BAB II PERANAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM
MENYELESAIKAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA
A. Landasan Hukum Peradilan Tata Usaha Negara
Indonesia sudah sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan Negara Hukum akan tetapi masih dalam anti formal. Agar dapat menjadi Negara Hukum
dalam arti material maka haruslah diisi dengan jalan membentuk dan menyempurnakan Badan Peradilan sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman
judikatif. Pembentukan Badan peradilan sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman
telah diatur dalam pasal 24 dan 25 Undang-Undang Dasar UUD 1945 sebagai landasan Konstitusionilnya.
Ketentuan pasal 24 UUD 1945 berbunyi : 1.
Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain- lain badan kehakiman menurut Undang-Undang.
2. Susunan Kekuasaan Badan-Badan Kehakiman itu diatur dengan Undang-
Undang. Pasal 25 UUD 1945 berbunyi :
Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk diberhentikan sebagai Hakim ditetapkan dengan Undang-Undang.
Selanjutnya di dalam penjelasannya ditegaskan bahwa kekuasaan
Universitas Sumatera Utara
kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubung dengan itu harus diadakan jaminan Undang-
undang tentang kedudukan para Hakim. Dari ketentuan dalam Undang-Undnag Dasar 1945 ternyata tidak ada
disebutkan secara tegas tentang Peradilan Tata Usaha Negera atau Peradilan Administrasi Negara. Meskipun demikian tidak berarti bahwa UUD 1945 tersebut
tidak menghendaki eksistensi Peradilan Tata Usaha Negara ini. Dengan terdapatnya istilah “Kekuasaan Kehakiman” dalam bunyi Pasal 24 UUD1945 tersebut dapat
ditafsirkan luas dan segala macam Hakim dapat masuk di dalamnya termasuk Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa UUD 1945 tentu sekali melakukan berbagai kekuasaan kehakiman tersebut antara lain dengan cara
mengeluarkan peraturan perundang-undangan dan mendirikan Lembaga PengadilanBadan Peradilan yang dipandang perlu sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Sebagai manifestasi peraturan pelaksanaan dari ketentuan pasal 24 UUD
1945, telah dikeluarkan dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 Tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh Pengadilan dalam
lingkungan : a.
Peradilan Umum b.
Peradilan Agama c.
Peradilan Militer
Universitas Sumatera Utara
d. Peradilan Tata Usaha Negara.
Menurut pendapat Prof. Dr. B. Lopa, SH dan Dr. A. Hamzah, SH : bahwa di dalam UU No. 14 tahun 1970, dijelaskan bahwa dasar hukum dibentuknya Peradilan
Tata Usaha Negara di Indonesia merupakan salah satu aspek pelaksana deklarasi Hak-Hak Azasi Manusia yang telah dicetuskan PBB.
4
Sedangkan Razali Abdullah, SH berpendapat bahwa dari bunyi pasal 24 UUD 1945 dan pasal 10 UU No. 14 tahun 1970 tersebut di atas jelaslah bagi kita
bahwa dasar hukum pembentukan Peradilan Tata Usaha Negara yang bebas dan mandiri ternyata cukup kuat, sama dengan halnya pembentukan ketiga Peradilan
lainnya yang sudah lama ada yaitu : Peradilan Umum, Peradilan Agama, dan Peradilan Militer.
5
“Akhirnya Pemerintah menyampaikan RUU tentang Peraturan yang disempurnakan kepada DPR RI periode 1982-1987, dengan amanat Presiden
Selanjutnya untuk mewujudkan kehendak pembentukan Peradilan Tata Usaha Negara diamanatkan dan dirumuskan dalam ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Nomor : IVMPR1978
tentang GBHN yang memerintahkan pembentukan Peradilan Tata Usaha Negara.
Mengenai kronologis pembentukan Peradilan Tata Usaha Negara, Martiman Prodjomidjo, SH mengemukakan sebagai berikut :
4
B. Lopa dan A. Hamzah, Mengenal Pradilan Tata Usaha Negara, Penerbit, Sinar Grafika, Jakarta, 1992, hal. 2
5
Razali Abdullah, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Edisi I, Cetakan 2, Rajawali Pers, Jakarta, 1992, hal. 11.
Universitas Sumatera Utara
RI No. R.04PUIV1986 tanggal 16 April 1986, dan setelah diadakan pembahasan di DPR RI melalui empat tingkat pembicaraan, dan pada tanggal
20 Desember 1986 DPR RI mengambil keputusan menyetujui RUU Peraturan untuk disyahkan menjadi undang-undang.
Presiden RI pada tanggal 29 Desember 1986, mengesahkan RUU Peradilan Tata Usaha Negara menjadi Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 “Peradilan
Tata Usaha Negara” Lembaran Negara RI No. 77 Tahun 1986 dan Tambahan Lembaran Negara No. 3344.
6
Ciri-ciri sifat Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara menurut hemat Ditentukannya empat macam lingkungan peradilan sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 10 ayat 1 UU No. 14 Tahun 1970 yang disebutkan di atas, dapat diartikan bahwa Negara Indonesia yang menganut prinsip Negara Hukum dalam
sistem peradilannya menggunakan multi jurisdiction systeem sistem peradilan ganda, dimana salah satu diantaranya adalah peradilan Tata Usaha Negara yang
diatur dalam UU No. 5 Tahun 1986. Dengan demikian jelaslah bahwa Peradilan Tata Usaha Negara merupakan
salah satu pelaksana kekuasaan Kehakiman yang ditugasi untuk memeriksa, memutar dan menyelesaikan sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara. Oleh
karenaitu, tujuan Peradilan Tata Usaha Negara sebenarnya tidak semata-mata memberikan perlindungan terhadap hak-hak perseorangan, tetapi sekaligus juga
melindungi hak-hak masyarakat.
B. Ciri dan Sifat Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara