Perlu dikonfirmasikan, bahwa apabila Ketua PTUN berhalangan maka kewenangan proses dismissal ini dilakukan oleh Wakil Ketua. Selain itu perlu pula
diketahui, adanya tahap proses dismissal ini justru sangat memberi manfaat dan keuntungan bagi penggugat, sebab kalau semua gugatan yang masuk diteruskan ke
proses persidangan tanpa melalui dismissal process dikuatirkan akan banyak waktu, tenaga, pikiran dan biaya yang terbuang percuma untuk pemeriksaan perkara yang
tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam UU No. 5 Tahun 1986 yang pada akhirnya gugatan tersebut dinyatakan tidak dapat diterima atau tidak berdasar,
Setelah Ketua melakukan dismissal proses dan gugatan dinyatakan lolos dismisal maka berkas perkara diserahkan kepada Majelis Hakim yang telah ditunjuk
oleh Ketua PTUN untuk selanjutnya melakukan tahapan pemeriksaan persiapan, persidangan dan pengucapan putusan.
b. Tahap proses pemeriksaan persiapan pasal 63 UU No. 51986
Sejak masuknya gugatan sampai dimulainya pemeriksaan di muka persidangan, belaku suatu masa waktu fase mematangkan perkara yang bersangkutan fase
sud iu dice, yaitu suatu masa periode penelitian dan pemeriksaan dimana suatu gugatan yang masuk dimatangkan lebih dahulu untuk dapat diperiksa atau
disidangkan di muda sidang yang terbuka untuk umum. Langkah-langkah yang dilakukan dalam fase sun tudice tersebut antara lain :
- Penelitian yang bersifat administratif oleh Kepaniteraan yang merupakan
penelitian pendahuluan, sebelum berkas diserahkan kepada Ketua. -
Proses dismissal yang dilakukan oleh Ketua PengadilanWakil Ketua apabila
Universitas Sumatera Utara
Ketua berhalangan -
Proses pemeriksaan persiapan yang dilakukan oleh Majelis Hakim Setelah penelitian pendahuluan yang berupa penelitian administratif yang
dilaksanakan Kepaniteraan Bidang Perkara yang diteruskan denan proses dismissal oleh Ketua telah selesai dilakukan, maka untuuk selanjutnya
pemeriksaan dengan acara maka untuk selanjutnya pemeriksaan dengan acara biasa atas suatu gugatan dinyatakan telah lolos dissmisal tersebut akan
dilangsungkan tahapan pemeriksaan persiapan menurut pasal 63 UU No. 5 Tahun 1986. Dengan kata lain, selain tahap proses dismissal sebagaimana telah
diuraikan di atas. Dalam hukum acara Peradilan TUN dikenal tehapan proses pemeriksaan persiapan yaitu suatu tahap pemeriksaan sebelum pokok gugatan
dimulai pemeriksaannya guna untuk mematangkan perkara agar laik disidangkan dalam tahap proses persidangan.
Pemeriksaan persidangan diadakan mengingat penggugat di PTUN adalah warga masyarakat yang mempunyai kedudukan yang lemah dibandingkan dengan
tergugat sebagai pejabat TUN. Dalam posisi yang lemah tersebut, sulit bagi penggugat untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan dari Badan
atau Pejabat TUN yang digugat. Dalam pemeriksaan persiapan ini, Hakim diharapkan akan berperan aktif dalam memeriksa sengketa, antara lain dengan
meminta penggugat untuk melengkapi alat-alat bukti pajabat TUN yang bersangkutan untuk memberikan informasi dan data yang diperlukan oleh PTUN.
Indroharto, SH berpendapat bahwa wewenang Hakim tersebut dimaksudkan
Universitas Sumatera Utara
untuk mengimbangi dan mengatasi kesulitan seseorang sebagai Penggugat dalam mendapatkan informasi atau data yang diperlukan dari Badan atau Pejabat TUN
mengingat bahwa Penggugat dan Badan atau Pejabat TUN itu kedudukanstatus sosialnya tidak sama.
Pemberian kesempatan kepada Penggugat untuk melengkapimemperbaiki gugatannya itu harus dilakukan dalam jangka waktu 30 hari, terhitng sejak Hakim
memberikan nasehat kepada penggugat. Nasehat Hakim tersebut harus dituangkan dalam bentuk penetapan yang dimuat dalam Berita Acara
Pemeriksaan Persiapan sehingga ada pegangan bagi Hakim dan Penggugat. Kesempatan dimaksud sebaiknya diberikan cukup sampai dua kali.
Apabila kesempatan itu disia-siakan yaitu penggugat belum menyempurnakan, melengkapi atau memperbaiki gugatannya, maka Hakim
menyatakan dengan putusan bahwa gugatan tidak dapat diterima. Terhadap putusan hakim tersebut tidak dapat digunakan upaya hukum artinya tidak ada
banding atau kasasi tetapi penggugat masih diperbolehkan untuk mengajukan gugatan baru, sesuai dengan syarat-syarat pasal 56 dan harus membayar uang
muka biaya perkara agar diperoleh Nomor Perkaranya yang baru. Pemeriksaan persiapan itu harus dilakukan tidak di muka sidang yang
terbuka untuk umum, melainkan harus tertutup artinya pihak umum tidak diperkenankan menghadiri permeriksaan persiapan tersebut.
Majelis Hakim yang menangani suatu perkara berwenang sepenuhnya untuk
Universitas Sumatera Utara
menyatakan gugatan tidak dapat diterima seluruhnya atau sebagian, meskipun perkara itu telah lolos dari dismissal proses. Segala sesuatu yang dilakukan dalam
tahap pemeriksaan persiapan diserahkan kepada kearifan dan kebijaksanaan Ketua Majelis.
Untuk lebih jelasnya, penulis mengetengahkan pendapat Bapak Indroharto, SH mengenai tujuan pemeriksaan persiapan yaitu :
“Tujuan diadakanya pemeriksaan persiapan ini adalah untuk dapat meletakkan sengketanya dalam peta, baik mengenai objeknya serta fakta-faktanya maupun
mengenai problema hukumnya yang harus dijawab nanti”.
12
Setelah pemeriksaan persiapan dianggap selesai dan Majelis sudah mempunyai gambaran sementara mengenai aspek yang berkaitan dengan objek
sengketanya, fakta-faktanya merupakan problema-problema hukum yang harus diputuskannya, maka Ketua Majelis menetapkan hari sidang dengan suatu
penetapan hari sidang memerintahkan Panitera Pengganti agar memanggil kedua Kegunaan adanya proses pemeriksaan persiapan adalah agar pemeriksaan
mengenai pokok perkara di muka sidang dalam proses selanjutnya dapat berjalan lancar, sebab pada akhir pemeriksaan persiapan itu tentu Hakim telah
memperoleh gambaran yang jelas mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan objek perselisihan, fakta-fakta problema hukum dalam sengketa yang
bersangkutan. Sehingga pada saat dimulainya pemeriksaan yang akan dilaskanakan.
12
Ibid, hal. 90
Universitas Sumatera Utara
belah pihak atau para pihak yang berperkara dengan surat tercatat agar hadir pada hari yang telah ditetapkan di muka persidangan.
c. Tahap proses persidangan