Akibat Hukum Ikutsertanya Pihak Ketiga Dalam Hambatan-hambatan Dalam Proses Masuknya Pihak

Dalam mencari penjelasan pasal 83 UU No. 5 tahun 1986 diberikan contoh khususnya sebagai berikut : A menggugat Walikotamadya agar Izin Mendirikan Bangunan IMB atas nama B dibatalkan. Putusan atas gugatan kepentingan B walaupun ia berada di luar proses. Apabila B tidak diikutsertakan dalam proses tersebut untuk membela dan mempertahankan haknya, hal tersebut akan merugikan kepentingannya. Sekalipun B tidak memasuki proses prakarsanya sendiri atau tidak dimintakan oleh pihak tergugat maka dalam hal demikian hakim yang memeriksa perkara itu atas prakarsa inisiatifnya dapat menetapkan agar B walaupun ia berada di luar proses. Apabila B tidak diikutsertakan dalam proses tersebut untuk membela dan mempertahankan haknya, hal tersebut akan merugikan kepentingannya, sekalipun B tidak memasuki proses atas prakarsa sendiri atau tidak dimintakan oleh pihak tergugat maka dalam hal demikian Hakim yang memeriksa perkara itu atas prakarsa sendiri inisiatifnya dapat menetapkan agar B ditarik sebagai pihak dalam proses tersebut, B yang tidak ingin IMBnya dibatalkan tentu akan bergabung dengan tergugat II intervensi.

B. Akibat Hukum Ikutsertanya Pihak Ketiga Dalam

Sengketa Tata Usaha Negara Yang Sedang Berlangsung Terhadap pihak ketiga yang berkepentingan atau terkena putusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, jika atas permohonan sendiri dapat mengajukan permohonan, permohonan demikian dapat diterima atau ditolak oleh pengadilan Universitas Sumatera Utara dengan satu putusan, yang dicantumkan dalam berita acara sidang, terhadap putusan ini dapat diajukan banding akan tetapi permohonan banding harus diajukan bersama-sama dengan permohonan banding terhadap putusan akhir dalam pokok sengketa. Jika permohonan intervensi diterima maka pihak ketiga yang berkepentingan kemudian turut di dalam proses pemeriksaan perkaraturut di persidangan serta memperoleh konsekuensi berupa kemungkinan-kemungkinan menghadapi akbiat hukum atas keikutsertaannya. Intervensi merupakan bentuk upaya hukum yang tersedia dalam hukum acara Peradilan Tata Usaha Negara. Pihak ketiga sebagai pihak intevenient dalam proses persidangan menggunakan upaya hukum sesuai dengan posisinya apakah untuk kepentingan hukum sendiri atau sebagai pihak yang perannya untuk kepentingn penggugat dengan konsekwensi hukum menggunakan rangkaian tahapan acara persidangan sesuai hukum acara Tata Usaha Negara yang berlaku seperti mengajukan gugatan intervensi, replik, mengajukan alat-alat bukti konklusi serta berupa akibat hukum dari beberapa kemungkinan bentuk putusan akhir seperti gugatan ditolak, gugatan dikabulkan, gugatan gugur atau gugatan tidak diterima serta upaya hukum lanjutan terhadap masing-masing akibat hukum dan bentuk-bentuk putusan dimaksud. Universitas Sumatera Utara

C. Hambatan-hambatan Dalam Proses Masuknya Pihak

Ketiga Dari uraian di atas, dengan jelas dapat diketahui bahwa manfaat pengikutsertaan pihak ketiga itu dalam proses atas suatu sengeketa yang sedang berjalan, antara lain : 1 Untuk mempermudah pemeriksaan dan penyelesaian sengketa TUN yang bersangkutan, karena adakalanya yang dapat memberikan kejelasan-kejelasan mengenai duduk sengketa yang sedang diperiksa itu justru pihak ketiga, baik mengenai semua aspek yang berkaitan dengan objek sengketanya, fakta- faktanya maupun problema hukumnya. 2 Agar Majelis Hakim di dalam menilai dan mempertimbangan serta mengambil putusan atas sengketa yang bersangkutan tidak sampai keliru, sehingga dapat diperoleh putusan yang adil dan objektif serta berdasarkan kebenaran materiil yang didukung oleh fakta dan bukti yang akurat authentik. Kendatipun pengikutseraan pihak ketiga itu memberi manfaat namun adakalanya dalam proses masuknya pihak ketiga dalam proses sengketa TUN yang sedang berjalan, adalah : a. Dalam hal menentukan posisi pihak ketiga, apakah selaku penggugat intervensi ataukah tergugat intervensi. Dalam posisi pihak ketiga sebagai penggugat intervensi boleh dikatakan tidak ada hambatankendala, tetapi dalam hal posisi Universitas Sumatera Utara pihak ketiga itu selaku tergugat intervensi timbul pendapat yang saling kontradiksi pro-kontra seperti dibicarakan dalam sub-sub terdahulu. Bagi penulis, pihak ketiga itu dapat dibenarkan berposisi sebagai tergugat intervensi jika memang kepentingan dan haknya paralel dan mendukung keputusan TUN yang diterbitkan oleh tergugat. Yang jelas objek sengketa itu ternyata menguntungkan bagi pihak ketiga maka dia lebih tepat berkedudukan selaku tergugat intervensi. Jadi, haruslah diperhatikan kecondongan pihak ketiga itu, kepada pihak manakah kepentingannya itu lebih menguntungkan. Dalam hal ini sangat dituntut kearifan Hakim untuk mempertimbangkannya. b. Adakalanya dalam suatu sengketa TUN diperkirakan ada pihak ketiga yang berkepentingan, dan setelah ditetapkan dan diperintahkan Majelis Hakim untuk ditarik dalam proses ternyata kemudian tidak diketahui lagi tempat tinggalnya atau sulit untuk mencari dan memanggilnya apalagi dengan surat tercatat. Untuk mengatasi kendala ini, maka alangkah baiknya sebelum menetapkan pihak ketiga untuk diikutsertakan dalam proses diketahui lebih dahulu tempat tinggalnya. Apalagi tidak ditemukan alamatnya maka seyogianyalah dipanggil terlebih dahulu melalui mass media seperti koran, radio dan televisi. Atau apabila sudah sempat ditetapkan pihak ketiga itu selaku pihak intervenient maka haruslah diupayakan pemberitahuan tentang hal itu melalui mass media. Yang menjadi masalah, siapakah yang menanggulangi biaya pemanggilan atau pemberitahuan tersebut, apalagi seandainya pengikutsertaan pihak atau bukan atas permintaan Universitas Sumatera Utara salah satu pihak. Pantasskah biaya tersebut dimasukkan sebgai biaya perkara yang dibebankan kepada pihak yang kalah? Menurut hemat penulis, hal itu memang merupakan biaya perkara yang harus dipikul oleh salah satu pihak yang kalah nantinya, karena menurut pasal 111 UU No. 5 tahun 1986, yang termasuk biaya perkara adalah : 1. Biaya kepaniteraan dan biaya materai 2. Biaya saksi, ahli dan alih bahasa dengan catatan bahwa pihak yang meminta pemeriksaan lebih dari 5 orang saksi harus membayar biaya untuk saksi yang lebih itu meskipun pihak tersebut dimenangkan. 3. Biaya pemeriksaan di tempat lain dari ruangan sidang dan biaya lain yang diperlukan bagi pemutusan sengketa atas perintah Hakim Ketua Sidang. Dengan demikian biaya pemanggilan atau pemberitahuan dimaksud termasuk pada biaya lainnya butir 3 di atas. c. Kendala lainnya adalah kadangkala pihak ketiga yang telah ditetapkan sebagai pihak intervenient baik atas prakarsa Hakim maupun atas permintaan salah satu pihak yang bersengketa, ternyata pihak ketiga yang ditarik itu tidak bersedia memasuki proses pemeriksaan sengketa yaang bersangkutan., dengan alasan bahwa dia bukanlah Badan atau Pejabat TUN. Dalam hal demikian, pemeriksaan sengketa haruslah dilanjutkan dengan pihak penggugat dan tergugat saja. Pihak ketiga itu haruslah dipanggil dimuka persidangan sebagai saksi untuk dimintai keterangannya. Apabila pada akhirnya Universitas Sumatera Utara pihak ketiga itu dirugikan oleh putusan pengadilan yang berkuatan hukum tetap, maka kerugian tersebut sepenuhnya menjadi resiko baginya. Lain halnya jika sebaliknya yang terjadi, yaitu pihak ketiga telah mengajukan permohonan kepada pengadilan agar ditarik sebagai pihak intervenient dalam perkara yang sedang berjalan, namun PTUN berpendapat lain yaitu menolak permohonan tersebut, maka dalam hal demikian ini pihak ketiga tersebut masih mempunyai upaya hukum sekiranya kepentingannya dirugikan oleh putusan pengadilan nantinya yaitu mengajukan gugatan tersendiri. d. Kemudian, yang menjadi masalah adalah bagaimana apabila pengikutsertaan itu pihak ketiga dimaksud dikaitkan dengan tenggang waktu pengajuan gugatan yang ditentukan dalam pasal 55 UU No. 5 tahun 1986? UU ini memang memberikan hak untuk menggugat kepada pihak ketiga yang berkepentingan. Kesulitannya, Keputusan TUN yang dikeluarkan itu tidak ditujukan langsung kepada pihak ketiga dan namanya juga tidak disebutkan dalam keputusan tersebut. Padahal ia ikut terkena akibat hukum keputusan tersebut, yang mungkin dirasakan merugikan dirinya atau sebaliknya menguntungkan baginya. Apabila akibat hukum keputusan TUN yang ditujukan kepada orang lain itu dirasakan merugikan hak dan kepentingannya dan ia juga berkehendak menggugat keputusan TUN itu agar dibatalkan atau dinyatakan tidak syah, maka ia haruslah mengindahkan tenggang waktu 90 hari tersebut berdasarkan bukti-bukti yang syah. Namun, apabila pihak ketiga itu hanya menggabungkan diri, baik kepada penggugat Universitas Sumatera Utara maupun tergugat, maka pihak ketiga tersebut tidak terikat dengan tenggang waktu, karena disini pihak ketiga bermaksud memasuki suatu proses pemeriksaan perkara yang sedang berjalan dan ia akan bertindak sebagai intervenient.

D. Upaya Hukum Yang Ditempuh Pihak Ketiga yang Tidak Diikutsertakan Dalam Proses