DO Dissolved Oxygen. Kejenuhan Oksigen BOD Biochemical Oxygen Demand

cahaya yang masuk ke dalam air, karena tumbuh-tumbuhan tersebut juga mempunyai kemampuan untuk mengabsorbsi cahaya matahari Barus, 2004, hlm: 43.

2.4.4 pH Derajat Keasaman

Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Nilai pH yang sangat rendah akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Disamping itu pH yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam yang bersifat toksik semakin tinggi yang tentunya akan mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik. Sementara pH yang tinggi akan menyebabkan keseimbangan antara ammonium dan ammoniak dalam air akan tergangu, dimana kenaikan pH di atas netral akan meningkatkan konsentrasi amoniak yang juga bersifat sangat toksik bagi organisme Barus, 2004, hlm: 60. Derajat keasaman perairan tawar berkisar dari 5-10 Dirjen DIKTI Depdikbud, 1994, hlm: 12. Setiap organisme mempunyai pH yang optimum bagi kehidupannya. Perkembangan alga Cyanophyceae akan sangat jarang dalam perairan apabila pH di bawah 5 Shubert, 1984, hlm: 401- 403.

2.4.5 DO Dissolved Oxygen.

Disolved oxygen DO merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam suatu perairan. Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting di dalam ekosistem perairan, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebahagian besar organisme air. Kelarutan oksigen sangat dipengaruhi terutama oleh faktor suhu. Kelarutan maksimum oksigen di dalam air terdapat pada suhu yaitu sebesar 14,16 mgl O 2 . Konsentrasi ini akan menurun sejalan dengan meningkatnya suhu air. Dengan peningkatan suhu akan menyebabkan konsentrasi oksigen akan menurun dan sebaliknya suhu yang semakin rendah akan meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut semakin tinggi Barus, 2004, hlm: 56. Universitas Sumatera Utara Sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah penyerapan oksigen dari udara melalui kontak antara permukaan air dengan udara, dan dari proses fotosintesis. Pengaruh oksigen terlarut terhadap fisiologi organisme air terutama adalah dalam proses respirasi. Nilai oksigen terlarut di suatu perairan mengalami fluktuasi harian maupun musiman. Fluktuasi ini selain dipengaruhi oleh perubahan temperatur juga dipengaruhi oleh aktifitas fotosintesis dari tumbuhan yang menghasilkan oksigen Schwrobel, 1987, dalam Barus, 2004, hlm: 57. Sanusi 2004, hlm: 12, mengatakan bahwa niali DO yang berkisar antara 5,45-7,00 mgl cukup baik bagi proses kehidupan biota perairan. Barus 2004, hlm: 25, menegaskan bahwa nilai oksigen terlarut di perairan sebaiknya berkisar antara 6-8 mgl.

2.4.6 Kejenuhan Oksigen

Disamping pengukuran konsentrasi, biasanya dilakukan pengukuran terhadap tingkat kejenuhan oksigen dalam air. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mangetahui apakah nilai tersebut merupakan nilai maksimum atau tidak. Untuk dapat mengukur tingkat kejenuhan oksigen suatu contoh air, maka disamping mengukur konsentrasi oksigen dalam mgl, diperlukan pengukuran temperatur dari ekosistem air tersebut Barus, 2004, hlm: 59.

2.4.7 BOD Biochemical Oxygen Demand

Nilai BOD Biochemical Oxygen Demand menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme aerobik dalam proses penguraian senyawa organik, yang diukur pada suhu 20 C Forsner, 1990, dalam Barus, 2004. Dari hasil penelitian misalnya diketahui bahwa untuk menguraikan senyawa organik yang terdapat di dalam limbah rumah tangga secara sempurna, mikroorganisme membutuhkan waktu sekitar 20 hari lamanya. Mengingat bahwa waktu selama 20 hari dianggap terlalu lama dalam proses pengukuran ini, sementara dari hasil penelitian diketahui bahwa setelah pengukuran dilakukan selama 5 hari jumlah senyawa organik yang diuraikan Universitas Sumatera Utara sudah mencapai kurang lebih 70 maka pengukuran yang umum dilakukan adalah pengukuran selama 5 hari BOD 5 Barus, 2001, hlm: 65. Brower et al 1990, mengatakan bahwa nilai konsentrasi BOD menunjukan suatu kualitas perairan yang masih tergolong baik dimana apabila konsumsi oksigen selama 5 hari berkisar sampai 5 mgl oksigen maka perairan tersebut tergolong baik dan apabila konsumsi oksigen berkisar antara 10 mgl -20 mgl oksigen akan menunjukkan tingakat pencemaran oleh materi organik yang tinggi dan untuk air limbah BOD umumnya lebih dari 100 mgl. Pengukuran BOD didasarkan pada kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organik, artinya hanya terdapat substansi yang mudah diuraikan secara biologis seperti senyawa yang umumnya yang terdapat dalam limbah rumah tangga.

2.4.8 Kandungan Unsur Fosfat dan Nitrat