Kreteria Pihak Ketiga Yang berkepentingan

pada waktu berlangsungnya tahap pemeriksaan persiapan masalah relevansi kepentingan pihak ketiga atas objek sengketa belum jelas terlihat atau masih samar-samar, atau sama sekali tidak ditemukan majelis hakim pada seat melakukan pemeriksaan persiapan karena tidak disinggung oleh penggugat.

B. Kreteria Pihak Ketiga Yang berkepentingan

Setelah permasalahan pertama terjawab seperti diuraikan di atas maka kini maka kini penulis akan membicarakan dan mengupas tentang permasalahan kedua, yaitu adakah kriteria bagi hakim untuk menolak atau mengabulkan seseorang atau badan hukum perdata untuk diikut sertakan sebagai pihak intervenient dalam suatu sengketa TUN yang sedang diprosesnya ?. Dalam pihak pemeriksaan persiapan dilakukan, kadang kala sudah akan terlihat bahwa sengketa yang diperiksa itu menyangkut kepentingan pihak ketiga. Untuk itu masukan dari pihak ketiga perlu diperhatikan dan dimintakan, karena adakalanya dengan dimasukannya pihak ketiga tersebut akan dapat memberi penjelasan. Kejelasan yang lebih baik mengenai duduknya persoalan dalam sengketa yang sedang diperiksa itu kepada majelis yang mengadilinya. Kepada pihak ketiga yang telah diikut serta atau diikutsertakan masuk dalam suatu sengketa tertentu, dapat diminta menyerahkan keterangan. Keterangan, surat-surat, memberikan penjelasan-penjelasan yang dapat lebih memperjelas fakta-fakta tertentu yang dianggap perlu. Dengan demikian, Majelis Hakim mempertimbangkan untuh.menolak, Universitas Sumatera Utara atau mengabulkan seseorang atau badan hukum perdata diikut sertakan sebagai pihak intervenient penggugat intervensi atau tergugat intervensi tentu sekali memiliki kriteria tertentu yang hares dipenuhi oleh pihak ketiga tersebut. Adapun kriteria dimaksud yang menjadi patokan bagi majelis hakim dalam menentukan menolak atau mengabulkan bahwa pihak ketiga tersebut haruslah benar-benar membuktikan akan terdapatnya unsur kepentingannya atas objek yang digugat itu baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga bilamana benar-benar pihak ketiga itu. Cara nyata telah mempunyai kepentingan atas sengketa yang sedang diproses, sudah barang tentu ianya dapat diikutsertakan memasuki proses sengketa dimaksud oleh Majelis yang bersangkutan. Dalam hal ini majelis akan mempertimbangkan atau memberi penilaian tentang seberapakah besar bobot kepentingan pihak ketiga itu telah dirugikan akibat keluarnya keputusan TUN yang disengketakan tersebut. Oleh karena itu kriteria dimaksud menitik beratkan pada unsur kepentingan, maka perlu kiranya kita memahami mengenai pengertian kepentingan itu. Unsur kepentingan tersebut merupakan salah satu syarat bagi penggugat dan pihak ketiga dalam proses peradilan TUN sesuai dengan ketentuan pasal 53 data ayat,l Juncto pasal 83 ayat1 UU No.5 1986. Pasal 53 ayat, 1 UU No.5 tahun 1986 berbunyi :seseorang atau badan hukum perdata yang merasa kepentinganya dirugikan oleh suatu keputusan TUN dapat mengajukan gugatan tertulis kepada PTUN yang berwenang yang berisi tuntutan agar keputusan TUN yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau ta npa Universitas Sumatera Utara diserati tuntutan ganti rugi danrehabilitasi. Dalam hal ini kepentingan dihubungkan dengan kedudukan atau badan hukum perdata dan pihak ketiga sebagai subjek hukum. Dalam hukum acara peradilan TUN diintrodusir lembaga pihak ketiga dalam proses, baik atas prakarsa hakim, atas prakarsa sendiri atapun atas permohonan salah satu pihak, dapat masuk mencampuri dalam proses sengketa. Pasal 83 UU No.5 tahun 1986 mengatur masuknya pihak ketiga selama proses sengketa TUN berlangsung, merupakan replika dart reglement Rechto Vordering RV yang berlaku dimuka Raad Van Justitie pada zaman Hindia Belanda masuknya pihak ketiga dalam acara RV itu disyaratkan kepentingan, artinya kepentingannya terganggu jikalau ia tidak mencampuri proses, atau dengan mencampuri proses itu ia dapat mempertahankan hak-haknya. Apakah pengertian kepentingan dalam acara peradilan TUN sama dengan kepentingan dalam acara RV? tentu pengertianya tidaklah sama, karena dalam hubungan perdata tidak sama dengan hubungan administrasi negara UU No.5 tahun 1966 tidak ada memberikan penjelaskan mengenai pengertian kepentingan. Oleh karna itu haruslah dicari dalam ilmu pengetahuan dan jurisprudensi. Dalam skripsi ini, penulis akan mengkonstatir pengertian kepentingan yang dikemukakan Indroharto, SH. Menurut Indroharto, SH, unsur kepentingan Universitas Sumatera Utara tersebut dimaksudkan mengandung arti, yakni : 19 a. Menunjukan kepada nilai yang harus dilindungi oleh hukum. Kepentingan dalam arti nilai, yang lindungi oleh hukum adalah suatu nilai, baik yang bersifat menguntungkan atau merugikan yang ditimbulkan atau menurut nalar diharapkan akan timbul oleh keluarnya keputusan TUN atau suatu keputusan TUN fiktif negatif. Kepentingan semacam itu dapat bersifat material atau immaterial, individual maupun umum kolektif. b. Kepentingan berproses, artinya apa yang hendak dicari dengan melakukan proses gugatan. Jadi, kepentingan berproses ini harus mempunyai tujuan apakah ada manfaatnya bagi kepentingan umum. Suatu kepentingan atau nilai yang harus dilindungi oleh hukum tersebut menunjukan adanya hubungan antara orang yang bersangkutan disatu pihak dengan keputusan TUN yang disengketakan di lain pihak. Keharusan adanya suatu kepentingan bagi orang atau badan hukum perdata telah ditentukan dalam Pasal 53 Jo pasal 83 UU No.51986. Dari ketentuan kedua, pasal tersebut jelaslah apabila orang atau badan hukum perdata hendak menggunakan haknya sebagai penggugat atau pihak intervenient haruslah dapat menunjukan bahwa dalam suatu kepentingannya yang dirugikannya akibat terbitnya suatu keputusanya TUN yang dipersengketakan 19 Ibid. hal. 37-42 Universitas Sumatera Utara tersebut. Kerugian yang dapat menimpa kepentingan seseorang atau badan hukum perdata itu dapat bersifat material, immaterial, individual maupun kolektif. Namun kerugian yang sangat kecil menurut udagium deminimis non carat preator tidaklah sepatutnya diberi kemungkinan untuk menggugat atau pihak intervensi. Selanjutnya hak penggugat danatau hak pihak intervenient itu dapat digantikan oleh orang lain sesuai dengan dasar titel pengertian hak yang terjadi. Dalam pengertian hukum ini masalah kepentingan yang dirugikan itu diukur menurut kepentingan pribadi dari pihak yang menggantikan hak-hak dan kewajiban- kewajibn yang bersangkutan. Maka secara konkret, kepentingan yang dirugikan adalah : 1. Kepentingan yang harus dilindungi oleh hukum, yang eksistensinya ditentukan oleh : a. Faktor-faktor yang berkaitan dengan penggugat atau pihak ketiga itu sendiri yang harus merupakan : - Kepentingan penggugat sendiri untuk mengajukan gugatan dan bukan berproses guna kepentingan orang lain. - Kepentingan itu harus bersifat pribadi, artinya penggugat itu memiliki Universitas Sumatera Utara suatu kepentingan untuk menggugat yang jelas dapat dibedakan dengan kepentingan orang lain atau kepentingan pihak ketiga. - Kepentingan itu harus bersifat langsung, artinya yang terkena secara langsung itu adalah kepentingan penggugat sendiri dan kepentingan tersebut bukan yang diperolehnya dari orangpihak lain. - Kepentinganitu secara objektif dapat ditentukan, baik mengenai kepentingan luas maupun intensitasnya. Memang kepentingan yang bersifat materil lebih mudah ditentukan dari pada yang bersifat immaterial. b. Faktor-faktor yang ada kaitannya dengan keputusan TUN yang digugat itu sendiri artinya hanya keputusan yang menimbulkan akibat-akibat hukum yang relevan untuk digugat. 2. Menggambarkan adanya suatu kepentingan yang hendak dicapai mengapa dilakukan proses gugatan yang bersangkutan. Tujuan yang hendak dicapai dengan berproses adalah terlepas dari kepentingan yang harus dilindungi oleh hukum. Barang siapa menggunakan haknya untuk berproses itu dianggap ada maksudnya. Adagium mengatakan “point d’interest-point d’action” bila ada kepentingan, maka di situ baru boleh berproses. Ini merupakan ketentuan hukum secara yang tidak tertulis jadi untuk setiap proses juridis itu harus ada kepentingannya untuk berproses. Berproses tanpa tujuan apa-apa harus dihindarkantidak dibolehkan. Universitas Sumatera Utara

C. Syarat-syarat Masuknya Pihak Ketiga Dalam Proses Sengketa Tata Usaha Negara