagai contoh ketidaksempurnaan informasi mengenai tersedianya lapangan kerja, ketidaksempurnaan dalam pasar barang dan pasar tenaga kerja, dan adanya pengangguran friksional. Didalam penelitiannya Philips menemukan bahwa periode dimana tingkat pengangguran rendah, saat itu pula terdapat perubahan yang drastis atas tingkat upah.

2.2.7 Kebijakan Moneter dan Inflasi

Kebijakan moneter dilakukan oleh bank sentral sebagai otoritas moneter untuk menjaga stabilitas moneter yang operasionalnya dilakukan oleh bank umum dan lembaga keuangan non bank. Untuk itu bank sentral perlu mengawasi aktivitas usaha yang dilakukan oleh bank umum dan non bank sehingga tujuan kebijakan ekonomi makro dapat tercapai. Tujuan kebijakan moneter pada prinsipnya sebagai upaya memecahkan isu pokok ekonomi makro dalam kerangka memacu pertumbuhan ekonomi, Pengendalian inflasi, dan Mengatasi pengangguran Bakti dkk, 2010: 95-96. Untuk mencapai tujuan tersebut maka bank sentral akan menggunakan beberapa instrument utama discount policy, open market policy, and cash ratio reserve requirent policy dan bentuk instrument lainnya terdiri dari: Universitas Sumatera Utara • Discount policy, kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral untuk menetapkan suku bunga bank yang berlaku umum dan kemudian operasionalnya dilakukan oleh bank umum. Untuk mengatasi inflasi maka bank sentral akan menaikkan suku bunga dalam kerangka mengurangi jumlah uang yang beredar dan sebaliknya untuk meradakan deflasi maka bank sentral menurunkan suku bunga yang berpengaruh kepada kenaikan jumlah uang yang beredar. • Open market policy, bank sentral mengeluarkan obligasi dan surat-surat berharga yang dimiliki oleh pemerintah untuk diperjual belikan kepada masyarakat. Dalam kerangka menuju laju inflasi maka bank sentral menjual obligasi dan surat-surat berharga yang dimiliki oleh pemerintah kepada masyarakat sekaligus sebagai upaya mengurangi jumlah uang beredar. Sebaliknya untuk meredakan deflasi maka pemerintah membeli obligasi dan surat-surat berharga yang dimiliki oleh pemerintah. • Cash ratio reserve requirement policy CRR, yaitu kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral untuk menetapkan rasio uang kas dan cadangan yang akan digunakan oleh bank umum sebagai dana pinjaman. Persentase CDR dinaikkan dengan tujuan agar bank umum mengurangi penyaluran dana pinjaman sebagai upaya mengurangi jumlah uang beredar dan sebaliknya. • Pengaturan sistem pembelian angsuran, dilakukan untuk mengawasi aliran pinjaman terhadap pembelian barang oleh perusahaan-perusahaan kepada para Universitas Sumatera Utara konsumen. Tindakan ini dilakukan oleh bank sentral untuk mengatur sistem pembayaran secara angsuran sebagai upaya pencegah inflasi. • Selective Credit Control, dilakukan oleh bank sentral untuk mencegah inflasi terhadap kredit untuk membiayai proyek-proyek yang dilakukan oleh masyarakat sekaligus sebagai upaya untuk mencagah kegiatan spekulasi yang dilakukan oleh para pedagang. 2.3 Pendapatan Perkapita 2.3.1 Pengertian Pendapatan Perkapita Untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi suatu negara dan perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakatnya, perlu diketahui tingkat pertambahan pendapatan nasional dan besarnya pendapatan perkapita. Besarnya pendapatan nasuional akan menentukan besarnya pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita sering dianggap sebagai gambaran tingkat kesejahteraan, sedangkan besarnya pendapatan perkapita sangat erat kaitannya dengan pertambahan penduduk. Sehingga apabila pertambahan pendapatan nasional lebih besar dari pada tingkat pertambahan penduduk, maka tingkat pendapatan penduduk meningkat. Sebaliknya apabila tingkat pertambahan pendapatan nasional lebih kecil dari pertambahan penduduk, maka pendapatan perkapita mengalami penurunan Suryana, 2001: 8. Hal ini berarti bahwa untuk mempertahankan tingkat pendapatan perkapita atau tingkat kesejahteraan relatif perlu dicapai tingkat pertambahan pendapatan nasional yang sama dengan tingkat pertambahan penduduk. Pendapatan nasional dan pendapatan perkapita itu sendiri akan naik apabila produktivitas perkapita mengalami kenaikan. Universitas Sumatera Utara